Rabu, 27 November 2013
Apakah ‘Banjir’ Merupakan Kesalahan Jokowi? Sebuah tanggapan
Rabu, 27 November 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Sebenarnya, mengapa sistim pengendalian
banjir di Jakarta dinilai tidak atau kurang berhasil? Dimana memang
sistim pengendalinya banjir Jakarta dibagi 2, yaitu jaman pemerintahan
kolonial Belanda dengan pemerintahan Indonesia setelah kemerdekaan.
Dari beberapa buku referensi yang ada tentang ini, aku bis mengambil kesimpulan bahwa
dana yang tebatas dan permasalahan rumit rawan konflik dengan
pembebasan tanah warga, yang menjadikan semua rencana2 yang sudah
ditetapkan, tidak ( atau tertuda penyelesaiannya ) dapat diselesaikan!
Contohnya :
Banjir Kanal Barat ( BKB ) sebenarnya
sudah mulai direncanakan sejak tahun 1923 oleh Herman van Breen. Tetapi
proyek itu mulai dibangun baru tahun 1973 ( sudah tertinggal 50 tahun ).
Masalahnya adalah dana serta pembebasan lahan warga dan rumitnya
masalah sosial. Apalagi Banjir Kanal Timur ( BKT ). Baru dimulai sekitar
tahun 2006. Berarti sudah puluhan tahun baru dapat direalisasikan!
Padahal pada pemerintahan kolonial
Belanda, mereka sudah memprediksi dengan serangan banjir di Jakarta
khususnya, secara Belanda memang sangat ‘akrab’ dengan air yang
menjadikan mereka belajar berabad2 yang lalu tentang air serta
menjadikan Belanda sangat ‘jenius’ tentang air.
( Catatan : Negeri Belanda berada
dibawah permukaan air laut, sehingga mereka berupaya keras untuk
menyelamatkan negerinya dari ancaman air laut ).
Bahkan beberapa proyek pengendalian
banjir yang sudah direncanakan sama sekali tidak terbangun. Semisal,
tentang waduk. Sejak dulupun, pembangunan waduk serta pintu2 air di
Jakarta beberapa buah tidak terealisasi.
Kota Jakarta ini sudah sangat ‘tidak masuk akal’ untuk sebuah peraturan2 yang terus menerus dilanggar. Padahal peraturan2 tersebut merupakan peraturan untuk kesejahteraan bersama warga kota.
Dengan
Jakarta yang dulu saja, banjir kerap menyapa yang tambah lama tambah
luas. Apalagi Jakarta yang sekarang, yang terus menerus di’incar’
investor atau pengembang untuk membangun gedung2 atau proyek2 perumahan
untuk ‘keserakahan’. Bahwa gedung2 dan proyek2 tersebut memang untuk
warga kota juga, tetapi semuanya ada aturannya, bukan seenaknya saja
demi keuntungan sendiri belaka …..
***
Sistim kanal dan pengendalian banjir
Jakarta sepertinya tidak atak belum berhasil, karena topografi yang
datar, sehingga air tidak bisa menalir karena gravitasi. Apalagi sungai2
yang ada di Jakarta itu sangat rawan sebagai ‘tempat pembuangan sampah’
warga! Ditambah dengan sedimentasi lumpur yang tidak pernah dikeruk
seama puluhan tahun! Sehingga, pembangunan kanal atau normalisasi
sungani2 di Jakarta sekarang ini JIKA TIDAK TERUS DIPELIHARA, semuanya
akan tetap mengakibatkan banjir. Itupun jika curah hujan tidak berambah
tinggi, yang pada kenyataannya memang dari tahun ke tahun terus semakin
tinggi …..
Memelihara
( maintance ) Jakarta itu tidak mudah sama sekali. Sakah satunya
tentang pengendalian banjir. Dengan Jakarta ( dahulu disebut Batavia )
seperti dulu saja, dengan fisik kota yang masih sangat baik untuk
peresapannya, sudah dilanda beberapa banjir, apalagi Jakarta sekarang,
yang peresapannya serta pengendalian banjirnya sudah semakin parah?
Tanggapan tentang beberapa artikel yang menyalahkan pemda :
Menaggapi beberapa tulisan yang
‘menyalahkan’ Jokowi tentang banjir di Jakarta, mungkin bisa lebih
dicermati. Bahwa tidak ada yang perlu disalahkan.
Sekarang,
Sebagai warga kota, apakah
kita sudah menjalankan kewajiban untuk mentaati peraturan2 perkotaan,
yang tujuannya demi kepentiang bersama? Misalnya :
1. Tidak membuang sampah sembarang sehingga sampah menumpuk di sungai, selokan, bahkan laut?
2. Tidak membangun rumah / atau
gedung tanpa ijin, yang bisa mengakibatkan beban ‘tanah’ Jakarta lebih
berat dan tidak adanya penyerapan2 untuk air hujan Jakarta?
3. Tidak membangun villa2 di Puncak dan selatan Jakarta karena penyerapan ada disana?
4. Mentaati peraturan2 untuk membangun rumah, sehingga penyerapan sesuai dengan rencana?
5. Mau ‘berkorban’ untuk semuanya
jika ada penggusuran karena harus menormalisasi bantaran sungai atau
waduk, dan mau dipindahkan ke tempat2 yang sudah disediakan?
6. Dan sebagainya …..
Bagaimana dengan pemda DKI Jakarta:
1. Bekerja sebaik2nya untuk yang terbaik bagi Jakarta?
2. Tegas untuk menjalankan peraturan2 yang sudah ditetapkan sebelumnya?
3. Bisa atau mau bekerjasama untuk
tidak ‘mengambil’ hak warga kota dengan membiarkan investor atau
developer yang ingin membangun sebuah mix-used, dengan alasan apapun?
4. Mampu dan mau untuk ‘merangkul’ warga kota sebagai mitra kerja demi kepentingan bersama?
5. Bekerjasama denan pemda2 sekelilingnya, bahkan dengan pemerintah pusat, demi kota Jakarta untuk ‘Jakarta Baru?’
6. Dan sebagainya …..
Kupikir, semuanya salah dan semuanya
juga bisa disebut benar’ dalam konteks yang berbeda. Warga kota yang
memang sudah padat, ternyata membutuhkan ruang untuk tepat tinggal,
sementara ruang tersebut sudah tidak memungkinkan. Apakah ini yang
menjadi kesalahan pemda? TIDAK untukku!
Aku bukan memuja pemda, aku juga bukan
membela warga kota. Aku berada di tengah2, yang cinta Jakarta serta
peduli untuk Jakarta lebih baik. Apalagi, aku berada di sebuah
ke-profesional-an sebagai arsitek dan urban planner, yang sungguh sangat
ingin Jakarta lebih baik.
Jika masing2 sadar tentang kepedulian
dan mau berkolaborasi untuk ‘Jakarta Baru’, aku sangat yakin dan
percaya, bahwa Jakarta akan menjadi ‘Jakarta Baru’ yang kita terus
idam2kan.
Jika kota2 negara lain bisa, MENGAPA JAKARTA TIDAK BISA?
Link tentang Banjir Jakarta :
Sedikit Saran Untuk ‘Banjir Kanal Timur’ : Warga Sudah Mulai Bandel?
Cerita tentang ‘Banjir Kanal Timur’ : Banjir serta Ke-egois-an Warga Jakarta …..
Ada Apa dengan Waduk Pluit?
‘Waduk Pluit’ : Mengapa Baru Sekarang?
Sedikit Konsep tentang Waduk Pluit untuk Pak Jokowi
Antara Bangunan Tanpa Ijin dengan Banjir yang Meluas di Jakarta
“Jangan Tanggung-Tanggung, Pak Jokowi” : Jalankan 4 Proyek Raksasa Penangkal Banjir + Beberapa ‘Predator’ Air!
‘Kanal’ hanya Mampu Mengurangi Beban Banjir Sesaat. Bagaimana, Pak Jokowi?
Lagi, Tentang Banjir, Pak Jokowi …..
Pak Jokowi, Bagaimana dengan Peraturan Daerah Hulu sebagai ‘Kota Pendamping’ Jakarta?
‘Pantai Mutiara’ : Contoh untuk Jakarta Bercermin
‘Saluran Air Kota’ : Antara Fungsi dan Estetika
Akankah Banjir Menyadarkan Kita tentang Alam yang ‘Marah?‘
Slogan ‘Jakarta Bebas Banjir’, Tetapi Tidak Peduli Dengan Penyerapan …..
Banjir di Jakarta, Penyebab Serta (Sedikit) Saran Mengatasinya
Pengendalian Banjir? Tidak Cukup Hanya Membuat Drainage Saja
Slogan ‘Jakarta Bebas Banjir’, Tetapi Tidak Peduli dengan Penyerapan
Jakarta Bebas Banjir? Berusahalah untuk Mengelola ‘Ruang Terbuka Hijau!’
Pak Jokowi, Bagaimana dengan ‘Reboisasi’ Pohon yang Tumbang dan Penghijauan Jakarta ?
Puncak Terus Menjadi Obyek Bisnis, Lalu Bagaimana dengan Hutan Lindung dan Banjir Jakarta?
Trauma Banjir 2007, Apa yang Harus Dilakukan untuk Tidak Banjir Lagi?
Trauma Banjir 2007, Mungkinkah Sekarang 2013 Melanda Jakarta?
Trauma Banjir 2007, Akan Adakah Banjir Besar tahun 2012?
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Apakah ‘Banjir’ Merupakan Kesalahan Jokowi? Sebuah tanggapan”
Posting Komentar