Kamis, 09 Januari 2014
“Sudah Bagus Jalan Ini Dibuka, Ga Usah Mikir Kualitas, Deh….” Duh!
Kamis, 09 Januari 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Huhuhu ….. Jalan baru yang sudah
grunjalan ( lihat, foto ini benar2 terlihat dengan jelas tentang
kuallitas jalan baru ini ) dan tidak tampak seperti ‘jalan baru’, serta
motor pun semakin lama semakin banyak! Gimana, sih????
Sebelumnya :
Hari ke-9 di tahun baru 2014 ini memang
ada yang ‘baru’. Bukan ‘baru’ sekali sih, tetapi dengan diresmikannya
jalan non-tol Casablanca membuat aku excited mengamati. Karena konsepnya
sudah sesuai dengan konsep Jakarta, poros Barat-Timur, sesuai dengan
yang banyak aku tuliskan di artikel2ku tentang Jakarta.
Artikel pertamaku tentang jalan layang Casablanca ini adalah sebuah kelayakan jalan semi protokol, dengan berbagai KUALITAS dan PENGAWASAN yang sangat tidak sesuai dengan yang seharusnya. Aspal yang bergelombang berat dan ‘grunjalan’, cukup parah!
Artikel yang kedua, aku menitik-beratkan kepada prediksi kemacetan yang mulai meningkat. Dan semakin meningkat lagi, mulai Senin kemarin berujung semalam dengan kemacetan arah Tebet yang sampai sebelum ITC Kuningan!
Diambil hari Rabu, 8 Januari 2014,
sekitar jam 18.30, kemacetan mulai sebelum ITC Kuninngan dan mengular
sampai melewati Mall Kota Kasablanka dan jalan layang depan Hotel Harris
ke Lapangan Roos Tebet.
Dan di artikel ketiga ini, aku hanya
ingin pemda mulai lebih tegas! Semuanya harus dimulai dengan 1 langkah,
walau sekarang sudah sangat terlambat untuk banyak hal. Begitu juga
dengan jalan layang Casablanca yang baru dibuka ini.
Di hampir semua TV swasta, aku selalu
mengikuti berita pagi. Bahwa pada peresmian jalan layang Casablanca,
pihak2 yang terkait menyatakan tentang kendaraan apa yang boleh melewati
jalan ini. Dan yang benar2 jelas adalah bahwa kendaraan roda dua TIDAK DIPERKENANKAN melewatinya! Itu memang sangat wajar!
Sejak dibuka, jalan layang ini bisa dilewati kedaraan roda 2, bahkan semakin kesini, semakin banyak!
Dan motor pun semakin lama, semakin banyak dan pada, selalu selap-selip diantara mobil2 bahkan disaat2 macet seperti ini …..
Diambil semalam, Rabu 8 Januari 2014 yang macet sejak sebelum ITC Kuningan …..
***
Tetapi bagaimana dengan kenyataannya?
Aku yakin, si pengendara sepeda motorpun
sadar bahwa mereka tidak boleh melewatinya! Seperti kata seorang
kompasianer yang mencoba melewatinya, tetapi dia benar2 hanya mencobanya
dengan kesadaran penuh, dan tidak akan mengulanginya lagi.
Tetapi sampai hari ke-9, pemda belum
mempunyai tindakan tegas. bahkan petugas2 lapangan disana pun belum ada!
Jangankan kedepannya untuk sebuah penertiban. Untuk pembersihan secara
fisikpun, belum ada yang dilakukannya!
Seperti yang aku tulisan tentang
kualitas jalan, serta kebersihannya, tidak ada satupun petugas yang
melakukan pembetulan2 ‘defect list’.
Waahh …. Jika aku berada di dalam
proyek itu, aku akan memberikan daftar ‘defect list’ penuh dalam
formulir, bukan beberapa hari setelah dibuka, tetap BEBERAPA WAKTU
SEBELUM DIBUKA! Dan semua harus diselesaikan dengan SEGERA, seperti yang
aku lakukan di semua proyek2ku sebagai ‘engineer!’
Jika sebuah proyek besar yang melibatkan
masyarat banyak dalam sebuah kota, seharusnya ( baik perencana,
kontraktor bahkan ‘pemilik’ proyek ) akan MALU jika tertangkap basah
dengan kualitas, pengawasan serta ‘pelayanan’ yang jelek.
Begitu juga dengan jalan layang baru ini. Seharusnya, sebelum di resmikan kualitas jalannya harus sudah baik!
Paling tidak, setelah diresmikan hanya perbaikan minor saja, bukan perbaikan mayor.
Yang
jelas kualitas jalannya sendiri sangat mayor, dan jika memang harus
diperbaiki, akan membuat efek2 baru yakni kemacetan yang tetap dan terus
melanda …..
Kualitas jalan yang bergelomng,
grunjalan serta cat2 putih yang menjadikan jalanan baru ini seperti
jalan lama yang kurang perawatan ……
Belum lagi dengan cat2 putih bertebaran
di arah Tebet-Karet! Jika mobilku melaju cepat, ‘grunjalan’ aspal itu
membuat tubuhku tidak nyaman! Hmmmmmm, seperti jalan yang lama, jadul
dan berantakan …..
Menyedihkan!
Itu tentang ‘ke tidak-pedulian’ atau
ketidak aware-nya pemda secara fisik! Sangat terasa dan semakin terasa
setelah pengamatan2 selanjutnya. Bagaimana dengan ketidak-pedulian
tentang sosial masyarakatnya? Tentang pengguna jalan? Atau tentang
keinginan kita dalam mulai penanggulangan masrakat kota yang peduli
dengan kotanya?
Dengan penyataan2 pihak terkait yang
sudah di-amin-kan lewat TV saja ( tentang pengguna jalan : kendaraan
roda dua tidak boleh melewatinya ), tidak ‘diaminkan’ oleh petugas2,
dengan menindak tegas! Apalagi tentang kondisi sosio-psikologis
masyarakat kota Jakarta?
Misalnya tentang kebersihan dan tanpa
rambu2. Yah, ada rambu2 saja masyarakat Jakarta menyepelekannya, apalagi
tidak ada rambu? Jangan2 ketika mobil melaju dengan cepat dan jalan
sedikit melingkar, mobil itu bisa ‘terbang’ menerobos pagar ( karena
terlalu cepat ), pemda diseret ke meja hijau karena tidak ada rambu yang
menyatakan bahwa jalan itu sedikit melingkar dan tidak ada ‘mata
kucing’ sebagai pengarah jalan …..
Lebay? Aku lebay? Bisa jadi!
Sebagai warga Jakaarta, dan sebagai yang
sangat peduli dengan Jakaarta lebih baik, tidak ada salahnya aku terus
‘mengawal’ pemda untuk terus menjaga fasilitas2 kota, TERUTAMA yang baru
saja diresmikan.
Karena semakin lama, akan semakin buruk jika pemda tidak melakukannya SEKARANG! Karena
juga, seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat kita sering
‘keenakaan’ dan mau menang sendiri. Dengan peraturan yang sudah di
UU-kan saja mereka masih sering kucing2an dengan petugas, apalagi jika
petugas tidak bergerak sekarang?
***
Mumpung jalan layang Casablanca ini baru
diresmikan, mengapa tidak dimulai sekarang untuk perbaikan2nya? Baik
secara fisik ( perbaikan jalan2 yang bergelombang dan grunjalan dan
pembersihan cat2 putih yang seperti jalan2 lama yang kotor ), psikis
masyarakat Jakarta ( kendaraan roda 2 tidak boleh melewatinya ) ataupun
prediksi2 dengan kondisi perkotaan sekelas Jakarta tentang kemacetan,
untuk segera di antisipasi …..
Jalan layang Casablanca ini akan menjadi
salah satu ‘kebanggaan’ Jakarta, seperti jalan tol ‘iner-ringroad’ yang
mengelilingi Jakarta, apalagi memang diprlihara dengan baik sesuai
prosedur dan standard kualitas cantik, untuk jalan2 sekelas ibukota
metropolitan Jakarta, yang menuju kearah ‘kota dunia’ ……
Catatan :
Ada beberapa warga mejawab ‘protes’ ku ini dengan mengatakan,
“Mba, sudah bagus jalan ini dibuka.
Ga usah mikirin tentang kualitas, deh. Apalagi tentang hasil pengawasan
dan asesoris arsitektural ……”
Duh … apakah Jakarta akan terus seperti ini? Semuanya sama saja …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to ““Sudah Bagus Jalan Ini Dibuka, Ga Usah Mikir Kualitas, Deh….” Duh!”
Posting Komentar