Jumat, 16 Mei 2014
Tonkotsu-Ramen di Sebuah Kedai yang ‘Jepang Banget!’ Yummy…
Jumat, 16 Mei 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Walau sekarang aku dibatasi untuk makan
makanan yang aku suka, bukan berarti hobiku sebagai penikmat ‘wisata
kuliner’, menjadi terhenti. Ya, memang untuk makanan2 tertentu sangat
dibatasi ( yang berkolesterol tinggi ) atau bahkan dilarang sama sekali (
yang ber-natrium tinggi, contoh daging kambing ).
Tetapi dalam 4,5 tahun aku sebagai insan
pasca stroke, kondisi tubuhku mantab membaik! Bahkan terakhir aku
cek-up untuk memulai hiburanku Juni - Juli ini, kondisi tubuhku benar2
prima! Bayangkan, ketika sebelum sakit ini, kandungan kolesterol dalam
darah sempat hampir menembus angka 400 ( yang seharusnya tidak boleh
diatas angka 200 ), perlahan membaik dan cek-up terakhir kandungan
kolesterol ku dalam darah hanya 125.Sehingga dokter justru menyarankan
bisa memakan makanan2 kesukaanku, walau aku harus tetap ‘tahu diri’ …..
Tetapi dalam 4,5 tahun ini aku sudah
bisa menyesuaikan diri ku untuk memakan makanan2 sehat, yang dimasak
oleh mama ku sendiri, setiap saat, kecuali tiap weekend saja, ketika
jalan2 dan makan bersana dengan keluarga. Itupun tetap tidak ke resto2
yang benar2 ‘full kolesterol’, seperti resto seafood.
Salah satu yang baru2 ini aku suka adalah ramen, mie Jepang. Aku memang suka masakan Jepang, apalagi Sushi dan Sashimi ( lihat tulisanku ‘Sushi dan Sashimi’ : Kuliner Jepang Favorite dan Kuliner ‘Anak Gurita’ : Sensasi Tentakelnya, Hmmmmm ….. ).
Tetapi aku belum mendapatakan Ramen ( mie kecil ) atau Udon ( mie
besar ) yang cocok dengan serelaku. Selama ini menurutku, ramen dan udon
berasa amis dan ‘aneh’, di resto manapun di Jakarta. Bahkan ketika aku
sempat beberapa kali ke Jepang, aku pun tidak atau belum mendapatan
makan ramen atau udon yang enak!
***
Beberapa minggu lalu, sepupuku posting
di Facebook. Dia memang gila ‘wisata kuliner’. Di Facebook nya hanya
makanan, makanan dan makanan terus! Membuat aku sering tergiur untuk
mencobanya. Dan waktu itu dia sering posting bermacam2 Ramen di banyak
resto Jepang.
Mulanya aku benar2 tidak tertarik. Aku
sudah merasakan sendiri ramen2 di banyak resto Jepang dan seperti yang
aku katakan, tidak ada yang sesuai dengan keinginanku. Sehingga
postingan sepupuku tentang ramen, sama sekali tidak menyentuh dari dan
seleraku.
Tetapi ketika ada sebuah postingan yang
sangat menarik minat dan seleraku adalah semangkok ramen yang masih
mengepul, dengan kuah seperti susu atau full-cream dan daging besar
membuat air liurku ingin menetes. Hmmmm ….. sepertinya ramen itu yummy
sekali …..
Lalu aku komen di postingan itu dan aku
tahu tempat itu. Sebuah resto jepang baru di Lotte Avanue Ciputra World.
Resto jepang yang ‘benar2 Jepang’, dengan konsep dan interior seperti
resto2 di Jepang dan foto2 serta semua asesoris dari Jepang. Tulsan2 di
dindingpun dari Jepang dan bumbu2 tambahan di meja makan, seperti bubuk
cabe dan kecap asi dan sambal khusus Jepang, benar2 dari Jepang. Mungkin
inilah salah satu yang membuat resto ini menjadi cukup mahal, ketimbang
resto2 jepang yang lain.
Suasana ‘Menya Sakura’, bahkan plang
resto nya seperti di kedai2 kecil di Jepang sana, memakai plastik dan
diberatkan denan batu. Bangkunya pun seperti kedai murah di Jepang.
Asesoris ‘Jepang banget’ dengan tempat penjualan sesuai dengan aslinya ….. menarik!
Namanya ‘Menya Sakura’. Aku langsung
jatuh cinta dengan tata interiornya. Mengingatkan aku ketika beberapa
kali di Jepang. Resto seperti ini di Jepang hanya sebuah kedai pinggir
jalan, bukan resto mahal. Seperti cafe tenda di Jakarta.
Bubuk capai dari Jepang dan menu ramen andalannya ……
Konsepnya memang hanya menyediakan 1
atau 2 menu masakan yang cepat. Di ‘Menya Sakura’ memang hanya ada
Ramen, walau ‘asesoris’ ramennya cukup banyak. Ada ramen babi, ayam,
sapi. Dan tambahannya adalah goreng2an. Minumnya memang cukup banyak.
Favoritenya adalah ocha, teh hijau khas Jepang yang berbau2 rumput laut.
Dan menurutku, ocha di Menya Sakura lain dari pada yang lain. Baunya
tidak seperti ocha dan airnya pun sedikit keruh, tetapi justru tidak
amis seperti ocha di resto2 Jepang yang lain, yang bening hijau …..
Beberapa Ramen, menu yang memang sangat menerbitkan air liur …..
Aku memesan Ramen dengan kuah dan daging
babi, diberi wijen. Kuahnya memang sedikit diberi susu, sehingga
menghasilkan Ramen ‘terenak di dunia’, menurutku, hihihi ….. Ramen yang
aku pesan namanya Tonkotsu-Ramen.
Ramen ( mie kecil ) ditemani oleh
beberapa potong daging, irisan jamur kuping serta ½ telur dan diberi
bubuk wijen. Yammyyyyyy sekali!
Anakku juga Raamen daging dan kuah babi tetapi yang pedas, disebut Spicy Tonkotsu-Ramen.
Hanya melihat kuahnya pun, asam lambungku naik, kelihatannya sangat
pedas! Dan kata Michelle memang pedas sekali! Skala lebih dari 5! Ckckck
….. kalau aku, lambungku pasti bolong2, hihihi ….. dasar lebay ……
Spicy Tonkotsu-Ramen
Dennis memilih Tsuke-Men Special.
Adalah Ramen dengan potongan daging ayam, ½ telur, irisan jamur kuping
dan selembar rumput laut. Kuahnya tersendiri, lebih kental walau tetap
diberi suu cream dan disajikan dalam mangkok lebih kcil dan begitu aku
mencobanya, aku sama sekali tidak menyukainya! Karena selain terlalu
pedas, rasa kuahnya ‘Jepang banget’ yang sama sekali tidak memadukan
rasa2 Indonesia. Sama sekali tidak enak, hihihihi …..
Tsuke-Men Special, sebelum dituang
kuah dan setelah dituang kuah. Seperti bumbu ketoprak, tetapi rasanya
benar2 ‘Jepang banget!’.
Semangkok ramen disana benar2 banyak!
Untukku sebenarnya bisa untuk berdua. Kenyang sekali. Dan untuk menu
pencuci mulutnya kami memesan eskrim dengan mochi diberi bubuk ala
Jepang. Kami makan bersama, karena semua sudah kekenyangan ……
Mochi + eskrim sebagai menu pencuci mulut.
Setelah itu, kami sudah 3 kali makan
bersama disana, ‘Menya Sakura’ menjadi salah satu resto favorite kami,
walaupun harganya agak mahal. Untuk 1 mangkok ramen, harganya berkisar
dari 50 ribu sampai 95 ribu. Ocha nya enak, hanya 15 ribu dan bisa
re-fill. Menu2 penunjang lainnya harganya standard tetapi sepertinya
kami belum ingin membelinya karena semangkok ramen pun sudah sangat
membuat perut kami kekenyangan …..
***
Tidak salah jika kita mencari2 kegiatan
yang membuat hati kita senang. Untukku, weekend adalah sebuah kesempatan
yang selalu membuat hatiku senang. Yaitu berjalan2 dan makan bersama
dengan keluargaku.
Mencari makanan pun tidak perlu yang
aneh2. Hanya lewat referesi, kita bisa mencobanya. Siapa tahu makanan
tersebut akan menjadi menu favorite kita. Dan kebahagiaan kita bersama
keluarga akan melengkapinya …..
Selamat mencoba, dan percaya deh ….. enak banget!
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Tonkotsu-Ramen di Sebuah Kedai yang ‘Jepang Banget!’ Yummy…”
Posting Komentar