Home
» urban
» ( Seri 2 ) Osaka Plan 21 : Belajar dari Osaka untuk Jakarta - Transportasi dan Perenungan Diri
Senin, 18 April 2011
( Seri 2 ) Osaka Plan 21 : Belajar dari Osaka untuk Jakarta - Transportasi dan Perenungan Diri
Senin, 18 April 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Peraturan lalu lintas dan fasilitas2nya
Rencana ‘Osaka Plan 21′ diantaranya
adalah untuk membangun sistim transportasi yang komprehensif dan modern
dangan menggunakan teknologi canggih sesuai dengan kebutuhan wwarga
serta tuntutan globalisasi.
Tujuannya :
1. Meningkatkan pelayanan transportasi warganya
2. Efisiensi waktu setiap harinya
Untuk mencapai tujuan ini Osaka
mengajukan proposal tentang formasi lalu lintas kota dan network secara
keseluruhan serta penggunakannya di darat, laut dan udara. Transportasi
missal, Osaka mengembangkan sistim kereta api subway ( JR = Japan
Railway ) serta bus kota. Untuk kendaraan pribadi Osaka membangun dan
mengembangkan jaringan jalan raya serta perparkiran yang memadai.
Ini daerah2 yg saya amati untuk
membuat sedikit ‘riset’ untuk Jakarta. 10 hari saya mengamati Osaka
sebelum saya berpindah ke kota / negara lain.
Study tentang pemakai transportasi
Tujuannya adalah untuk mensurvey
kebutuhan warga tentang transpotasi sehingga terbentuk suatu jaringan
transportasi yg komprehensif. Setiap harinya Osaka mengalami perubahan
jumlah warga antar yg pergi dari atau masuk ke kota ( sama dengan Jakarta ), terutama ke daerah bisnis pada setiap hari kerja.
Seperti metropolitan lainnya, bila
di pusat kota, tetaplah macet. Tetapi perencanaan kota Osaka selalu
membuat infra struktur jalam sebelum kendaraan lebih banyak lagi setiap tahunnya.
Lihat kosep sebuah gedung yang bisa
‘ditembus’ oleh kendaraan. Konsep ini bisa dipakai karena lahan Osaka
sempit, sehingga jika memutar, kendaraan menjadi lebih jauh dan jika
‘menembus gedung’, lebih efisien.
Study tentang pemakai kendaraan
Kondisinya sama dengan pemakai
transotasi, setiap hari Osaka mengalami perubahan jumlah kendaraan.
Tujuan studi ini adalah untuk mengurangi kemacetan terutama pada jam2
sibuk dengan memperbaiki / mengembangkan elemen infra struktur ( jalan
raya ). Data terakhir didapat bahwa setiap harinya kendaraan yg keluar
masuk Osaka sebanyak 1,35 juta kendaraan.
Downtown khas metropolitan, juga di Osaka. Dan Jalan di kota pagi2, selalu dipenuhi pepohonan.
Study tentang perparkiran
Parkir memang masih merupakan kendala di
Osaka terutama karena keterbatasan lahan ( sama dengan Jakarta ). Untuk
itu, pemerintah berusaha mencari jalan keluar, dengan pengaturan sistim
perparkiran yg lebih efisien dan efektif, baik menyangkut lahan maupun
jumlah kendaraan yg boleh menggunakannya.
Perparkiran di Osaka seperti ini,
tidak ada ‘ramp’ tetapi memakai ‘lift’ untuk mengangkat mobil ke lantai 2
dan seterusnya. Sehingga menghemat lahan parkir ( sebuah ‘ramp’ standard mobil sekitar 5 derajat. Bayangkan berapa panjang yg terbuang untuk membuat gedung parkir? ).
Ini konsep perparkiran di pemukiman
kota, perumahan dan ‘townhouse’. Beberapa tempat, ‘gedung parkir’ ini
bisa dibongkar pasang, tergantung lahan.
Study tentang akses menuju Kansai Internasional Airport
Kansai Airport terletak di tengah te;uk
Osaka dengan akses melalui jembatan. Konsep ini bertujuan untuk
mengantisipasi kepadatan lalu lintas di kota.
Konsep Kansai Airport dengan konsep
yg komprehensif. Tidak langsung dibangun 100% tatepi konsepnya
menyeluruh, walau mungkin yg dibangun hanya 1/3 nya dan sisanya dibangun
beberapa tahun lagi.
Jika tidak komprehensif, yg ada adalah ‘tambal sulam’ …..
Study tentang jalan raya
Jalan merupakan salah satu elemen
perkotaan yg terpentik, terutama di kota2 metropolitan seperti Osaka (
dan Jakarta ). Daerah ini juga merupakan daerah terbuka yg berfungsi
sebagai taman.
Jalan bebas hambatan dibangun untuk
mengurangai kemacetan, digunakan terutama oleh kendaraan dengan
kecepatan tinggi. Tol pertama di Osaka dibangun tahun1962 dengan rute
sepanjang 35,4 km oleh Hanshin Expressway Public Coorporation. Sekarang
ini, Osaka mempunyai lebih dari 20 rute dengan panjang ratusan km sesuai
dengan perencanaan kota.
Untuk mengatasi kebisingan pada
jalan bebas hambatan, Osaka membuat ‘buffer’ pada ruang terbuka hijau
sejauh 10 - 20 meter dari jalan yg dipenuhi pohon2 hias.
Bagaimana dengan Jakarta ???
Jalan arteri diperuntukan oleh sistim
transportasi sehari2 serta penghubung antar daerah. Jangka panjangnya
akan dibangun 103 rute sepankang 434,03 km sesuai dengan perencaraan
kota.
Jalan tembus menuju luar kota, melalui jembatan sungai Yodogawa.
Bagaimana dengan Jakarta?
Berapa persen infra struktur jalan di Jakarta dibuat tiap tahunnya?
Bagaimana perbandingan kendaraan di Jakarta dengan jalan rayanya?
Bisakah kita merenung, tentang apa yg akan terjadi bila kendaraan (
terlebih2 motor yg hanya mempunyai 500 ribu saja sudah bisa kredit motor
) lebih banyak dari jalan rayanya di Jakarta ???
Belum lagi, bukan
hanya membuat jalan raya ( seperti jalan layang Casablanka ) apakah
pemerintah sudah memikirkan ‘pembuangan’ serta pengalirannya, baik air
serta kendaraannya, karena di ujung2 jalan yg mau dibangun ini, paste
terjadi ‘bottle neck’ ??? Ahhh, saya tidak yakin …..
Osaka juga mengembangkan jalan2 tembus
yg saling menghubungkan jalan2 utama sehingga jarak tempuh dapat
dipersingkat. Sekarang ini terdapat lebih dari 40 jalan tembus sesuai
dengan perencanaan kota sepanjang hampir 100 km.
Selain itu, Osaka mempunyai jalan
khusus, misalnya Osaka City dan pedestrian Walk Way di Osaka Castle yg
juga dapat digunakan oleh pengendara sepeda serta sepatu roda atau
bahkan untuk fasilitas orang2 cacat ( kursi roda ). Dan akan dibangun
rute sepanjang sampai 50 km.
Jalan2 khusus di Osaka Castle, untuk pedestrian. Menyenangkan sekali ……
Study tentang jaringan rel kereta api
Sejak masa sebelum perang, Osaka sudah
banyak memanfaatkan rel kereta api dan kereta api sebagai alat
transpotasi yg penting. Subway ( urban rapid transit railway ) sudah
direncanakan sejak tahun 1926 sepanjang 55 km. Pengembangan rel kereta
api ini, ternyata mampu membantu transportasi dengan kendaraan di jalan
raya. Kota merencanakan untuk membangun rel kereta api sepanjan 112,36
km.
Peta subway Osaka, seperti negarar2
lain, sangat mudah kita ‘membaca’ hanya dengan berjalan seorang diri dan
tanpa bisa berbahasa Jepang, saya selalu membawa peta untuk survey
menggunakan subway.
Bagaimana konsep Jakarta?
Seingat saya, konsep membut subway / dan atau monorail sudah mulai
diatas 10 tahun lalu. Lalu, sudah sampai dimana? Semua ‘diterlantarkan’.
Sepertinya pemda ‘takut rugi’ untuk membangunnya.
Lalu bila takut rugi,
siapa yg bisa membangun kesejahteraan warga Jakarta? Apalah KITA /
WARGA JAKARTA sendiri? Mungkinkah ???
Kereta api di Osaka, kadang ada di bawah tanah, kadang bisa ‘keluar’ di atas tanah, kadang pula ada ‘menggantung’.
Sekarang ini Osaka mempercayakan pembangunan jaringan rel kereta api kepada :
1. Nanko Port Town Line
2. Katafuku Line
3. Nanko Minato Connector Line
Adanya rel kereta api ini, ternyata
cukup mengganggu aliran kendaraan di jalan raya karena kadang2
mengakibatkan kemacetan yg panjang, bahkan sering terjadi kecelakaan.
Untuk itu, Osaka mencobauntuk mengembangkan jaringan rel kereta api di
atas / dan di bawah jalan raya.
Study lahan partir dan terminal
Daya tamping yg terbatas membuat Osaka
berpikir untuk mengembangkan sisti, perparkiran di bawah tanah. Sekarang
ini Osaka telah menyediakan lebih dari 20 hektar untuk lahan parkir
dengan kapasitas lebih dari 5000 kendaraan. Selain itu, Osaka juga
khusus menyediakan lahan parkir untuk sepeda yg banyak digunakan oleh
pelajar / mahasiswa, sekitar lebih dari 3 hektar yg memuat lebih dari
20.000 sepeda.
Departemen Transpotasi di Osaka.
Untuk mengatasi / menampung kendaraan yg
parkir, Osaka membuat zona2 parkir yg berdekatan dengan distrik bisnis
karena dari kalangan inilah tempat parkir sangat diperlukan.
Tempat parkir sepeda. Di Osaka,
sepeda lebih dipakai oleh anak2 seko;ah dan mahasiswa. Tetapi di Eropa,
sepeda lebih dipakai oleh manajer2 berdasi ….. ( saya akan menulis
tentang itu ….. ). Ini tempat parkir sepeda di kota Osaka,perpustakaan,
sekolah, kamus dan di tempat2 umum lainnya. Dengan adanya tiang2 untuk
menguncing sepeda, sangat aman walau seharian pemilik sepeda
meninggalkan sepedanya.
Lain lagi parkir sepeda di tempat2 perbelanjaan. Parkir ini khusus di mall / toko2.
Terminal sangat penting untuk pusat angkutan dan pemberhentian kendaraan umum. Fungsinya :
1. Sebagai pusat asal / akhir kendaraan umum
2. Mempercepat transportasi
3. Efisiensi transportasi
Seperti di negara2 maju, jarak
antara bis 1 dengan yg lain, sanagt tepat. Misalnya, bis A jam 7.08
menit, bis B jam 7.48 menit. Juga sampainya, sangat tepat ! Itu tepat
sekali, sehingga kita bisa mengatur waktu sebenar2nya ……
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “( Seri 2 ) Osaka Plan 21 : Belajar dari Osaka untuk Jakarta - Transportasi dan Perenungan Diri”
Posting Komentar