Selasa, 15 Maret 2011
Manajemen Fisik Kota Jakarta (24)
Selasa, 15 Maret 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Langkah pengembangan Kota Batavia Lama
Pada bab2 sebelumnya, tentang 10 daerah menarik di Kota Batavia Lama, arahnya sudah jelas bahwa daerah2 tersebut sebagai koridor wisata dan budaya khas Jakarta.
Dari sejarah kota Jakarta sejak masa kolonial dulu, jelas memfaatkan
kali / drainage sebagai jalur trasportasi. Untuk sekarang ini bukan
tidak mungkin hal tersebut kita kembangkan. Kita bisa membuat 2 jenis
jalur transpotasi, yaitu darat dan air. Selain itu juga pemanfaatan Kali
Krukut sebagai transpotasi wisata air juga diharapkan menjadi ciri khas
Kota Batavia Lama.
1. Koridor darat
Pelabuhan Sunda Kelapa —– Kampung Luar
Batang —– Pasar Ikan —– Jl. Tongkol —– Jl. Cengkeh —– Taman Fatahillah
—– Taman Stasiun Kota
2. Koridor air
Pelabuhan Sunda Kelapa —– Kampung Luar Batang —— Pasar Ikan —— Kali Krukut —– Jl. Bank —– Taman Stasiun Kota
Foto Kali Krukut tahun 1600-an di
derah Toko Tiga , dengan bangunan2 etnik China, saya kira bisa
di’munculkan’ untuk daya tarik wisatawan asing.
Kali Krukut daerah Grogol, sudah lebih baik. Bangunan2 liar, dirapihkan dan bisa menjadi wisata air di Jakarta.
Dengan pembagian jalur transportasi yg
berbeda, Departemen Pariwisata dapat mengupayakan alat transportasi
berupa perahu / sampan dan kendaraan khusus untuk wisata darat berupa
bis dengan kaca atau atap terbuka. Dengan 4 buah simpul budaya
yg terbentuk, menjadikan daerah Kota Batavia Lama sebagai daerah wisata
yg sarat informasi pendidikan serta pengembangan sejarah dan budaya
lokal.
Konsep bis2 wisata dengan jendela besar atau dengan bis terbuka seperti di foto ini.
Pasar Ikan ———– Jembatan Kota Intan
! !
! !
Taman Fatahillah —– Taman Stasiun Kota
Daerah2 diatas disebut Simpul Budaya dan menjadi kesatuan, juga konsep pencapaiannya.
1. Pasar Ikan :
Yg menjadi pintu masuk dari gerbang udara, Bandara Sukarno Hatta dan gerbang samudara, Pelabuhan Tanjung Priok.
2. Taman Fatahillah :
Berfungsi sebagai tempat istirahat bagi wisatawan yg sudah lelah berjalan sepanjang jalur budaya.
3. Taman Stasiun Kota :
Pencapaian dari Jl. Gajah Mada, mengingat arus terbesar pengunjung saat ini adalah dari arah pusat kota.
Karena proyek ini diperkirakan akan memakan biaya besar ( pemeliharaan dan renovasi bangunan2 tua ), diusulkan untuk membangun dan mengembangkan fasilitas komersial yg menunjang kepariwisataan daerah tersebut.
Daerah wisata bahari :
- Pembangunan sarana akomodasi berupa hotel atau penginapan jenis lainnya.
Bangunan di daerah kali Besar, bisa
difungsikan sebagai hotel atau losmen yg menawarkan suasana kota Batavia
Lama. Sangat artistic, bukan ?
- Memfungsikan kembali bangunan2 tua menjadi daerah perdagangan / toko atau workshop / gallery.
Bagaimana bila bangunan seperti ini
dimanfaatkan untuk gallery atau toko souvenir ? Cantik dan apik. Mngkin
didepannya bisa dibuat sedikit snack dengan payung2annya …..
- Meningkatkan kualitas Pasar Ikan sehingga hasil2 laut dapat dibuat cendera mata.
- Penambahan fungsi perkankoran dan pertokoan sebagai magnet lingkungan.
Bisa memfungsikan bangunan ini untuk
’shoping arcade’ dengan menjual barang2 produk Indonesia.
Membuat area
cafe2 diatasnya dan bisa melihat dari atas ….. serasi dan apik …..
- Perbaikan lingkungan hunian dan penyesuaian bangunan hunian baru.
Saperti di Venesia ini, adalah
rumah2 di jalur wisata. Dengan rumah2 tersebut, justru wisatawan2
tertarik untuk melihat suasana kota ini. Jadi, hnian tidak hanya sekedar
hunian saja, tetapi juga bisa difungsikan untuk asset wisata …..
Daerah wisata peralihan :
- Memfungsikan kembali gudang2 tua sebagai theater, gallery atau gedung kesenian / pusat budaya.
Misalnya, memfungsikan gudang2 tua untuk theater atau gallery, dari pada tidak terpakai ?
- Penambahan pertokoan yg khusus menjal barang2 kerajinan nelayan.
- Memaksimalkan fungsi sungai sebagai wisata air.
- Membuat semacam taman bermain atau sekedar santai, sehingga lebih bisa menghidupkan suasana.
Dengan hanya membuat ‘water feature’
dgn konsep yg baik, jika anak2 bosan berjalan di ‘koridor’ ini, mereka
bisa bermain air, sementara orang tua bisa beristirahat. Daerah yg bisa
di pkai, misalnya : Taman Fatahillah.
- Pembenahan hunian bagi para pekerja / pengelola proyek serta penduduk setempat.
Daerah wisata budaya :
- Pemugaran bangunan2 tua / lama.
Bangunan2 tua seperti ini sangat
banyak di Jakarta. Mengapa tidak ada yg memulainya untuk ‘merenovasi’
dan memfungsikan kembali ? Dari kacamata arsitek, terlihat daerah ini
bisa sekali memancing wisatawan ….. Munkin bisa membuat cafe2 di pinggir
jalan dengan payung2nya yg menawan …..
- Perubahan fungsi bangunan menjadi hotel, theater, gallery atau toko penjual barang2 souvenir.
Sebenarnya, bangunan ini sangat
cantik, jika bisa di pugar / direnovasi untuk dibuat toko souvenir atau
untuk gallery kecil dan sebagainya.
- Membangun ‘money changer’, wartel, pelelang barang2 antik, dan sebagainya.
Sumber gambar : sebagian dari www.google.com
Tags:
Jakarta ,
manajemen
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Manajemen Fisik Kota Jakarta (24)”
Posting Komentar