Rabu, 15 Mei 2013

Cerita di TPU Menteng Pulo



By Christie Damayanti

1368608161465097868

Setelah papa meninggal, aku sangat sering ke pemakaman Menteng Pulo, dimana papa dimakamkan. Paling tidak, setiap hari Minggu setelah pulang dari Gereja aku dengan mama dan anak2ku membawa bunga wangi, peralatan untuk pembersihan dan berdoa di makam papa.

Sebuah daerah pemakaman, menurutku merupakan daerah penghijauan. Sebuah Ruang Terbuka Hijau ( RTH ), sehingga seharusnya pemerintah daerah bisa menjadikan daerah itu sebagai paru2 kota. Apalagi pemda DKI Jakarta menggabungkannya sebagai Dinas Pertamanan dan Pemakaman, yang menurutku penggabungan ini agak kurang tepat.

Sebuah kota, mempunyai banyak unsur, salah satunya dengan adanya Ruang Terbuka Hijau  yang mempunyai banyak fungsi dan salah satunya adalah paru2 kota, untuk kemudian bisa menjadi paru2 dunia. 

Tetapi pada kenyataannya, kota Jakarta bukan hanya penghijauannya saja yang ‘kurang’ bahkan ‘kurang sekali’, tetapi dengan adanya pemakaman pun tetap saja kurang karena pemda tidak ( atau belum? ) peduli untuk bagaimana pemakaman2 di Jakarta bukan hanya untuk tmpat memakamkan, tetapi juga dikelola dengan baik sehingga pemakaman2 tersebut mampu untuk menjadi Ruang Terbuka Hijau dan sebagai paru2 kota.

Data dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman saat ini di Jakarta mempunyai total luas sekitar 589,65 hektar dari 96 Taman Pemakaman Umum ( TPU ). Yang sudah terpakai sekitar 355,64 hektar dan sisanya merupakan lahan pemakaman siap pakai.

Aku tidak menyoroti tentang pemakamannya, tetapi lebih ingin menyoroti tentang ‘mengapa pemda DKI Jakarta tidak ( atau belum? ) memperhatikan tentang Taman Pemakaman Umum sementara taman2 di beberapa titik ( apalagi di daerah protokol ) di Jakarta, Dinas ini sudah dan selalu merenovasi taman2 untuk lebih indah?’

Ketika kami sedang berada di makam papa di TPU Menteng Pulo, aku langsung sadar dengan keberadaan makam tersebut. Apalagi, sebenarnya TPU Menteng Pulo merupakan Pemakaman di daerah protokol ( terletak di jalan Casablanca ), yang seharusnya lebih diperhatikan sebagai RTH atau TPU yang bisa dibanggakan oleh warga Jakarta. *Lalu bagaimana dengan  TPU2 yang berda di pelosok2 Jakarta?*

Sedikit cerita di TPU Menteng Pulo :

Menteng Pulo adalah salah satu TPU di Jakarta yang berda di daerah protokol dan di tengah2 kota, walau masih ada TPU Karet Bivak. Menurutku, pemda DKI Jakarta seharusnya merawat TPU ini, apalagi TPU ini sudah ‘dikalahkan’ dan digusur untuk menjadi beberapa apartemen mewah. Dan seharusnya juga, pemda sudah mau menerima ‘penggusuran’ oleh developer2 besar, dan pastilah mereka memberikan kompensasi yang sangat besar! Apalagi harga tanah disana ( seputaran Casablanca ), walaupun bekas kuburan, tetaplah harganya tinggi.

Jika ada kepedulian pemda uang 2 hal saja ( untuk yang memakamkan disana sebagai penghormatan bagi warga dan untuk semua warga Jakarta ), TPU  Menteng Pulo ini akan setidaknya menjadi kebanggaan warga, dan sebagai paru2 kota.

13686082131984472845
1368608283712588495

Dilihat di foto di atas, seharusnya semua jalan mobil disana terawat seperti ini, walau ternyata di sisi jalan tidak ada selokan / pembuangan air sama sekali. Ketika hujan besar turun, jalanan ini tergenang,

13686083101011912636
1368608365266554461

Jika kita masuk ke dalam pemakamannya, ternyata sangat amburadul. Jangankan pepohonan dan rerumputannya di pangkas serta di desain cantik atau paling tidak rapih, tetapi justru hijau tanamannya menjadi makanan kambing dan domba. Kambing dan domba itu menjadi gemuk dan mereka tinggal di beberapa nisan yang nyaman, sementara pemiliknya justru membiarkan mereka ‘mengganggu’ pengunjung …..

1368608401621151603
Domba2 yang terus mengunyah rerumputan, yang memang rumputnya gemuk2.

Sementara antara kavling satu dengan yang lain, benar2 tidak di rawat. Yang ada banyak antara kavling tidak beraturan sehingga kita harus melompati mereka, dan untukku sebagai penyandang disabilitas, aku sering tidak bisa berjalan sehingga membutuhkan bantuan.

Beruntung makam papa berada tidak jauh dari jalan mobil, walau tetap ada 1 titik yang butuh bantuan untuk aku berjalan …..

13686084452117012051
1368608481586649336

Karena tidak ada ketentuan untuk mendesain makam, kami membuat pengerasan untukku untuk menempatkan kursi disana jika kami bertandang. Karena aku belum mamp untuk berdiri agak lama.
Antara  kavling pun sering terlalu sempit seperti foto diatas ini, sehingga untuk orang2 seperti aku atau ibu2 akan sangat susah untuk melewatinya.

1368608510265846637

Karena papa baru dimakamkan tanggal 8 Maret 2013 kemarin, maka makamnya belum bisa di desain dengan beton. Tetapi untukku sementara cukup nyaman untuk aku bisa duduk di perkerasan disana.

Ternyata di TPU Menteng Pulo merupakan ‘daerah umum’, dan jalan mobil sesuai dengan foto diatas adalah ‘jalan raya umum’ karena di belakangnya adalah pemukiman warga dan mereka selalu melewati makam ini untuk ke jalan Casablanca. Dan itu tidak ideal sama sekali, seperti adanya tempat2 dan warung2 kecil dan banyak orang2 yang duduk2 disana, sangat ‘mengganggu’ pemandangan!

Dan juga ternyata sudah banyak keluarga pemilik kavlig yang sudah tidak pernah merawatnya sehingga menjadi tempat sampah! Sayang disayangkan, ketika kita harus berlomba untuk saling menghormati dan setelah mereka meninggal, makamnya menjadi tempat sampah …..

1368608568402219785
13686086081156068197

Warung2 kecil dan tempat duduk2 dengan kavling dan nisan disana ….. sangat membuat ‘miris’ …..

Ini sedikit cerita tentang TPU Mentang Pulo. Seharusnya, pemda bisa menghormati warga yang sudah meninggal dengan membuat taman pemakaman umum yang layak.

Mungkin ada pernyataan ( bukan pertanyaan ),

“Lha pemda DKI Jakarta saja belum bisa ‘merangkul’ warga yang masih hidup, apalagi warga yang sudah meninggal?”

Aku tidak tahu, berapa anggaran dana untuk merawat pemakaman, tetapi untuk taman kota apalagi di daerah protokol, selalu direnovasi, seharusnyalah TPU bisa berbagi dana yang di anggarkan oemda DKI lewat Dinas Pertamanan dan Pemakamaan, sehingga TPU bisa berubah menjadi lahan RTH serta sebagai paru2 kota ……

Pak Jokowi, bagaimana dengan jalan keluarnya?


Tags: ,

0 Responses to “Cerita di TPU Menteng Pulo”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks