Minggu, 10 April 2011
Jangan Pernah Menyerah : Konsep Diri
Minggu, 10 April 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sejak aku merasa Tuhan memberikan aku ‘kesempatan kedua’ ( lihat tulisanku Kesempatan Kedua : Tuhan ‘Menghidupkan’ Aku Lagi ),
aku menjadi lebih terbuka untuk melihat banyak rencana Tuhan ada pada
kita, semua manusia untuk saling melayani. Dulu sebelum aku sakit,
mungkin aku tidak melihatnya, bahwa kita adalah menjadi bagian dari
dunia untuk saling melayani.
Saling melayani itu bukan hari dengan materi dan pengetahuan saja ( lihat tulisanku Berapa banyak ‘roti’ yang ada padamu ( ku ) untuk Dibagikan ? ), tetapi kita juga bisa melayani sesama dengan selalu terenyum dan membuka diri.
Tetapi, apabila kita sudah tidak
berpengharapan lagi dalam hidupnya, apakah yg terjadi pada kita? ‘Tidak
berpengharapan lagi’ itu bisa bermacam2, misalnya, mereka yang hanya
mengejar kesenangan duniawi, atau mereka yang sudah merasa tidak
dibutuhkan lagi atau sakit berat dan secara medis hidupnya tidak lama
lagi.
Aku tidak akan membicarakan orang2 yg
‘merasa’ tidak berpengharapan lagi karena mengejar kesenangan duniawi,
tetapi aku ingin berkesaksian bahwa hidup kita - orang2 yg merasa tidak
berpengharapan lagi karena sakit - ditentukan Tuhan. Walau secara
medis, dokter sudah ‘meramalkan’ segera meninggal, tetapi kita tetap
berpegang teguh bahwa Tuhanlah yg akan menentukan hidup matinya kita.
Stephen William Hawking,
lahir di Oxfort Inggris 8 Januari 1942, , adalah seorang ahli fisika
teoretis. Ia adalah seorang professor dalam bidang matematika dari
Universitas Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika
quantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi,
grafitasi quantum dan radiasi Hawking. Buku-buku dan penampilan
publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan
teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.
Stephen Hawking menderita penyakit
motor neuron, disebut ‘amyotrophic lateral sclerosis ( ALS ), panyakit
langka, salah satu menyerang saraf yg ada di otaknya, sehingga bermacam2
masalah menjadi ‘tamu’ di tubuh dan kehidupannya. Tubuhnya kecil,
bungkuk, tulang punggungnya bengkok dan sebagainya.
Penyakit ini
menyerang waktu dia berumur 21 tahun dan waktu itu, secara medis dotek
angkat tangan dan ‘meramalkan’ hidupnya tidak lebih panjang dari 1
tahun. Tetapi, lihatlah ….. dia menjadi salah satu professor terkenal di
dunia dengan teori2nya dibidang matematika.
Lihatlah ….. Tuhan yang merencakan hidup kita. Walau dokter2 sudah ‘meramalkan’ bahwa umur kita tinggal sebentar lagi, TETAPI JANGAN PERNAH KITA MENYERAH …..
Ini adalah contoh ‘bombastis’ untuk ku,
walau tetap bisa terjadi karena Tuhan yang mau itu terjadi. Lalu,
bagaimana supaya kita jatuh kepada ‘tidak berpengharapan?’ atau dengan
kata lain, ‘bagaimana supaya kita TIDAK jatuh kepada keputuasaan?’
Contoh realnya adalah : aku. Keadaanku
tidak lebih baik dengan kebanyakan orang yg mengalami cacat stroke.
Sejak pertama kali aku stroke, aku tahu, bahwa aku akan ‘tidak sama lagi
dengan aku yg dulu sebelum aku stroke’. Walau aku percaya, bahwa Tuhan
akan menyembuhkanku. Dan aku tahu, bahwa untuk mengikut Tuhan adalah
tidak mudah walau juga bukan tidak bisa.
Keadaanku yg seperti sekarang ini, jika
aku putus asa, aku tidak akan kemana2. Aku hanya duduk diam karena aku
‘cacat’ dan malu bertemu dengan banyak orang. Tetapi aku harus bangun
dan bangkit serta berusaha untuk sembuh!
Waaktu Tuhan tidak sama dengan waktu
kita. Dengan kita yakin bahwa Tuhan selalu bersama kita, kita akan bisa
bangkit untuk mencari jalan menjadi lebih baik. Dengan berdoa, aku
merasa lebih tekun, lebih kuat dan lebih semangat. Dengan doa dari
seluruh keluarga, saudara serta sahabat, dan tersenyum, aku yakin bisa
lebih membuka diri untuk menyambut tangan Tuhan dalam hidupku …..
Semangat hidup serta percaya diri adalah
modal kita untuk berbuat karya nyata untuk sesama dan dunia. Tubuh
serta usia dan sakit penyakit, bisa menggerogoti kita semua, tetapi ’semangat’ tidak bisa / tidak boleh habis. Semangat kita ditunjukkan dalam semangat pelayanan untuk sesama dan Tuhan …..
Semangat pelayanan kita harus selalu
lebih baik. Kita beranggung jawab untuk diri sendiri. Pengharapan diri,
merupakan semangat saling melayani. Berkarya untuk melakukan sesuatu
yang terbaik untuk Tuhan dan sesama serta kita semua …..
“Serahkanlah segala kekuatiranku kepada NYA sebab IA yang memelihara kamu” adalah janji Tuhan untuk hidup kita.
Tuhan menerima aku apa adanya
Tuhan memulihkan hidupku
Yang terbaik yang ada padaku,
Kupersembahkan kepada Mu
Tuhan tidak melihat tubuh, rupa dan harta
Tetapi Tuhan melihat hati
Tags:
Catatan Harian
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Jangan Pernah Menyerah : Konsep Diri”
Posting Komentar