Senin, 14 Juli 2014

Oudezijdskolk Straat, Basiliek van de H. Nikolaas, Cafe Molly Malones di Amsterdam



By Christie Damayanti

14053312172133603984
oudezijdskolk.net

Sebelumnya :



Floris France Amsterdam Hotel.

Hmmmm ….. Hotelnya memang kecil dan berada dalam lingkungan banguynan tua Amaterdam. Pertama kesan yang aku dapat, SANGAT MENARIK!

Mengapa menarik?

Karena selama aku keluar negeri, apalagi di tugas2ku sebagai seorang pekerja yang dibiayai oleh pekerjaanku, pasti aku tinggal di hotel2 berbintang. Minimal bintang 3. Semua fasilitas internasional. Dan aku belum pernah ke luar negeri dan tinggal di hotel kelas ‘melati’ seperti ini.

Tetapi justru bisa membuat aku sangat excited! Tinggal di hotel kecil, di lingkungan bukan turis, dan terdapat cafe2 kecil khas Holland. Tanpa porter, tanpa sapaan ramah dari petugas hotel, yang aku yakin belum bisa meninggalkan shift nya! Wajahnya cemberut dan sedikit judes, hihi ….

Dan hotel kecil ini benar2 sesuai dengan konsep liburanku kali ini. Menyusuri kota2 tua Eropa, dan seharusnyalah kami tinggal di hotel2 ‘khusus’ dan menarik ini, selama disana. Masuk dari Prins Hendrikkade Straat menuju Oudezijdskolk, sebuah jalan pdestrian tanpa kendaraan di tepi salah satu  kanal Amstel River.

14053313881014792501

Pedestrian Oudezijdskolk menuju hotel kami. Dengan permukaan jalan bergelombang, sudah cukup tua tetapi sangat terpelihara rapi!

14053315191208042125
1405331571447533870
Aku di depan Floris France Hotel Amsterdam.

Benar kan, apa yang aku tuliskan tadi? Petugas hotel itu belum tidar semalaman karena memang dia shift malam sampai pagi. Sehingga, sangat wajar jika dia memasang muka kusut, walau seharusnya tidak boleh demikian. konsep sebuah hotel adalah untuk melayani, pelayanan, hospitality. Justru petugas2 hotel haruslah ramah tamah karena tamu adalah raja, bukan?Aaahhh ….. sudahlah …..

Dia, ibu2 gemuk agak tua itu bergegas pergi ketika temannya menggantikannya bertugas. Seorang pria Belanda muda, dan Michelle memperhatikannya.

“Ma, cowo petugas hotel itu keren ya?”

Hahaha ….., Michelle memang berada di umur2 yang sudah mulai memperhatikan pria. Masuk SMA, walau masih berumur 14 tahun.

Kamar kami di lantai 4, tetapi kami belum bisa masuk karena baru jam 8.00 pagi waktu setempat. Kami bisa masuk kamar sekitar jam 14.00, peraturan di seluruh dunia. Jadi, barang2 kami di simpan di gudang hotel dan kami bersiap untuk berjalan2 disekeliling hotel. Tetapi kami harus kembali ke hotel jam 10.00 karena Arie Zonjee akan datang ke hotel, guna berdiskusi dan mempersiapkan pameran filateli ku!

Aku semakin excited!

Aku buka koper cabinku dan mengeluaekan materi pameranku. Ada puluhan lembar, yang akan menjadi sekitar 10 panel. Temanya adalah :

“Kings and Queens of Europe”

Ya, aku akan pamerkan balasan surat2ku dari raja2 dan ratu2 dari Eropa. Dari Keraan Inggris Raya saja aku mendapatkan balasan dari 7 orang anggota kerajaan tersebut : Queen Elizabeth, Prince Philips, Princess of Wales ( Lady Diana ), Prince Albert, Prince Edward, Princess Margareth ( adik Queen Elizabeth ) dan Prince of York.

Begitu juga dari Kerajaan Belanda. Dari Queen Beatrix 2 kali, Prince Benhard, Princess Marharette ( adik Queen Beatrix ). Dan beberapa Ratu2 dan Raja2 yang lain. Diantaranya : Queen Fabiola dari Belgia,, Queen Silvia dan King Guztav dari Swedia, Queen Margarethe dari Denmark, Prinz Franz Joseph II dari Lichtenstein dan Duke and Duchess dari Luxembourg.

***

Arsitektur Belanda di sekitar Floris France Amsterdam Hotel :

Aku hanya berkeliling di sekitar hotel. Berada di pedestrian tanpa kendarran dan di sisi kanal Amstel River. Kiri kanannya adalah rumah dan cafe2 kecil.

14053317031102095478

Aku melihat, rumah2 kuno Amsterdam pagi, ketika penghuni bangun, membuka jendela terbawah yang hampir selevel dengan permukaan kanal. Mereka menghirup kopi mereka sambil duduk2 di jendela dengan nyaman dan damai ……

Kami duduk2 di tepi kanal. Bangunan Belanda memang sangat khas. Tidak ada yang menyamakan dengan negara2 yang lain. Konsep bangunannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan.

Misalnya, di depan hotel itu, di sisi sebelah kanal adalah pemukiman. Dimana sebuah rumah bisa sampai 5 lantai. Dan lantai terbawah jendelanya, bisa mencapai air di kanal. Tanpa teralis dan tanpa takut akan bahaya banjir.

Beberapa rumah yang aku lihat, meletakkan tempat tidur di depan jendela. Sehingga aku bisa melihat orang yang sudah bangun, membuka jendela kamarnya. Mereka membersihkan kamar, membuat kopi, menyeduhnya, dan mereka duduk di jendela depan hotelku. Terlihat nyaman sekali.  Terlebih lagi, dimuim panas yang aneh ini, Amsterdam masih terasa cukkup dingin, bahkan dingin sekali untuk ukuran kita dari negeri tropis.

Suhu udara disana awal kami kesana pertengahan juni 2014 ini, antara 10 derajat Celsius sampai hanya 15 derajat Celsius. Lebih dingin dibanding dengan suhu kamar ku hanya berada di antara 16 - 18 derajat Celsius.

Aku duduk disebuah cafe kecil, disebelah hotel. Yang adalah tempat makan pagi hotelku tersebut. Kami berfoto2 sejenak. Dan hitel kami ini berada di belakang sebuah Gereja Katolik tua yang cantik sekali! Basiliek van de H. Nikolaas. Sebuah Gereja abad ke-18 dan terpeihara dangan sangat baik!

140533184859237541

Basiliek van de H. Nikolaas yang terawat baik. Disampingnya, sebuah rumah kuno berbentuk sepertiruko dengan 7 lantai sampai selevel permukaan air kanal

Yang harus digaris-bawahi adalah kota Amsterdam merupakan ‘kota sepeda’, sebuah kota yang pemerintahnya mewajibkan warga kotanya sebaiknya memakai sepeda untuk alat transportasinya. Sehingga, Amsterdam seperrtina tidak pernah macet ( kesaksianku selama 5 hari6 di Amsterdam ), polusinya sangat kecil dan jarang terdapat bunyi2an klakson, kecuali aat transportasi MRT ( bus dan kereta ). Lihat tulisanku Membangun Lalu Lintas Sepeda : Mungkinkah Jakarta Seperti Ini?

Pedestrian didepan hotel kami dipenuhi dengan sepeda2 jengki, seperti sepeda onthel tua. Tetapi jangan salah! Ketika aku ngobrol dengan salah satu petugas hotel, ternyata sepeda2 onthel tua itu bukan sepeda tua! Itu adalah sepeda2 baru, yang didesain seprti sepeda tua. Aku tidak tahu, apa konsepnya. Tetapi yang bisa aku perkirakan adalah, bukan hanya bangunan2 khas Amsterdam saja yang ua, tetapi alat transportasinya pun seakan2 juga ‘tua’, seingga menjadi satu kesatuan dalam konsep perkotaan di Amsterdam …..

Juga jangan salah ya! Walau bangunan2 khas Amsterdam tua2, tetapi interior dan fasilitasnya tetap dan selalu disesuaika dengan arsitektur modern. Lift2nya yang baik, jendela2nya pun dobel untuk menahan musim dingin atau shat sampah ( trash-chute, lihat tulisanku Trash Chute : Pembuangan Sampah untuk Bangunan Tinggi ) pun sangat modern!

Amsterdam memang merupakan salah satu kota untuk aku ingin selalu berlibur disana. Cloba lihat sebuah tulisanku tentang kesan2ku tentang Amsterdam :

Amsterdam : Mimpi di Musim Semi, sebuah mimpiku tentang Amsterdam untuk membawa orang2 yang aku kasihi ( yaitu anak2ku ) untuk bercengkerama bersama, sambil menikmati kota tua Amsterdam …..

Selama kami duduk dan makan pagi serta menunggu waktu bertemu dengan temanku, Arie Zonjee, aku benar2 terpengarah. INILAH MIMPI ITU! Mimpi ku menjadi sangat nyata! Aku bermimpi mengajak anak2ku berlibur ke Eropa bersama, hampir setiap hari! ‘The power of dream’, benar2 menjadi nyata! Puji Tuhan …..

Aku hanya tersenyum2, sambil mengaduk milk tea, bercampur sedikit gula diet, yang aku suka. Michelle mengolesi toastku ( roti bakar ) dengan mentega Holland dan menutupnya dengan lembaran2 keju Gouda, beraneka rasa yang aku suka. Terakhir, diberi 2 lembar ham, menjadikan sandwich makan pagiku sangat lezat dan berprotein tinngi, walau juga cukup banyak kalori yang masuk dalam tubuhku …..

1405331933604344614
1405332185843218652

Kami di cafe Molly Malones, sambil menunggu Arie Zonjee. Makan pagi dan mengobrol …..  

Tidak ada yang bisa membuat aku lebih bahagia, ketika aku hanya bertiga saja dengan anak2ku!

Senyumku terus mengembang, menggapai buah hatiku yang selalu berdua bercanda dan akur. Anak2ku memang anak2 yang baik dan mereka sangat menasihiku dan saling mengasihi. Tahu mamanya cacat, mereka benar2 melayani aku. Mengambilkan apapun yang aku kehendaki, mendorongku di atas kursi roda, dam mematriku dalam kasih yang luar biasa antara seorang ibu dan anak2nya …..

Kami sangat excited menyambut hari2 kami di Amsterdam dan negara2 lain di Eropa dalam rangka liburan kali ini.

Tunggu saja, Amsterdam! Kami akan meng-explore mu, habis2an. 5 hari ini, kami akan membedahmu, dengan detail2 unik yang aku yakin, belum ada yang menuliskan dan mem-publisnya, secara arsitektural, sosial dan budaya serta kepedulian warga kota dalam rangka sebuah kasih yang hakiki di sebuah kota dunia …..

Tunggu saja! Sebuah cerita dan oleh2 serta kenang2an dari Amsterdam, kota pertama yang kami singgahi dalam liburan kami di eropa barat!


Tags:

0 Responses to “Oudezijdskolk Straat, Basiliek van de H. Nikolaas, Cafe Molly Malones di Amsterdam”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks