Kamis, 31 Maret 2011
Manajemen Fisik Kota Jakarta (25)
Kamis, 31 Maret 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Implementasi penerapan konsep Kota Batavia Lama
Pengembangan segi komersial sangat
disarankan sebagai fasilitas penunjang kepariwisataan daerah Kota
Batavia Lama. Jika konsep tersebut dikembangkan dengan lebih teliti,
bukan tidak mungkin Jakarta akan semakin digandrungi oleh wisatawan
asing, sebagai salah satu kota didunia yg mampu menggali memori lama
tentang peninggalan masa lalu, yg bagi bangsa tertentu dapat dijadikan
kenangan indah atau bahkan kenangan buruk.
Sebagai contoh, pada waktu saya
berlibur di Eropa, saya sempat mmpir di rumah salah satu kenalan di kota
Utrecht, Negeri Belanda, yaitu keluarga Mario dan Marty Hulshoof. Pada
waktu itu, saya diperkenelkan kepada orang tua mereka, yaitu keluarga
Hulfhoof di Maasland. Beliau bercerita bahwa orang tuanya ( berarti
kakek - nenek Marty ) pernah tinggal di Jakarta, di daerah Master (
sekarang Jatinegara ) pada masa colonial Belanda.
Memang, kebetulan saya bertemu
dengan Mario dan Marty di Kintamani Bali pada waktu kami berlibur
disana, mereka membawa foto kakek - neneknya di Mester. Kebetulan papa
saya mengenali bangunan tersebut dan berjanji jika mereka ke Jakarta,
kami akan mengantarkan mereka ke tempat tersebut.
Tetapi sebelum mereka
ke Jakarta, ternyata saya berkesempatan ke Belanda dan mereka banyak
memperlihatkan foto2 kenangan mereka di daerha Jatinegara Barat Jaman
dahulu. Kami saling berbagi cerita dan akhirnya mereka mengemukakan
keinginan secara tidak langsung, bahwa akan menjadi sangat menarik bila
kita ( pemda Jakarta, maksudnya ) dapat menggali sumber2 masa
lalu di Jakarta dan dijandikan semacam catalog yg mana akan sangat
berguna dan membangkitkan kenangan lama bagi sesepuh jika catalog
tersebut dapat disebarluaskan.
Buat saya, “Ini adalah ide
menarik” dan apabila catalog ini juga dapat diadaptasikan kepada suasana
Jakarta sekarang, dan pemeliharaan terhadap bangunan2 / daerah lama
tersebut.
Keluarga Hulshoof ini juga
mengatakan bahwa teman2 mereka yang kebetulan pernah tinggal di Jakarta
pada waktu lalu dan kebetulan tidak mampu pergi ke Jakaarta lagi, sangat
terkesan dengan pengalaman tersebut dan mereka benar2 ingin melihat
serta menggali memori lama di Jakarta.
Dari contoh diatas jelas terlihat bahwa
animo masyarakat dunia terhadap bangunan lama suatu kota ( dalam hal ini
kota Jakarta ) sangat besar. Mengapa kita tidak memanfaatkan
peluang tersebut menjadi konsep yg nantinya pasti sangat berguna bagi
Jakarta, juga bagia perkembangan mental generasi mendatang?
Dalam sub-bab berikut ini, banyk
diajukan beberapa konsep yg mungkin akan berguna bagi pemikiran kita
semua , yg diharapkan juga akan dapat mengundang minat investor untuk
menanamkan modalnya bersama demi kota Jakarta.
1. Konsep sirkulasi dan sistim transpotasi
Sirkulai pada daerah pengembangan ini
diusulkan tertutup bagi kendaraan bermotor, sehingga khusus digunakan
sebagai jalur pedwestrian dan kendaraan khusus wisata yg disediakan :
yaitu Jl. Pintu Besar Utara - Jl. Cengkeh - Jl. Tongkol - Jl. Pos Kota - Jl. Lada.
Sehingga arus sirkulasi bagi kendaraan akan melalui :
jl. Gajah Mada ke utara melalui
Taman Stasiun Kota juga ke arah barat melalui jl. Asemka atau Jl. Bank
menuju jl. Kali Besar Timur atau belok kea rah Jl. Kunir terus ke arah
timur.
Sedangkan kendaraan khusus wisata
disarankan yg tanpa polusi karena berdampingan dengan pejalan kaki,
berupa ‘becak’ atau kereta kuda atau trem atau bis berbahan bakar bukan
bensin, yg juga berfungsi sebagai penghidup suasana masa lalu. Untuk
daerah parkir juga sebaiknya dibuat bangunan parkir di beberapa tempat
untuk menampung wisatawan.
Dengan konsep ‘becak tradisional’ seperti ini, bisa membuat daya tarik wisatawan asing. Becak hanya dipakai di area Kota Batavia Lama. Dan becak juga harus dibuat dengan ‘workmanship’ yg tinggi untuk dekoratif Jakarta kota lama. Dengan ukiran yg bermutu tinggi.
Bangunan parkir bisa dijadikan tempat ‘promosi wisata’. Dengan kaca2 dan lampu2 berwana warni, bisa didesain bunga2 atau seni dokoratif Indonesia, misalnya batik. Seran promosi ini sangat efektif, selain memang untuk gedung parkir.
Dan untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki, bisa dibuat banyak jembatan penyeberangan ( sky walk ), bukan untuk menyeberang, tetapi untuk kita bisa melihat2 kebawah untuk melihat dan sebagai tempat sedikit beristirahat, dengan terdapat cafe2 kecil diatasnya.
Sky wakl ini, selain untuk menyeberang, juga untuk duduk2 diatas dengan cafe2 kecil. Dibangun di suasana yg bisa menjadikan wisatawan terpesona tentang Kota Batavia Lama. Misalnya, area Museum Wayang atau are Kali Beasr.
2. Konsep ruang terbuka
Sangat dianjurkan untuk membangun ruang terbuka yg ditempatkan di beberapa lokasi yg saling berhubungan sehingga memudahkan pencapaian satu sama lain dan banyak berfungsi sebagai fsilitas hiburan :
- Di muara terbuka sebagai tempat pelelangan ikan
- Theater terbuka untuk mementaskan kesenian tradisional dan modern
- Taman di sisi jalan Harbour Road sebagai buffer lingkungan
- Taman Stasiun Kota sebagai ruang penerima
- Taman Fatahillah sebagai tempat berinteraksi social buda yang dapat digunakan untuk pasar malam, bazaar, dll
- Fasilitas penunjung seperti cafe2 terbuka, workshop, kedai cindera mata. Dll
- Membangun restaurant apung di daerah demaga wisata
- Dan sebagainya.
Tags:
Jakarta ,
manajemen
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Manajemen Fisik Kota Jakarta (25)”
Posting Komentar