Kamis, 04 Oktober 2012
Kisah Seorang Tukang Kayu yang Berpulang …..
Kamis, 04 Oktober 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sayang, aku tidak sempat mengambil fotonya ( hanya ada dari belakang ) …..
Kita tidak pernah tahu, apa rencana
Tuhan dalam hidup kita. Kadang2 kita melihat, apa yang kita rencanakan
sesuai dengan rencana NYA, tetapi tiba2 melenceng jauh. Dan semuanya itu
sering membuat depresi karena rencana kita menjadi berantakan. Dan
rencana Tuhanlah yang berkehendak, dan kita harus ikut sesuai dengan
rencana NYA …..
***
Adalah seorang tukang kayu, kelahiran Brebes dan keluarganya pun tinggal disana, namanya Nur Ali. Dia beberapa tahun lebih muda dari aku, dan dia sudah mengabdi kepadaku lebih dari 25 tahun, sebelum aku lulus kuliah.
Adalah seorang tukang kayu, kelahiran Brebes dan keluarganya pun tinggal disana, namanya Nur Ali. Dia beberapa tahun lebih muda dari aku, dan dia sudah mengabdi kepadaku lebih dari 25 tahun, sebelum aku lulus kuliah.
Ketika itu aku bekerja sama dengan ex suamiku untuk mendesain
dan membuat detail interior seperti lemari, meja, kursi dan sebagainya
untuk perumahan, perkantoran dan toko2 di mall di seluruh Indonesia. Dan
Nur Ali lah salah satu kepala tukang yang membuat semua butik ‘Poshboy’
dan ‘Gazetta’ Merek baju dan kaos ) seluruh Indonesia. Nur Ali memang
pintar, jujur dan pekerjaannya rapi, sehingga kami memakainya terus …..
Ketika kami menikah, Nur Ali selalu
sebagai bodyguard kami, untuk anak2ku. Kemanapun dia diajak untuk
menjaga kami. Dan ketika jaman krismon melanda tahun 1998, Nur Ali lah
yang membantu kami untuk bertanam bawang putih untuk menyambung hidup
kami ( lihat tulisanku Ketika ‘Krisis Moneter’ Tahun 1998, Melanda ….. ).
Nur Ali memang seorang tukang kayu yang
baik. Bahkan dia bukan hanya seorang tukang kayu, dia terlihat peduli
dengan ku dan keluargaku, apalagi setelah aku bercerai. Dan Nur Ali
memilih ikut aku dibanding ikut ex suamiku. Dia berdiri di garis depan,
ketika bannyak orang yang mau menggangguku. Dan setelah itu, dia selalu
membantu aku untuk pekerjaan2ku di bidang interior dan Nur Ali bisa
membantu teman2ku yang membutuhkannya untuk membuat interior rumahnya,
apalagi teman2ku yang mau menikah …..
Salah satu hasil karya Nur Ali, mengerjakan design apartemen di Permata Gandaria.
Anaknya 5 orang, semuanya laki2 dan
masih kecil. Umurnya antara TK sampai SD dan istrinya sudah meninggal
dunia, sesaat anaknya yang terkecil lahir. Nur Ali memilih tidak menikah
lagi dan membesarkan anak2nya sendiri, yang dititipkan kepada ibunya di
Tegal. Dan kemarin siang, Nur Ali meninggal dunia dan jenazahnya sudah
di kuburkan di kampung halamannya …..
*Aku sangat sedih. Dia selalu ada
disisiku dulu, ketika banyak orang membebaniku dengan hal2 aneh dan dia
selalu melindungi aku dan anak2ku*
***
Aku sempat menangis ketika seorang ( mungkin sodaranya ) menelpon papaku
kemarin, sambil menangis dan langsung kami mencari tahu tentang itu.
Nur Ali tidak berpesan sesuatu, tetapi papaku sudah memintanya datang ke
rumah untuk mengerjakan sesuatu, segera. Dan Nur Ali sempat cerita
bahwa dia sedang sakit perut, yang terakhir sekarang dia sudah
mengahadap Tuhannya ….
Dia sempat beberapa kali jatuh sakit
setelah kematian istrinya, sampai tubuhnya sangat kurus. Dia tidak
bilang apa sakitnya, dan kami hanya tahu, mungkin kesedihannya yang
membuatnya menjadi sakit dan kurus.
Sekarang, aku terbeban memikirkan
anak2nya. Aku sempat tahu dengan anak2nya ketika Nur Ali membawa mereka
ke Jakarta. Aku juga sempat tahu, bagaimana kegiatan keluarganya di
rumahnya di Tegal ( antara Brebes - Tegal ).
Dulu aku tahu, untuk
menopang hidupnya sehari2, Nur Ali dan istrinya memelihara burung puyuh
untuk dijual daging dan telurnya. Tetapi ketika anaknya ya ke-4 alergi
dengan bulu burung, dan selalu sakit, Nur Ali menjual semua burung
puyuhnya supaya anaknya yang ke-4 bebas alergi.
Dia memang peduli dengan keluarganya,
peduli dengan kami. Dan karena pekerjaannya rapi serta kejujurannya yang
baik, aku selalu merekomendasikannya dalam komunitas konstruksi, karena
dia memang mempunyai tim tukang kayu. Terakhir, dia kami rekomendasikan
untuk membuat interior Konsistori Gereja kami.
Aku ingin membantunya, walau aku tidak
tahu bagaimana membantunya. Jika sumbangan, semua akan habis. Bekerja
sama dengan sepupuku ( yang juga sering dibantu oleh Nur Ali ), kami
ingin mencari orang tua asuh bagi anak2nya untuk mereka bisa terus
sekolah. Karena aku yakin, mungkin tidak ada keluarganya yang bisa
menyekolahkannya dengan kehidupannya yang pas2an.
Sepupuku mengatakan,
ada yayasan Kristen di Yogyakarta yang bisa menampung anak2 yang putus
sekolah. Aku tahu, tidak mudah untuk membawa anak2 itu ‘lepas’ dari
keluarganya, tetapi patut di coba bukan? Yang jelas, Tuhan akan terus
buka jalan untuk kebaikan umat NYA.
Nur Ali membantuku untuk membuat frames di Pameran Filateli Internasional, Juni 2012 lalu.
Seorang Nur Ali sudah tiada. Mungkin
tidak ada yang peduli, bahwa seorang tukang kayu sudah tiada …. Mungkin
aku lebay dengan mengangkat cerita ini di forum umum seperti di
Kompasiana. Tetapi, dengan belajar dari seorang ‘rakyat biasa’, seorang
Nur Ali, aku diasah untuk terus melihat bahwa masih banyak orang yang
peduli dan mengasihi sesama, dengan berbagai bentuk …..
Selamat jalan, Nur Ali ….. Tuhan sudah memberi tempat di sisi Nya. Dan Tuhan juga akan memberikan yang terbaik untuk ank2mu …..
Tuhan memberkati kita semua …..
Dari kami yang mengasihimu dalam Tuhan …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Kisah Seorang Tukang Kayu yang Berpulang …..”
Posting Komentar