Sabtu, 15 Januari 2011
Aku Memilih Jadi ‘Kuli Proyek’
Sabtu, 15 Januari 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Dari dulu, waktu aku masih kecil ( mulai SD dibawah kelas 3 ), papaku
yang seorang insinyur sipil, selalu mengajakakku ke proyek2nya. Dari
hanya melihat dari dalam mobil, melihat gambar2 desainnya sampai aku
ikut ‘manjat2’ proyek …..
Gambar2 proyek ‘blueprint’, pertama kali aku ga suka, karena bau
amoniak! Tapi setelah aku benar2 melihat gambar desainnya, aku benar2
terpikat! Aku pikir, ”Wahhhhh, pintar sekali yg menggambar! Koq bisa ya
gambar rumah dan gedung2 tinggi? Aku mau ahhhh, menjadi insunyur …..”.
Dan sejak itulah aku bercita2 menjadi seorang insinyur …..
Dulu, aku tdk mengerti, apa insunyur itu. Setelah papaku menjelaskan,
apa itu insinyur sipil, arsitek, interior, teknik lingkungan, mekanikal
and elektrikal, dll, aku mulai mengerti. Masing2 dibidang dijelaskan
satu persatu dan lamaaaa sekali …… ( ingat, aku kan masih kecil ? ), aku
benar2 tertaring menjadi seorang arsitek …..
Jadilah aku seorang arsitek, dan cita2ku dan papaku terwujud sudah ….. 19 tahun aku sudah bergelut dengan desain2, dari interior, taman, rumah, ruko dan high rise building, dan aku sangat menikmati bidang pekerjaanku …
Dari dulu, begitu aku mulai kerja, aku di tempatkan di project management team di pengembang terbesar tahun 1994, sebagai assistant project architect, dan aku merasakah nikmatnya hidup, seperti dulu waktu papaku selalu membawa aku ke proyek2nya. Aku manjat2 ke atas, naik schaffolding, alimak, coba2 naik gondola, bahkan mencoba nailk tower crane ! Heran, dulu aku sama sekali tdk takut mati …. :)
Setelah aku berkeluarga dan jabatanku
semakin baik, aku tetap memilih menjadi project architect, dengan kata
lain aku lebih memilih jadi ‘kuli proyek’ , walau salaryku mengikuti
pengalamanku dan senioritasku ….. mengapa ? Mengapa aku memilih jadi
kuli proyek ? Mengapa aku tidak memiilih menjadi arsitek yang duduk di
kantor ?
1. Aku memang dari dulu mengikuti papaku kemana2 dalam rangka
pekerjaan, ke proyek2. Aku benar2 mengeri, bagaimana runtutan dari
desain sampai selesai dibangun.
2. Aku benar2 kagum, ‘gimana bisa aku bersama tim ku, mewujudkan
sebuah bangunan / sekumpulan bangunan dari hanya di pikiran, diangan2,
digambar dampai selesai’. Dan gimana, aku dan tim ku bisa bekerjasama
dengan banyak orang ( team work ) untuk mewujydkan itu ?
3. Aku benar2 mengerti, bagaimana susahnya mencari uang ….. cuba aku
benar2 kuli / pekerja kasar bangunan, begitu berpeluh ( mengakati zak
semen, mencamput beton, dll ) dan mati2an untuk mendapatkn upah per-hari
….. pekerjaan itu benar2 berat ….. aku jadi bisa berteman dengan mereka
….. ( jangan lupa, aku perempuan, tapi banyk teman yg bisa ‘melindungi’
aku dari orang2 yg memang iseng / bahkan jahat ).
4. Aku dan tim ku ( manajemen proyek dan pekerja kasar proyek ) adalah ujung tombak proyek2. Tanpa kami, tidak ada proyek …..
5. Yang terpenting, aku bisa ber-networking dengan konsultan,
kuntraktor serta supplier. Diluar proyek, kita bisa berteman baik,
sangat baik, dan bisa saling mendukung.
6. Aku bertemu dengan client2 baru,
dan aku mendapat proyek2 baru diluar pekerjaanku. Tidak melulu masalah
‘mencari uang’ tapi lebih ‘mengekspresikan diri’ sebagai seorang yang
mencintai pekerjaannya. Misalnya, membuat penelitian ttg feasibility
ruko di Kalimantan atau bekerja sama dengan tim yg mau menjadikan unit
apartemen tempat untuk ‘showroom’ mereka …..
Salam dariku …..
Tags: Catatan Harian , urban
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “Aku Memilih Jadi ‘Kuli Proyek’”
20 Juli 2016 pukul 00.30
Setuju
Posting Komentar