Rabu, 13 April 2011

Dengan Buku, Aku Meraih Semua Mimpiku



By Christie Damayanti

1302680104766578922

“Buku adalah inspirasiku”, 

itu adalah yg sangat aku rasakan. Sejak kecil, orang tuaku selalu membacakan cerita2 dari buku2. Sedikit demi sedikit, aku mulai ‘dikenalkan’ oleh buku. Ketika papaku tugas di luar negri, oleh2 untukku selain mainan, pasti beliau membawa pulang buku. Dimulai dengan buku2 bergambar dengan tulisan2 besar, aku mulai tertarik pada buku. Tiap malam, papaku menceritakan padaku buku2 yg belau beli dari luar negri, jika beliau ada di rumah.

Buku2 di rumahku bertambah banyak, seiring dengan kedewasaanku. Dari majalah dan buku2 anak2 sampai majalah dan buku2 remaja dan dewasa, aku selalu menganggarkan dana untuk membeli buku. Bila aku ke negri orang, pastilah aku beli buku tentang Negara dan kota dimana aku sedang berada.

Mimpiku waktu aku kecil, memang sudah mantap, yaitu ingin menjadi seorang arsitek. Sejak kecil, papaku sering mengajak aku ke proyek2nya dan menceritakan pekerjaannya ( papaku seorang insunyur sipil ). Papaku sering memperlihatkan gambar2 proyek2 yg sedang dikerjakan beliau sejak kecil, dan aku semakin tertarik untuk menuju masa depanku …..

Buku2 tentang arsitek selalu aku beli sejak aku kuliah. Dengan membaca buku2 arsitekku, aku bisa mencari uang sendiri walau aku masih semester 3, dengan membuat desain2 rumah dan membuat ‘maket’ ( miniature bangunan untuk ujian akhir atau untuk presentasi ). Jaman kuliah ini, aku selalu diminta kakak2 kelasku untuk membuat ‘maket’ untuk Tugas Akhir dan aku dengan beberapa tamenku, mengerjakannya di rumahku, dan aku sanggup mengerjakan ‘maket’ tersebut 10 maket dalam satu periode Tugas Akhir. Dan buku2ku bertambah banyak dari uang hasil kerjaku sendiri.

Menjelang aku skripsi, aku lebih sering ke toko buku. Jika buku yg aku incar harganya mahal sekali dan uangku tidak cukup untuk membelinya, aku hanya duduk dan membaca sambil mencatat yg tertera di buku tersebut sampai aku memahaminya dan aku tidak akan makan dan pulang bila aku belum puas bila aku masih penasaran dengan ’sesuatu’ ( suatu kalmia atau suatu gambar ).

Buku2 arsitektur tidak hanya bicara desain, tetapi juga bicara tentang filosofi desain. Konsep2 arsitektural sangat aku gemari. Buku bisa membuatku ‘melalang’ buana tentang arsitektur, misalnya, tentang arsitektur klasik, tiang2 ‘Doric’ dan ‘Corintic’ membuat aku bisa ‘melayang’, membayangan suasana Eropa. Dan jika aku ke luar negri, aku sudah membut rencana, apa yg aku harus lihat, apa yg akan aku amati dan apa yg akan aku beli.

Yang pertama, yg aku harus lihat adalah desain2 arsitektural dimana aku sedang berada. Lewat buku2ku, aku bisa tahu dan mengerti tentang desain2 bangunan. Yang kedua, jika aku sudah sampai di bangunan dimana aku berada, aku mulai mengamati dengan detail. Apa desainnya, terbuat dari apa bahannya, bagaimana kira2 pembuatnya, dan sebagainya. Bila sempat, aku pasti duduk di suasana tempat aku berada dan mengamati lingkungannya.

Bagi seorang arsitek, tidak hanya cukup untuk mengamati dari jauh saja untuk membuat desain. Kita harus 
bisa ‘merasakan’ suasananya sehingga desain kita bisa ‘merangkum hati’ di area tersebut. Dan ternyata dengan buku yg dibuat oleh ‘hati’ yg peduli tentang desain, bisa menjadikan kita ikut merasakan lingkungan tersebut, walau tetap tidak sempurna.

Yang ketiga, adalah aku harus membeli buku baru! Itu tidak pernah ketinggalan bahwa koleksi buku2ku didapatkan dengan hasil survey, sampai sekarang.  Dan jika masih ada waktu, biasanya aku ke toko buku diskon ( di beberapa negara ada tempat berupa buk2 bekas dan dijual sangat murah, biasanya dibawah $5.00 untuk buku2 arsitektur tebal, yg kalau di Jakarta sekarang berharga diatas 500.000 rupiah. Wah, jika aku menemukan toko dimana aku berada, aku pasti memborongnya …..

Jenjang sarjana, aku peroleh sebagian besar melalui buku. Dulu aku kuliah, belum ada internet. Jika kita tidak membeli buku, kita bisa ‘kehilangan arah’, karena seorang arsitek tidak hanya konsep2 desain yg diberikan dosen tetapi untuk berkembang, seorang arsitek harus banyak membaca buku untuk referensi dan melihat2 untuk ‘merasakan’ lingkungan.

Aku kuliah lagi untuk memperdalam bidang manajemen. Papaku berpendapat, seorang arsitek itu bagus, sangat bagus, tetapi memang aku hanya diberikan konsep2 desain. Tetapi bila seorang arsitek yang tidak hanya bisa desain, pasti kita akan ‘dicari’ oleh pencari professional muda. Dan itu yg kupelajari dari seorang papa …..

Aku mengambil jurusan manajamen untuk pasca sarjanaku setelah aku mengambil 2 semester tentang ‘Bussiness English’ disuatu negara. Buku2ku sedikit berubah untuk menggapai cita2ku, waau buku2 arsitek tetap idolaku. Konsep2 manajemen serta banyak study kasus, membuat aku beruntung untuk mendapatkan gelar pasca sarjana dengan nilai tertinggi dan aku ditawari untuk mengambil S3 di suatu negara. Sayang, waktu itu aku sedang hamil anakku yg pertama tahun 1997, sehingga aku tidak bisa menerimanya …..

Impianku menjadi seorang arsitek handal sudah aku rengkuh. Dikalangan terbatas, aku dikenal dengan desain2 yg unik, itu juga berkat buku2ku. Dan ditempat aku bekerja sejak lama ( aku beberapa kali bekerja di developer2 ternama di Jakarta ), aku selalu diminta untuk mendesain show unit, bekerja jasa dengan mitra dan teman. Buku2ku tetap dan selalu menemaniku.

13026801921566628534

Impianku masih berlanjut. Impianku tidak pernah sirna. Dengan keadaanku seperti ini sekarang, impianku justru bertambah semangat. Buku2ku memang inspirasiku. Dengan buku dan mimpi, sangat mungkin untuk melakukan segala hal.
 
Bermula dari mimpi menjadi seorang arsitek, berlanjut dengan banyak membaca buku, menjadikan aku banyak melalang buana. Impianku masa kecil, mampu merubah duniaku menjadi nyata. Dan dari sebuah buku, bisa membuat seorang ‘aku’ menjadi ’seseorang yang memiliki hidup untuk anak2ku, orang tuaku, sahabat2ku dan Tuhanku’

Tags:

0 Responses to “Dengan Buku, Aku Meraih Semua Mimpiku”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks