Home
» metro
» Tangan Tuhan Melalui Seorang Tukang Ojek : Kesaksian Awal Banjir Masuk ke Basement UOB
Selasa, 22 Januari 2013
Tangan Tuhan Melalui Seorang Tukang Ojek : Kesaksian Awal Banjir Masuk ke Basement UOB
Selasa, 22 Januari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Di depan Gadung UOB saat banjir
Satu minggu itu, aku hanya istirahat di
rumah, hanya membaca dan menonton TV. Satu minggu trauma, ketika
banjir mengepung Jakarta. Satu minggu yang membuat aku bertambah
‘miris’, ketika pemda Jakarta belum mampu untuk membuat warganya dalam
kenyamanan dan kesejahteraan. Apalagi ketika semua TV menyoroti keadaan
Jakarta dalam keadaan ‘chaos’, ditambah dengan banyak warga kehilangan
nyawanya …..
Ketika hari Senin kemarin pertama kali
aku masuk kerja kembali setelah deman berkepanjangan selama 1 minggu
yang lalu, salah seorang temanku melihat dan bercerita tentang
bagaimana dia merasa bahwa hidup dan mati seseorang, benar2 hanya Tuhan
yang tahu. Ketika kematian seseorang, hanya dibatasi dengan selembar
rambut dibelah 1000, karena sangat tipis. Sangat cepat dan tiba2 dia
baru sadar bahwa kita memang harus selalu bergantung pada Tuhan …..
Cerita ini berawal ketika temanku,
sebut saja namanya Frida, lewat bbm kami sering bertegur sapa, hari
Kamis ( benar ya? Ketika gedung UOB basement nya tergenang air banjir )
minggu lalu dari rumahnya di Kelapa Gading ke kantor kami di
Kemanggisan. Seperti biasa, dia selalu mengendarai Trans Jakarta.
Tetapi pada waktu itu, bus itu ’stuck’ di jalan Sudirman, karena jalan
itu memang sudah terendam, sehingga Frida diturunkan disana, pas
sekitar gedung UOB, dan dia berlari2 ke tempat teduh, di kanopi lobby
gedung itu. Dan Frida hanya melihat2 karena dia tahu, tidak akan ada
yang bisa mengantarnya ke Grogol. Frida adalah seorang perepuan
seumurku, kecil dan mungil …..
“Ah, seharusnya aku tinggal di
rumah saja, walau lingkunganku kebanjiran, paling tidak rumahku aman.
Toh sekarang aku hanya bisa disini saja”,mungkin begitu pikirnya …..
Jadi, menurut ceritanya, Frida hanya
berdiri di lobby gedung UOB, dengan suasana yang masih aman2 saja.
Jalan Sudirman memang sudah terendam, tetapi suasana di gedung itu
masih seperti seharusnya, semua orang lalu lalang sebagaimana di
perkantoran …..
Tidak lama kemudian, hujan bertambah
lebat. Air di jalanan sudah meninggi, sampai kaki Frida mulai terendam.
Suasana berubah ‘chaos’, ketika air dalam jumlh yang besar seperti air
bah, menghampiiiri Frida, termasuk air itu masuk ke basement gedung
tempat Frida berteduh. Mungkin seperti yang kita saksikan di TV,
bagaimana air bah yang deras dan banyak, menuju ke basement, secara air
memang mencari tempat terendah untuk ‘mereka menetap’. Jika tempat
terendah belum mereka dapatkan, air itu akan terus mencari, apalagi
jika pemicunya terus bertambah, hujan deras dengan penambahan debit
air terus bertambah ….
Frida berusaha untuk terus masuh ke
lobby, ketika kanopi lobby tidak mampu lagi untuk berteduh. Frida
melihat dengan jelas, ketika derasnya air bah datang dan masuk ke
basement. Kata Frida, waktu itu masih banyak orang berada di basement,
karena itu memang masih pagi dan masih banyak pekerja2 disana mulai
memarkirkan mobilnya di basement. Frida juga memperkirakan bahwa ketika
banyak pekerja yang mulai cemas dengan hujan yang bertambah lebat,
mereka justru ingin pulang sebelum mereka benar2 tidak bisa pulang
karena banjir yang semakin tinggi …..
Dan terjadilah berita itu, sebuah
berita yang benar2 membuat kita semua ‘miris’ ….. banjir mengepung
Jakarta, dan banyak warga meninggal. Dan kasus di gedung OUB, membuat
kita juga tertegun, bahwa mereka yang meninggal karena banjir disana,
bukan karena sedang berkutat dalam menyelamatkan rumah mereka, tetapi
mereka sedang bekerja disebuah gedung, yang seharusnya aman dari
banjir, tetapi ketika Tuhan sudah berkehendak, apapun bisa terjadi …..
Frida mulai bergidik membayangkan apa
yang akan terjadi dibasement tempat dia berteduh. Bayangan2 mengerikan,
cerita Frida, terus berkecamuk dipikirannya, sampai dia benar2 ingin
pulang dan tidak mau meneruskan perjalanannya menuju kantornya.
Hujan bertambah deras, dan Frida tidak
tahu bagaimana dia pulang. Suasana di gedung itu berubah menjadi
‘chaos’. Diceritanya, semuanya berubah sangat cepat. Pikirannya tidak
mampu mencernanya. Dari dia diturunkan di sekitar gedung UOB oleh bus
Trans Jakarta dan dia berteduh disana, sampai tiba2 hujan bertambah
deras dan air bah datang dan masuk ke lantai basement, Frida betul2
tidam mampu mencernanya. Dan ketika tiba2 tangan Tuhan menolongnya, pun
Frida tetap tidak mampu memikirkannya …..
Ketika kata Frida, ada seorang tukang
ojek datang kepadanya, yang mulai mencari2 kesempatan untuk dia keluar
dari keadaan yang mengerikan ini, Frida langsung menyambar apapun yang
ada, untuk keluar dari gedung ini. Frida sangat heran, ketika tiba2
datang kepadanya, seorang tukang ojek dan menawarkan pertolongan.
Sebelum itu, tidak ada satupun tukang ojek. Semuanya sangat sibuk dengan
hujan dan sibuk dengan kegiatannya masing2. Frida langsung duduk di
belakang motor si tukang ojek itu, dan mereka mulai mencari jalan menuju
kembali ke rumahnya di Kelapa Gading …..
Sebentar2 si tukang ojek membalikan
motornya, ketika di jalan di depannya teradang banjir, sampai suatu
ketika, hampir sampai ke Kelapa Gading, si tukang ojek memberhentikan
motornya karena memang tidak bisa lagi berjalan lebih jauh karena
memang semua air …..
Frida turun dan transaksipun terjadi.
120 ribu Frida harus membayar tukang ojek itu, tetapi Frida sudah
sangat bersyukur, karena menurutnya, juga menurutku, tukang ojek itu
merupakan kepanjangan tangan Tuhan, yang ingin membawa Frida ketempat
yang lebih aman dibanding di tempat dia berteduh ……
Dan jika
tangan Tuhan tidak bekerja melewati si tukang ojek, mungkin Frida akan
‘terseret’ untuk banyak hal, yang kita tidak pernah tahu …..
***
Ketika Frida bercerita, sungguh, aku
bergidik. Semuanya, menurut Frida, berjalan dengan sangat cepat! Dan
secepat itu juga, tangan Tuhan membawa tukang ojek untuk mengantarkan
Frida pulang dengan selamat. Sekarang, jika ada yang menanyakan,
mengapa orang2 yang terjebak di basement itu tidak ditolong NYA? Aku
tidak tahu. Dan mengapa Tuhan tidak menolong orang2 yang kebanjiran
untuk tidak kegilangan rumahnya? Akupun tidak tahu!
Tetapi yang aku
tahu bahwa, ketika Tuhan berkehendak, semuanya akan
terjadi. Dan jika kita selalu menuruti kata2 NYA dan menjauhkan
larangan2 NYA, percayalah, Tuhan akan selalu memberikan tangan NYA
untuk menolong kita, sesuai dengan rancangan NYA …… Nubuat NYA akan
terjadi, ssesuai dengan apa yang DIA inginkan terhadap masing2 dari
kita …..
Dan menurutku, banjir serta semua
reaksi alam, merupakan kesalahan manusia, dimana kita terus
mengeksplore alam yang ada, TANPA kita peduli bahwa alam tetap
membutuhkan perhatian untuk bertumbuh dan berkembang, pun sejalan juga
dengan keinginan dan rancangan Tuhan …..
Pencipta
Tags: Jakarta , metro
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Tangan Tuhan Melalui Seorang Tukang Ojek : Kesaksian Awal Banjir Masuk ke Basement UOB”
Posting Komentar