Kamis, 28 November 2013

Heh? Stroke Gara-gara Nonton Bola? Umur 20 Tahun Terserang Stroke?



By Christie Damayanti

1385622582887628195
mesharesta.blogspot.com

Sekali lagi, siapa yang bilang bahwa stroke hanya meyerang orang2 tua? Diatas 60 tahun? Atau siapa bilang bahwa stroke tidak dapat disembuhkan? Mitos2 seperti inilah yang arus ‘dipatahkan’, arena akan menjadi banyak orang tidak waspada dan ketakutan. Yang ada sekarang, memang masih banyak orang2 yang tinggal di desa2 atau di pedalaman di negara2 berkembang tahunya hanya jika keluarganya terserang stroke, dan tiba2 lumpuh atau tidak bisa bicara, sering kali mereka membawa keluarganya bukan ke rumah sakit tetapi ke ‘dukun’ ( atau apapun ) karena dianggap sebagai ‘kutukan’ atau di guna2.

Pun stroke, bagi yang belum ( semoga tidak ) mengalaminya mengatakan hanya sebagai ‘penyakit khusus’. Ada yang bilang tidak bisa disembuhkan, ada yang bilang tidak bisa diobati atau untuk mereka jika terserang stroke merupakan ‘akhir dari segalanya!’.

Tetapi untukku dan untuk sahabat2 insan pasca stroke, adalah bertolak belakang dengan mitos2 dan issue2 seputar stroke. Begitu juga sebagai insan pasca stroke, sangat tahu dan mengerti bahwa dengan ‘kecacatan’ akibat otak terserang stroke ( pembuluh darah pecah atau tersumbat ) tidak gampang untuk membangun kepercayaan dirinya sebagai manusia yag ingin tetap eksis di lingkungan. 

Banyak orang depresi dan terpuruk dengan keadaan itu, tetapi sebagian lagi justru langsung bangkit untuk berusaha eksis. Walau tetap dalam keterbatasan dan secara fisik adalah cacat, pun mereka tetap bisa berkarya, seperti aku …..

Beberapa mitos dan issue seputar stroke :

1. Siapa bilang stroke hanya terjadi di usia lanjut?

Seorang sahabatku sebagai insan pasca stroke, sekarang berumur 31 tahun. Namanya mas Ajie. Dia sudah sebagai insan pasca stroke sejak 11 tahun lalu! Berarti dia terserang stroke pada umur 20 tahun! Astaga!

Bayangkan, seorang lelaki, masih muda, masih mahasiswa terserang stroke pada umur 20 tahun dan sempat terpuruk sekitar 2 tahun. Dia mengalami pembuluh darah pecah sampai batok kepalanya dibuka untuk menyerap badah di otaknya. Sepertinya, dia mengalami stroke lebih parah dari aku. Dan ketika aku pertama kali bertemu dengannya, aku melihat garis pada rambutnya, dan dikatakannya adalah bekas operasi kepalanya ……

Mas Ajie sekarang ini sangat aktif melayani teman2nya sebagai ODHA ( orang dengan  HIV Aids ), justru bukan yang berhubungan dengan stroke. Dan apapun pilihannya, dia sangat semangat dan berbahagia sebagai insan pasca stroke. Dengan lumpuh ½ tubuhnya sebelah kanan seperti aku, dia tetap menjalankan hari2nya dengan bahagia.

Beberapa pasien di rumah sakit tempat aku berobat, banyak sekali orang2 yang terserang stroke dibawah umur 30 tahun. Beberapa ada yang survive tetapi beberapa lagi sangat depresi. Dan justru yang aku tahu di rumah saki itu, untuk orang2 lanjut usia dan terserang stroke, mereka merasa ’sudah saatnya’, tetapi mereka tetap berusaha mengembalikan semangatnya dengan terapi serta terus  tersenyum …..


2. Siapa bilang stroke lebih sering pada laki2?

Ngawur itu! Lah ….. aku perempuan kan? Dan aku menemukan sebanding koq perempuan dan laki2 yang terserang stroke. Mungkin bedanya adalah tentang ‘lingkungannya’ dimana perempuan tidak mengijinkan dirinya sendiri untuk mau mengungkapkan jati dirinya sebagai ’stroke survivor’. Justru menurut sebuah penelitian epidemiologi skala besar oleh Seshadri ( tahun 2007 ), stroke terungkap lebih sering terjadi pada perempuan.

Seperti di dunia pekerjaan atau di dunia2 yang lain, perempuan cenderung ‘menutup dirinya’ atau karena lingkungannya yang tidak mengijinkannya. Tetapi untukku, dalam gender tidak ada perbedaan. Karena aku dibesarkan dalam keluarga modern dan mengerti bahwa gender bukan sebagai halangan, aku selalu mengungkapkan diriku untuk semua hal dalam hidupku, termasuk sebagai insan pasca stroke, perempuan, lumpuh ½ tubuh sebelah kanan tetapi tetap berkarya!

3. Siapa bilang stroke hanya terjadi pada penderita hipertensi?

Faktor2 resiko tinggi untuk stroke adalah banyak hal. Seperti hipertensi ( jelas ), diabetes atau jantung. Bahkan lifestyle seperti kebiasaan meroko, kebiasaan minum minuman keras serta workholic dan tingkat stres ysng tinggi bisa sebagai pemicu stroke!

Tambahan lagi. Seminggu yang lalu ketika aku dan sahabat2 insan stroke yang tergabung dalam sebuah ‘kelompok pendukung’ untuk kongkow2 di rumahku, ternyata aku baru tahu bahwa salah satu sahabatku, pak Didin namanya ( lihat tulisanku Pak Didin, Stroke Survivor yang Sudah Mulai Bangkit dari Keterpurukannya ) terserang stroke karena sebuah EFORIA yang berlebihan, atau  kegiatan yang sangat memacu kesenangan dan adreanalin untuk ‘terlalu senang’. Dan sering kali tubuh kita tidak bisa menerimanya. 

Ya, pak Didin yang sudah berumur 62 tahun ( suka sekali nonton bola ), begadang berhari2 ( walau siangnya tidur ) dan sangat bersemangat nonton bola, mendadak terserang stroke …..

Hipertensi memang sebuah faktor utama yang mengakibatkan terserang stroke, tetapi bukan satu2nya seseorang bisa terserang stroke. Apa lagi di jaman sekarang ini, lifestyle merupakan momok bagi banyak orang sebagai faktor resiko.

4. Siapa bilang stroke tidak bisa dicegah?

Siapa bilang? Jika memang seseorang mempunyai faktor resiko secara gen ( penyakit2 tertentu ), tetapi dengan hidup sehat dan lifestyle yang baik, akan menghindarkan terserang stroke. Tetapi kebalikannya. Jika seseorang tidak mempunyai faktor resiko sama sekali, apalagi masih muda seperti mas Ajie ( bahkan dia sebagai atlet futsal dengagn pola hidup sehatnya ) tetapi terserang stroke, kemungkinan besar adalah lifestyle yang kurang istirahatnya.

Seperti juga aku. Memang faktor resiko ku sangat jelas ( keluarga hipertensi dan banyak yang stroke ), serta lifestyle yang tidak sehat ( kurang istirahat, malas jaga makanan dan malas ke dokter ), walau aku masi cukup muda, aku bisa terserang stroke berat tahun 2010 lalu …..

5. Siapa bilang stroke tidak bisa diobati?

Wah wah wah …… ini tidak benar sama sekali. Sebuah rumah sakit yang baik, harus mempunyai fasilitas2 yang bisa menjadikan insan pasca stroke tetap menjadi seseorang yang berguna. Bahwa kesembuhan itu bukan hanya secara fisiknya saja, justru lebih ke arah mental. Dan untuk penyembuhan secara medis, serahkan lah kepada dokter2 yang merawat serta doa kepada Tuhan, untuk yang terbaik.

Bagi insan pasca stroke, memang secara fisik otak kita, tidak akan bisa sempurna penyembuhannya, tergantung seberapa besar tingkat atau derajad kecacatan, atau seberapa banyak darah yang keluar dari pembuluh darah otak kita yang pecah. Tetapi justru kesembuhan mental nya lah yang merupakan ‘obat’ bagi insan pasca stroke.

Karena seperti aku, fisikku tetap lumpuh ½ tubuh sebelah kanan, dan aku terus berlatih dengan terapi2 khusus ( dan terus membaik walau harus sabar dan tetap berserah ), tetapi mentalku justru menjadi acuan ssebagai penghimpun energi positif bagi pemulihan fisikku!  

Bahwa fisik hanya sebuah ‘baju’ ( tidak terlalu penting ), tetapi mental adalah ‘jiwa’ ( ini yang TERPENTING! ) ku dalam menempuh hidup di masa depan …..


6.      Siapa bilang stroke adalah akhir dari segalanya?


Aku adalah saksi dan bukti bahwa STROKE ITU BUKAN AKHIR DARI SEGALANYA! Walau secara medis aku dinyatakan hanya bisa berbaring saja, tanpa bisa berjalan apalagi bekerja lagi, tetapi bukti dan saksi hidup ini merupakan hasil dari yang namanya BERSERAH, DOA dan TETAP BERSYUKUR dengan semua yang ada padaku, sebagai insan pasca stroke!

Bahwa aku ternyata bisa mematahkan vonis dokter di Amerika tersebut tersebut dan bukan hanya b=bisa berjalan lagi melainkan tetap bisa bekerja sebagai arsitek, berkarya dan melakukan hobi2 yang menyenangkan serta tetap bisa melayani bantak orang, dengan keterbatasan2 yang ada padaku …..

1385623204240250831
1385623259476064719

Insan pasca stroke yang selalu tertawa dan semangat untuk meraih impian masing2, walau dalam keterbatasan fisik …..

Mitos2 dan issue2 seputar stroke ini, ternyata masih banak terdapat di masyarakat, bahwa di masyarakat2 perkotaan. Mungkin sosialisasi tentang stroke masih kurang, bahkan masih banyak juga yang keluarganya terserang stroke tetapi justru malu untuk medukungnya bahkan malu untuk membawanya ‘keluar dari kepompongnya’. Padahal itu lah yang sangat dibutuhkan bagi insan pasca stroke, khususnya yang masih terpuruk dan depresi.

Dan ketika aku sebagai insan pasca stroke dan keluarga dan sahabat2ku sebagai supportingku untuk pemulihanku, ternyata keindahan dunia bukan terdapat dari kecantikan dan kesempurnaan fisik, tetapi lebih dari pada itu. Yaitu kesadaran bahwa jiwa yang berbesar hati untuk sadar dan mengerti dalam sebuah keterbatasan, tetapi tetap mampu untuk berkarya dan pentingnya melayani bagi sesama ……

1385623117784321844

Mas Ajie, aku, pak Didin, dan pak Windu, semuanya adalah insan pasca stroke. Dibelakang adalah mas Yudha, host ‘Weekend Spirit’ RPK 96.3 FM

Tags: ,

0 Responses to “Heh? Stroke Gara-gara Nonton Bola? Umur 20 Tahun Terserang Stroke?”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks