Kamis, 18 September 2014
‘Sightseeing’ Kota Brussels, Belgia di Musim Panas Itu
Kamis, 18 September 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
15 menit berlalu di ‘Atomium’. Cepat sekali! Kami hanya bisa berfoto2 ria disana, dan tour-guide kami sudah menggebah2 kami untuk segera naik ke bus untuk melanjutkan ke Brussels, yang hanya tinggal sekitar beberapa kilometer lagi. Tetapi, seperti biasa kami diajak berkeliling dulu sebelum masuk ke kota Brussls, ‘city sightseeing’ dulu. Karena banyak sekali obyek untuk dilihat kami sebagai wisatawan, salah satunya ke lingkungan elit diplomatik negara2 sahabat, termasuk tempat tinggal perwakilan Indonesia di Belgia.
Keliling2 kota Brussels sekitar 1 jam, sangat menarik hatiku. Apalagi Brussels juga terkenal sebagai kota tua Eropa. Bangunan2 Renaissance dengan tiang2 Doric atau Ionic, menambah mataku terus tertancap pada bangunan2 itu. Lingkungannya yang asri, serta tidak padatnya penduduk disana, bertambah aku lebih mampu untuk mengabadikan lewat foto2ku tanpa banyak kerumunan orang.
Brussels adalah ibukota Belgia, atau Belgium. Sebuah negara kecil, berada antara Belanda dan Perancis, sekitar 3 jam perjalanan dari Amsterdam. Itu yang membuat Amsterdam bisa mengoperasikan wisatanya, sampai ke luar negeri Belanda.
Untukku dan banyak orang berpikir, untuk apa ke Brussels? Karena tidak ada tempat wisata yang terkenal di dunia, kecuali “Mekenekin Pis” ( lihat tulisankuManekkin Pis : Brand dan Image Kota Brussels ). Jika baru pertama kali ke Eropa, kita akan lebih mencari kota2 dunia dengan wisata dunia, seperti Amsterdam, Paris, Venezia atau Roma. Brussels? Bahkan ketika aku memberikan oleh2 dari Brussels kepada salah satu temanku, dia tanya,
“Ngapain ke Brussels?” Wah …..
Brussels sangat indah, cukup ’sepi’ ( kecuali di downtown nya ) serta terlihat terawat dengan sangat baik, seperti di kota2 Eropa yang lainnya. Melihat kanan dan kiri dari jendela bus kami, membuat aku semakin excited! Royal Palace tempat tinggal keluarga kerajaan Belgia, gedung2 pemerintahan yang gagah dan monumental, atau taman2nya yang cantik dan asri. Atau jalan2 nya yang ’smooth’ dan rata dengan banyak lintasan2 rel tram listrik, serta penduduknya yang ramah dan bersepedaan, sangat membuat hatiku teduh …..
Brussels modern, dengan gedung2 dan jalan aspal modern
Brussels selain ibukota Belgia, juga merupakan kota terbesar di negara itu. Dan sebagai ibukota de facto Uni Eropa ( UE ). Kota ini sangat berkembang dari sebuah benteng pada abad ke-10, menjadi kota yang besar, dan termasuk kota metropolitan dunia.
Berada di dua negara yang lebih besar ( Belanda dan Perancis ), bahasa mayoritas di Belgia termasuk Brussels adalah bahasa Belanda, dan bahasa kedua adalah bahasa Perancis ( bilingual ), termasuk denan tanda2 jalan, nama jalan, nama took disana.
Kota tua Brussels, dengan jalan con-block
Lalu Brussels denan sendirinya menjadi sebuah kota dunia, yang semakin meningkat jumal imigrannya dan ekspatriat dan mereka berbicara dengan bahasa2 mereka sendiri. Sehingga Brussels benar2 membangun kotanya dengan seperangkat dan simbol2 status ke-modern-annya, sampai sekarang …..
Daerah diplomatic. Tempat tinggal Duta Besar Amrika, Inggris dan Swiss, bersisian, tanpa pagar dan ‘pengaman khusus’ ( secara fisik ) langsung dekat dengan jalan umum …..
Dari referensi yang aku baca, ternyata Brussels mempunyai tingkat kepadatan penduduk menengah, apalagi di kota2 sekitar Brussels, separti Laeken, Haren dan Neder-Over-Heembeerg.
Arsitektur di Brussels sendiri memang beragam, berhubungan dengan lingkungannya yang di apik 2 negara yang lebih besar. Grand Palace memang menjadi titik sentral di downtown Brussels. Inilah obyek pertama di kota itu, setelah Manekkin Pis. Grand Palace merupakan situs warisan dunia yang dicanangkan oleh UNESCO sejak tahun 1988, termasuk balai kota ber-arsitektur Gothic, Cathedral St. Michael dan Cathedral Gudula. Bangunan2 tersebut berada di landmark Royal Palace.
Palace of Justice, Brussels
Manekkin Pis, menjadi symbol dan icon kota Brussels, berada tidak jauh dari landmark Royal Palace. Walau landmark2 yang lain di Brussels, seperti taman Cinquanteraire dengan ‘Cinquantenaire Triumh’-nya, ‘Basilica of the Sacred Heart’, Brussels Stock Exchange, Palace of Justice, yang letaknya cukup jauh dari Royal Palace, tetap sangat special untukku, pencinta kota tua, khusus nya Eropa yang klasik.
Cinquantenaire Triumh dan Brussels Cathedral
Landmark Royal Palace itu sendiri, menjadi downtown dan pusat kota, full pedestrian. Tempat ini berada di sebuah daerah yang nyaman serta memberikan keteduhan sama dengan kota2 Eropa yang lainnya. Seperti ketika kami berada di Amsterdam dengan Dam Squrenya, atau De Markt di Delft. Downtown full pedestrian di kelilingi oleh bangunan2 tua nan klasik serta cafe2 cantik, membuat aku selalu rindu untuk dating lagi ke Eropa …..
2 sisi dan ke-4 sisi landmark Royal Palace, yang membentuk pedestrian dengan bangunan2 tua klasik dan cafe2 cantik …..
Ada beragam museum seni, Brussels Theater dan La Monnaie Theater sera Opera House , sering menampilkan pagelaran music, seni, serta teatrikal2 yang mendunia. Ada juga museum komik Tintin ( dari Herge ) sampai museum Angkatan Darat Belgia.
Pusat kota Brussels sangat terkenal dengan rumah ‘Flemish’nya, dengan bangunan2 bergaya Art Nouveau dari sseorang arsitek Belgia, Victor Horta, yang sudah mendunia. Dan di beberapa titik di kota Brussles ini, oleh pemerintah kota dikembangkan sebagai ‘masa2 kejayaan Art Nouveau. Seperti suburb Schaerbeek, Etterbeek, Ixelles, dan Saint-Gilles. Atau di Stoclet Palace, oleh arsitek Wina Josef Hoffmann. Dan kesemuanya ini membuat mataku besar2, arena aku sangat tertarik dengan arsitektur Eropa yag klasik ……
***
Kameraku terus menjalankan tugasnya. Niatku memang begitu, jika kami hanya bisa ‘city sightseeing’ di bus saja, foto2 pun bisa berbicara. Menjepret kesana kemari, sambil mendengarkan cerita tour guide kami dan sampai rumah aku pasti mencari referensi2 yang ada di buku atau googling dan menuliskannya segera.
Dan setelah sekitar 1 jam kami berkeliling kota, bus parkir di downtown Brussels. Parkir berada di puncak bukit, tetapi justru downtownnya berada di lembah kota! Mataku terbelalak cukup lama, ketika aku berpikir,
“Apakah aku sanggup kesana, secara kursi rodaku tidak bisa turun tangga ( beberapa titik mempunai ramp terjal dan beberapa harus turun tangga )?”
Duuuhhh …..
Sebelumnya :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ ‘Sightseeing’ Kota Brussels, Belgia di Musim Panas Itu”
Posting Komentar