Home
» New Media
» Ketika Orang Tua Baru Mengerti, Bahwa Anak-Anak Mereka Berada ‘Jauh’ di Depan Mereka …..
Senin, 09 Juli 2012
Ketika Orang Tua Baru Mengerti, Bahwa Anak-Anak Mereka Berada ‘Jauh’ di Depan Mereka …..
Senin, 09 Juli 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Suasana presentasi : Mba Vema dan mba Aulia belum datang, jadi baru kami bertiga yang ada di depan …..
Kembali IDKita Kompasiana ‘beraksi’ lagi untuk sosialisasi ‘Internet Sehat dan Aman’. Kali ini, hari Minggu tanggal 8 Juli 2012 kami mempresentasikannya di GKJ Eben Haezer, tempat aku bergereja di Pasar Minggu. Setelah selesai kebaktian, jam 9.00 pagi kami segera membereskan materi dan peralatan, sebelum muai presentasi.
Kami sudah melakukan pendekatan dengan Pendeta dan Majelis, dan pada tanggal 17 Juni 2012 lalu, kami juga sudah berdialog dengan remaja GKJ Eben Haezer ( lihat tulisanku Remaja Tidak Menyadari Bahwa Bahaya ‘Mengancam’ Mereka ! ), setelah sebelumnya kami mengumumkannya pada tanggal 10 Juni 2012 ( lihat tulisanku Respon Antusias Orang Tua tentang ‘Internet Sehat’ di GKJ Eben Haezer ).
Seperti yang sudah diduga, dari sekitar 70-an audience ( karena saat ini adalah liburan sekolah, jadi tidak banyak yang kebaktian di gereja kami, untuk berlibur dengan keuarganya ), bahwa hampir semua orang tua dari anak2 dan remaja, tidak mengetahui bahaya internet. Bukan tidak mengetahui, tetapi hanya tahu sekedarnya, dan bahwa hanya 1 bagian saja bahaya internet dari banyak bagaian, yaitu pornografi.
Benar, mungkin pornografi adalah yang terekspose terbesar dalam bahaya internet, tetapi orang tua melupakan atau sama sekali tdak tahu, bahwa bahaya pornografi untuk anak2 dan remaja sama dengan bahaya cyberbullying, cybergambling atau ‘cyber2′ yang lain, seperti di artikel2ku tentang itu ( dalam lapakku di kanal ‘internet’ ).
Ketika aku menerangkan cyberbullying yang aku tulis di artikel Seputar Pelecehan Remaja di Dunia Maya , aku melihat dari tempat aku duduk, mereka tercengang2, sama dengan ketika Valentino menerangkan ‘bahasa alay’, yaitu sebuah bahasa khas anak2 dan remaja sekarang. Dan ‘audience’ pagi tadi, dibuat bolak balik terpengarah, untuk mereka sadar bahwa kita tidak bisa tinggal diam saja sekarang …..
Valentino, komandan IDKita Kompasiana, memberikan presentasi dengan berjalan2 diantara Jemaat Gereja, dan mereka terpaku dengan gaya bicaranya yang enak di dengar …..
GKJ Eben Haezer sedang berulang tahun ke-21 tanggal 26 Juni 2012, salah satunya membuat acara resentasi ‘Internet Sehat dan Aman’ ini …..
Sebagai contoh untuk mereka tahu bahwa bahasa anak2 dan remaja adalah sebuah bahasa yang bisa saa sekali tidak diketahui oleh kita sebagai orang tuanya. Kami menayangkan 4 kalimat dalam bahasa alay, dan jika audience bisa membaca dan mengerti, kami memberi ‘hadiah’. Dan mereka sampai ‘nyureng2′ untuk membacanya, tetapi ternyata beberapa bisa membaca dan mengerti, untuk dibagikan yang lain.
Dan mereka sambil geleng2 kan kepalanya, ketika Valentino menceritakan, bahwa anak SD sudah tahu tentang sex dan ML karena memang mereka sudah kenal dengan internet sejak dini tanpa orang tua tahu, karena memang saat ini anak2 dan remaja ada di ratusan kilometer didepan kita sebagai orang tua …..
Contoh bahasa ‘alay’ khas remaja kita yang membuat kita tertinggal jauh dari dunia mereka …..
Salah satu warga jemaat ( ibu Paulus ) yang mencoba untuk menjawab pertanyaan tentang bahasa ‘alay’ dan tentang kehidupan remaja sekarang …..
Juga ketika Valentino menerangkan bahwa Facebook merupakan salah satu yang membuat remaja ‘menghilang’ dari orang tuanya. Banyak yang frustasi dan banyak yang depresi, ketika teman2 mereka di Facebook ‘membully’ mereka, yang pada akhirnya di negeri lain ada sampai bunuh diri karena mereka tidak bisa menahan stress dan depresinya. Bahkan ada seorang bapak dari anak yang terus di bully atau dilecehkan di dunia maya, bapak tersebut menembak teman anaknya karena pelecehan tersebut ….. Sungguh mengerikan sekali …..
Aku yang menerangkan tentang cyberbullying, yang membuat banyak orang depresi dan ‘tidak terdengar’ sebagai ‘internet yang tidak sehat’ …..
Kami, mba Sum, aku dan mba Vema minus Valentino yang sedang berpresentasi sambil berjalan di tengah2 jemaat
Banyak orang tua yang belum mengerti dunia IT dan internet. Sehingga, kami dengan senang hati untuk berdiskusi dengan mereka, walaupun waktu 1,5 jam sangat sempit. Jadi, kami menyarankan untuk WORKSHOP bersama, langsung mempraktekkan dalam ‘dunia maya’. Dan kami juga menjanjikan nomor telpon, grup FB atau web IDKita Kompasiana, untuk terus membuka hotline kami untuk mereka bisa menghubungi kami. Dan para orang tua itu sangat antusias untuk terus mengikuti apa yang kami katakan. Bahkan beberapa dari mereka meminta kami untuk mempresentasikannya di tempat atau sekolah2 anak2 mereka, untuk orang tua serta untuk para guru mereka …..
Tim IDKita Kompasiana, membuat bahan dan materi untuk presentasi ini sangat membuat para orang tua terpengarah, dan dengan sangat antusias aku melihat mereka sangat terkesan sekali, bahwa anak2 dan remaja kita sudah sangat ‘jauh’ meninggalkan kita sebagai orang tuanya, dalam dunia keluarga. Bahwa anak2 dan remaja kita memang sudah jauh berada di depan, sementara kita sebagai orang tuanya masih berjalan di tempat. Pun, aku dan teman2ku yang notebene bekerja dan tetap berhubungan dengan dunia maya dalam berinteraksi ( untuk pekerjaan atau untuk menyapa tetman2 di jejaring sosial ), mereka tetapi ‘meninggalkan’ aku dan teman2ku, karena memang dunia mereka semakin menuju globalisasi dan itulah dunia masa depan mereka, bukan masa depan kita ……
Simbolis goodybag tentang ‘Internet Sehat dan Aman’ dari IDKita Kompasiana kepada GKJ Eben Haezer - Pasar Minggu, diwakili oleh mas Seno, ketua panitia Ulang Tahun Gereja.
Dengan kata lain, masa depan mereka memang sebuah masa depan yang tidak akan bisa diikuti oleh kita, sebagai orang tuanya. Kita, terus berjuang untuk mendidik dan mendampingi mereka, dan kita tetap bisa ‘menyapa’ mereka di dunia maya, tetapi konsep hidup kita bukan disitu. Konsep hidup kuta hanya mendampingi dalam perjuangan mendidik mereka, BUKAN ‘masuk’ bersama dalam dunia masa depan mereka, karena KITA TIDAK MUNGKIN BISA TERUS MENDAMPINGI MEREKA. Seberapa banyak sih, umur kita untuk mengantar masa depan anak2 dan remaja kita? Mungkin saat Tuhan menjemput dan memanggil kita, anak2 dan remaja kita belum sampai di titik ujungnya.
Jadi, apakah sekarang kita akan duduk diam menyaksikan dunia internet ‘merusak’ anak2 dan remaja kita? Relakah anak2 dan remaja kita terpuruk dan depresi karena dunia maya yang membuat mereka sangat terfokus dalam kehidupan mereka?
Aku sih TIDAK!
Sungguh, karena konsep hidupku yang ingin menghantar cita2 dan mimpi anak2ku untuk yang terbaik, aku sangat bersemangat untuk terus mensosialisasikan ‘Internet Sehat dan Aman’, untuk mereka. Didukung banyak sahabat, Kompas.com serta pemerintah ( Kominfo ), kami, IDKita Kompasiana terus melaju dalam melebarkan sayap bagi generasi muda Indonesia sebagai penerus bangsa Indonesia …..
Dan gerakan sosial ini, murni sebagai gerakan bagi anak2 dan remaja kita. Dan kami bersedia untuk terus merencanakan masa depan Indonesia yang lebih baik, dalam globalisasi dunia bagi anak2 dan remaja kita …..
Mba Vema dan mas Erri dengan ke-3 bidadari cantik mereka ( Cita, Baby dan Adel ) , mba Aulia dengan jagoannya, Faiz, aku dan mba Sum, absen Valentino setelah acara selesai …..
Salam dari IDKita Kompasiana …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Ketika Orang Tua Baru Mengerti, Bahwa Anak-Anak Mereka Berada ‘Jauh’ di Depan Mereka …..”
Posting Komentar