Jumat, 15 Juni 2012
‘Judi Online’ Menjadi Pekerjaan Sampingan? Ckckck
Jumat, 15 Juni 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Artikel sebelumnya : Remaja dan ‘Perjudian Online’ (Cybergambling)
Baru saja diskusi dengan beberapa teman tentang ‘judi online’ di tempat aku terapi, iseng2 aku buka Google tentang ‘judi online’ Indonesia. Hampir semua aku buka satu demi satu dan semakin aku heran dan terpengarah, bahwa di internet, sangat terang2an perjudian dunia maya terjadi dan sepertinya belum ‘tersentuh’ tangan pemerintah.
Kalaupun memang sudah beberapa yang di blokir, dengan gampangnya aku langsung bisa mencari dan membuka situs judi online, baik di Indonesia maupun di dunia, dengan nama situs2 tersebut sangat terang2an dengan tag nama ‘judi’ …..
Dengan jelas, di situs itu menyatakan ‘judi online’ ( banyak sekali denan nama2 hampir seperti itu ), dimana pengantarnya menceritakan keuntungan2 judi tersebut. Di Indonesia, hampir semua merupakan ’judi bola’, dan bahkan di situs2 yersebut menyediakan ‘customer service’ online lewat YM, dan bukan hanya 1 saja tetapi ada beberapa nama untuk ( mungkin ) menjawab pertanyaan2 konsumen atau untuk memberi tahu tentang cara mengikuti ‘judi online’ itu. Ckckck …..
*Katanya, Indonesia melarang sama sekali perjudian, termasuk judi online. Tetapi kenyataannya?*
Di katakannya, bahwa judi online bukan kegiatan yang sifatnya hanya buang2 waktu saja, tetapi ternyata banyak orang menyatakan bahwa judi online berfungsi sebagai ‘pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan’ ….. Ya ampunnnnn ….. Aku mual membacanya …..
Katanya lagi, ternyata selain sangat mengasyikan dan menghibur, pertaruhan ( bola ) terbukti seseorang menjadi kaya secara materil. Gila benerrrrr, apakah mereka tidak memikirkan bahwa judi adalah dilarang karena dampak2 negatifnya ( tidak ada dampak positif dari perjudian! )? …..
“Dibutuhkan strategi, pengalaman dan intuisi yang kuat untuk memenangkan taruhan ini. Bahkan, katanya lagi, hanya dengan uang Rp.200.000 saja, sudah bisa membuka akun dan bermain bola dengan taruhan”.
Bayangkan, bagaimana remaja mau lebih baik sebagai generasi muda bangsa, jika orang2 dewasa yang ‘gila bola’ atau gila taruhan, tidak mau peduli tentang anak2 dan remaja sebagai generasi muda masa depan bangsa? Anak2 dan remaja sangat pintar dan mereka sering mencoba2 apa yang dilakukan oleh orang2 dewasa. Aku jadi ingat, waktu anakku masih kecil ( SD ), di sekolahnya ada lomba2 dalam rangka 17 Agustus-an. Teman2 Dennis saling bertaruh, jagoannya untuk memenangkan lomba itu. Waktu itu, aku belum ‘ngeh’ bahwa beberapa anak SD sudah terlihat fasih dalam ‘pertaruhan’. Memang bukan berupa uang tetapi siapa yang kalah, harus mentraktir teman2nya. Aku hanya memperhatikan Dennis, anakku. Dia hanya melihat teman2nya ‘mempertaruhkan’ namanya untuk memenangkan perlombahan itu, dengan pandangan bertanya2 …..
Anak2 kecil di jalanan justru lebih ‘berkembang’ dan saling bertaruh, waktu aku tidak sengaja mendengar dan sampai mengamati mereka ketika aku sedang survey ke perkampungan kota untuk thesisku. Gaya bertaruh mereka, seakan2 mereka adalah orang dewasa. Jika mereka ’sempat’ atau memang aktif di internet tanpa pengawasan, apa yang terjadi? Mungkin jika bukan orang kaya, anak2 yang ada di warnet, mungkin tidak bisa bertaruh lewat internet, tetapi pun mereka tetap ‘belajar’ dari lingkungannya dan suatu saat mereka akan ‘bertaruh’ juga lewat internet.
Semakin aku membuka2 ‘mbah’ Google tentang perjudian online, semakin aku tahu, bahwa dunia kita sudah saatnya dibenahi, walau aku tidak tahu, bagaimana membenahinya. Buat aku, peranan orang tua sangatlah besar bagi perkembangan anak2 kita sebagai generasi muda bangsa. Jika kita mengerti tentang anak adalah generasi muda harapan bangsa, seharusnyalah kita terus membimbing dan peduli dengan masa depannya.
Bukan hanya secara fisiknya saja tetapi justru kita harus mempersiapkan juga secara mental untuk menjadikan mereka pemimpin2 bangsa yang ulet, tangguh, bermoral dan berwibawa …..
Dan internet sebagai dunia masa depan mereka, harus ‘dijauhkan’ bagi ’internet yang tidak sehat’ tetapi ‘internet sehat’ terus di gali dan lebih di masyarakatkan lagi demi masa depan mereka.
Judi online, adalah salah satu ‘duri dalam daging’ bangsa2 dunia, dan sebagai orang tua, harus tetap berusaha untuk kita terus berkelakuan dengan benar sehingga anak2 dan remaja kita melihat bahwa masing2 orang tua benar2 menjadi panutan hidup mereka …..
Sekarang ini, sedang masa2 ‘bola’ dan pasti judi online marak. Hati2 dan tetap berpikirlah jernih demi kita semua …..
Salamku …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ ‘Judi Online’ Menjadi Pekerjaan Sampingan? Ckckck”
Posting Komentar