Selasa, 14 Mei 2013
Papa, Aku Kangen ……
Selasa, 14 Mei 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Ketika papa meninggal tanggal 5 Maret
2013 kemarin, karuan saja aku langsung luluh lantak, terpuruk berminggu2
dan tidak tahu harus berbuat apa. Sungguh, ketika itu, 3 minggu aku
tidak masuk kerja. Di rumah hanya diam dan terus menangis sehingga
kondisi fisikku sangat merosot.
Aku tahu dan sadar bahwa papa sudah
bahagia di samping Tuhan Yesus yang menjemputnya. Dan aku juga tahu,
mungkin papa sedih melihat aku terpuruk di sana, mungkin papa menangis
melihat aku terus menangisi papa. Aku tahu itu. Tetapi aku benar2
manusia biasa. Seorang anak perempuan, “Bidadari Kecil” Papa,
dan shubunganku dengan papa sangat dekat. Terlebih setelah aku sakit
stroke ini, papa yang selalu menemaniku dari pagi, ke kantor, jemput
lagi, ke toko buku, ke supermarket,ke ATM atau ke salon. Papa yang
selalu menemaniku …..
Dan ketika papa meninggal, adakah yang
meyalahkanku jika aku benar2 terpuruk dengan kepergian beliau? Adakah
yang memarahiku jika aku terus menangisi beliau? Aku tidak peduli, pun
jika mereka menjauhiku. Karena aku benar2 tidak tahu, bagaimana aku bisa
bertahan dengan ketidakhadiran papa di sisiku …..
Walau aku murung, menangis dan terpuruk,
aku tetap berusaha untuk bangkit. Aku tetap berusaha membuat hatiku
’sedikit senang’ untuk aku bisa memulai kehidupanku yang baru, tanpa
papa di sisiku. Aku mulai bangkit! Aku mulai menulis lagi! Ya, dari pada
aku menangis, dan dari pada aku terus ‘berceloteh’ dengan kata2ku yang
tidak terlalu jelas, aku mulai menulis lagi.
Aku banyak menuliskan tentang hidupku
bersama papa. Dari kecil hingga sekarang, aku terus menulis sehingga
suatu saat Valentino ‘mengambil’ tulisan2ku dan dia memintaku untuk
terus menulis untuk dijadikan buku di hari ke-40 papa berpulang. Jadilah
sebuah buku untuk papa, yang mungkin bisa membuat papa bangga kepadaku,
walau aku masih dalam keterbatasan ( lihat tulisanku Sebuah Buku untuk Papa ….., Launching Buku : “Bapak Mengganti Tangan dan Kakiku yang Lumpuh” dan Launching Buku : “Autobiografi Ir.Suharto Prodjowijono (1939 - 2013)”, yang Dituliskan Papa Sendiri …..).
***
Sekarang, 2 bulan dan 9 hari papa berpulang. Aku tetap masih sangat bersedih. Aku tidak pernah bertanya kepada Tuhan,
“Mengapa ENGKAU mengambil papa? Aku masih membutuhkan papa sebagai kaki dan tanganku”
Tidak! Aku tidak pernah beratnya seperti
itu. Tetapi aku hanya kangen! Aku kangen papa …… aku sangat kangen
papa!! Salahkah aku?? Papa selalu di sisiku. Papa selalu memelukku. Papa
selalu menciumku! Dari pagi sampai malam, papa selalu membangunkan
aku!!! Salahkah aku???
Ya, aku memang tidak boleh terus
menangisi papa. Tetapi aku kangen papa. Dan dengan keterbukaanku, aku
selalu meng-update status2ku di media sosial, bahwa aku kangen sekali
dengan papa …….. !!!
***
Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari
kita, aku tetap sangat percaya bahwa Tuhan pun akan memberikan gantinya!
Berbentuk apapun itu, aku percaya suatu saat akan aku dapatkan ‘ganti’
papa yang selalu peduli denganku, selalu mengasihiku serta selalu
membuat aku bahagia, walau pasti bentuknya akan berbeda, karena papa
tidak akan tergantikan …..
Setelah aku mulai masuk kembali bekerja,
aku sangat terpukul dengan suasana kantorku. Karena tiap hari, hidupku
dengan papa secara rutin kantorku merupakan ‘papa banget!’ ( lihat
tulisanku Bahkan Papa Terus Mengantarku untuk Bekerja dalam Kerentaannya …..). Aku
tertunduk dengan lesu dengan diantar oleh supir pribadiku. Mataku pasti
memerah dan basah.
Aku tahu, semua orang akan memperhatikanku. Seorang
perempuan cacat, dengan mata sembab dan merah, tertatih2 dituntun oleh
supir, pasti menumbuhkan rasa sedih atau iba, ataupun rasa kasihan. Aku
tidak peduli itu! Dan karena aku bekerja di sebuah kantor besar dan
sebagai senior disana, sebagian besar karyawan mengenal aku, atau paling
tudak, mereka tahu aku, karena gedung perkantoran itu adalah salah satu
karya dan proyekku dengan tim kami.
Dari pegawai rendah seperti office-boy
juga satpam dan petugas2 yang lain, mereka selalu melihat aku
bergandengan tangan dengan papaku. Pagi2 papa mengantarku sampai ke
tempat dudukku di lantai 43 dan papa juga selalu menjemputku dari lantai
43, terus menerus selama sekitar 2 tahun ini. Dan ketika papa tidak ada
lagi di sisiku berhari2, mereka bertanya2,
“Kemana papa, bu Christie?”
Dan setelah aku atau supirku
memberitahukannya, mereka terhenyak dan terlihat mereka juga terluka
….. aku melihat itu dari tatapan mata mereka …… aku melihat, mata
mereka. Begitu mengasihi kami. Dan serta merta setelah itu, mereka
bergantian, bahkan mereka berebutan untuk menggandengku keluar atau
masuk dari mobilku. Satpam2 itu sangat peduli dengan keadaanku dan
mereka terus menjagaku, jika aku berada di sekeliling mereka …… Puji
Tuhan …..
Begitu juga dengan Valentino. Dia dengan
sangat menasihiku terus menjagaku, sejak selum aku sakit 5 tahun lalu,
setelah aku sakit 3 tahun lalu, setetlah papa berpuang dan sampai
sekarang, Valentino benar2 memberi aku kekuatan penuh untuk
penghidupanku. Dan begitu juga sahabat2ku. Salah satunya mba Vema yang
rela dan terus mendampingiku kemanapun jika aku berkegiatan non-rutin,
dibantu dengan suaminya, mas Erri. Juga sahabat kecilku, Celin yang
terus menguatkanku di saat2 aku tidak ada yang menemaniku di akhir
minggu …..
Terakhir, Tuhan mengirimkan malaikat NYA
yang baru. Seorang Soraya Haque, yang memberikan motivasi dan metode
penyembuhan di kliniknya ( lihat tulisanku Dengan Kasih, Mba Soraya Haque Mampu Melakukan Semuanya). Seorang
mba Aya, yang baru mengenalku dalam acara memperingati hari Kartini
sekitar 2 minggu lalu, sangat memperhatikanku, bahkan dia dengan nyata
menyatakan bahwa dia menyayangiku! Dan aku diberikan keleluasaan untuk
mengikuti terapi otak dan dia ingin membuat aku lebih
baik segera dalam 3
bulan! Puji Tuhan ……
***
Tuhan memang luar biasa! Tuhan mempunyai kuasa yang juga luar biasa! Tuhan bisa ‘mengambil’ apapun dari kita, tetapi Tuhan juga bisa ‘memberikan’ apapun apa yang DIA inginkan untuk kita!
Ya, Tuhan sudah ‘mengambil’ atau menjemput papa, tetapi Tuhan juga
sudah ‘memberikan’ sahabat2 yang terbaik sebagai pengganti papa! Kita
tidak berhak mempertanyakan Tuhan jika DIA ingin mengambil apapun dari
kita, meskipun ’sesuatu’ itu yang sangat kita kasihi …..
Ya, pagi tadi aku dengan adikku yang di
Dallas, chatting dengan BBM dan kata2 diatas adalah kata2nya dan membuat
aku tergugah bahwa kita tetap harus berserah kepada NYA. Dan dengan
berserah serta terus percaya, walau Tuha sudah ‘mengambil’ papa, Tuhan
akan menggantinya untukku, sesuai yang diinginkan NYA untuk aku miliki
…..
Puji Tuhan, Hallelluyah ……
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Papa, Aku Kangen ……”
Posting Komentar