Kamis, 04 Oktober 2012
Penderita ‘Paraplegia’: Doa dan Berserah Merupakan Kunci Hati dalam Tuhan …..
Kamis, 04 Oktober 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Seorang teman mendapatkan saudaranya
terserang sebuah ‘penyakit’, paraplegia. Sebuah ‘penyakit’ yang (
katanya ) tidak tersembuhkan, kecuali mujizat Tuhan. Paraplegia adalah
cedera sumsum tulang belakang yang biasanya akibat kecelakaan atau
terjatuh, sehingga merusak tulang belakang dan sumsumnya.
Aku sih tidak
tahu tentang itu, tetapi beberapa artikel di Google tentang itu, membuat
aku berdiam diri, bahwa ada ‘penyakit’ yang ( katanya ) tidak
tersembuhkan ……
Si penderita bisa lumpuh kedua kakinya,
atau kedua tangannya atau lumbuh seluruh badan dengan hannya kepalanya
yang bisa merasakannya. Paraplegia bukan sebuah penyakit, tetapi
kerusakan sumsum tuang belakang yang disebabkan karena trauma fisik
seperti di tuliskan diatas.
Cerita pak Sardi yang ditulis di
koran-o.com tanggal 22 Agustus 2012 menceritakan bahwa beliau sudah
menderita paraplegia sejak 10 tahun lalu. Beliau tinggal di sebuah desa
Sukoharjo ( lihat di http://www.koran-o.com/2012/lelakon/paraplegia-menyiksa-dan-melumpuhkan-saya-27639
). Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana kehidupannya sejak 10 tahun
lalu, dan sampai berapa lama beliau bisa bertahan? Istriya sudah
meninggalkannya …..
***
Sudah baca? Aahhh ….. ternyata kita
tetap harus bersyukur, apapun yang terjadi dalam hidup kita. Ditengah2
teman2 kita, ternyata banyak sekali orang yang menderita. Aku tahu itu.
Tetapi karena aku tidak berada di lingkungan mereka, maka aku tidak atau
belum bisa mengerti, apa yang terjadi, bagaimana kehidupannya serta apa
cara mereka mengatasinya.
Temanku mengatakan, bahwa penyakit itu
tidak bisa disemuhan, ketika semua saudaranya menolongnya untuk terus
mencri tahu ke banyak rumah sakit - rumah sakit. Mereka sudah putus asa,
dan mereka sudah menerima jika saudaranya yang menderita paraplegia
itu, aka segera di panggil menghadap Tuhan ….. aaahhhh, sungguh ngeri
membayangkan bahwa saudara kita sudah tidak bisa disembuhkan lagi …..
Tetapi bagaimana? Jika si penderita
masih bisa hidup lebih dari 10 tahun, seperti pak Sardi? Apakah kita
tega melihat si penderita hidup tersiksa dengan penyakitnya, seperti pak
Sardi? Di tulisan di atas, sepertinya keluarga pak Sardi memang tidak
mampu untuk berobat, sehingga pak Sardi dibiarkan hidupnya terasing
dengan penyakitnya, karena memang pak Sardi tidak bisa ‘menopang’
hidupnya. Bahkan tubuhnya pun tidak mampu tegak lurus jika duduk dan
harus memakai korset.
Seperti halnya aku, seorang perempuan
yang cacat karena stroe, dan dokter2 di Amerika ( dimana aku terserang
stroke disana ), secara medis sudah tidak bisa sembuh lagi karena
parahnya serangan stroke-ku. Tetapi, sungguh, aku sangat percaya bahwa
Tuhan akan menyembuhkan aku, entah bagaimana caranya, dan itu yang Tuhan
lakukan! Aku bisa sembuh, bekerja biasa serta berkegiatan biasa, walau
penyembuhanku belum sempurna …..
Aku hanya membayangkan, bagaimana jika
si penderita masih diberi umur pandang oleh Tuhan, tetapi karena secara
medis ( manusia ) sudah tidak tersembuhkan lagi, sehingga si penderita
sangat mendeerita sepanjang umur yang diberikan oleh NYA?
Buat aku, pasrah itu penting. Berserah
apa lagi, bahwa tuhan akan memberikan yang terbaik untuk semua umatnya.
Tetapi kita tetapi harus berusaha, walaupun badai menghadang ….. kita
harus bisa bersemangat bahwa dalam semua permasalahan atau sakit
penyakit. Kita harus terus berdoa dalam penyerahan pada Tuhan, seperti
aku, dengan lumpuh dan keterbatasanku, sebenarnya aku agak ‘down’ ketika
tiba2 di pikiranku ‘bagaimana jika aku ditinggal oleh orang2 yang
mencintai aku?’
Lebay? Sombong? Sok idealis? Atau
pahlawan kesianngan?
Aku tidak tahu, yang jelas aku berkaca pada
kehidupanku sendiri. Pengalaman mengajarkan aku demikian. Aku sudah
pernah 3x hampir mati karena penyakit, tetapi aku benar2 berserah dan
berdoa, dan nyatanya aku masih hidup sampai sekarang walau memang
keadaanku dalam keterbatasan …..
Tidak mudah memang, ketika kita sedang
dihantam permasalahan atau sakit penyakit, kita langsung berharap pada
Tuhan untuk kita berserah. Aku tahu, tidak mudah! Apalagi permasalahan
itu terus menghadang dan sakit penyakit itu seakan tidak berkesudahan.
Tuhan akan memberi yang terbaik, tetapi
kita harus bisa berserah dengan apa yang Tuhan berikan pada kita.
Pasrah, berserah dan berdoa aalah kunci hatiku, bahwa walau aku berat
bersama fisikku dalam keterbatasan, aku berserah kepadanya, bahwa aku
senantiasa akan diberkati NYA dan masa depanku cerah cerita, sesuai
dengan janji Tuhan …..
Mari kita tetap percaya kepada NYA, pasrah dan berserah serta bedoa, akan tetap menjadi kunci hati dalam Tuhan.
Doaku untuk yang berbeban berat, terutama untuk penderita paraplegia …..
Tags: Catatan Harian , sosbud
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Penderita ‘Paraplegia’: Doa dan Berserah Merupakan Kunci Hati dalam Tuhan …..”
Posting Komentar