Senin, 21 Maret 2011

“Mirror Mirror on the Wall”



By Christie Damayanti & Valentino

 Sambungan  dari Jejak Bayangan

1300678594940129253

Sejak  cerita Jejak Bayangan, yang isinya membahasa pusi si Chyntia . Aku dan Chyntia akhirnya  akhirnya dapat berkomunikasi secara normal. Hobi kami diakhir pekan,  kembali normal seperti biasanya. Jalan bareng, becanda bersama Richy dan Laura. Laura ini pacar Richy, tahun lalu aku baru tahu bahwa lauran dan Chyntia ternyata adalah teman sekantor.

Karena pekerjaan ku berbeda dengan Richy, Chyntia maupun laura. Terkadang aku jarang hadir dalam acara bersama diakhir pekan. Karena sering diberi tugas di luar kota .

Namun saya dengan Chyntia tetap  berkomunikasi dimana ada waktu senggang. Namun dikala malam tiba, kebiasaan mematikan atau silent ponsel saya  merupakan kebiasaan yang sudah lama ku lakukan.

Chyntia dalam beberapa waktu sering berpesan, supaya ponsel saya dihidupkan satu saja yang khusus untuk berkomunikasinya dengannya. Namun dasar pikiran entah kemana, kalau sudah kosentrasi kerja, kebiasan itu timbul lagi,

Suatu pagi, waktu aku bertugas di luar Jawa. Saya menerima pesan pendek dari Chyntia, “Tolong kamu bacain puisi di blog ku, itu perasaan ku yang untuk kedua kali aku lukiskan kepada kamu melalui puisi, jangan bertanya lagi untuk siapa pusi itu, sekali lagi pusi itu untuk kamu !!”

Pagi baru menunjukan pukul 5:30 waktu Indonesia bagian tengah. “Ternyata semalam si Chyntia semalam, begadang untuk nulis pusi lagi”, hatiku berkata. Karena penasaran dan “jujur” merasa bahagia, karena pertanyaan ku di jejak bayangan belum terjawab olehnya, maka ku bergegas menyalakan laptop dan memasang model, dan meluncur ke alamat blog dia.

Aku menemukan suatu pusi indah berjudul   Mirror Mirror on the Wall”

Mungkin Tuhan mau aku merenung
Mungkin Tuhan mau aku berfikir

Mungkin Tuhan mau aku bertelut dan bersujud
Mungkin Tuhan mau aku berserah …..
Pagi ini,
Aku berada pada suatu keadaan yang sangat membuat aku melayang
Kelemahan fisikku, dimanfaatkan oleh kuasa gelap di sekelilingku

Aku drop sedemikan jauh……
Mentalku ambruk……
Aku tersungkur jatuh dihadapan Tuhan ……
Kepalaku luar biasa berat…..
Leherku luar biasa kencang dan tegang…..
Mesin monitorku mengirimkan signal kelemahanku ……
Aku tak berdaya, Tuhanku ……
Signal signal itu berbicara sangat jujur terhadapku
Begitu cepat kondisiku meluncur jatuh
Jauh dan sangat cepat…..
Aku hanya bisa pasrah
Semoga semua akan ada jalan keluarnya
Kesakitanku merambat hinggak tulang rahangku, sekarang
 
GOD !!!!
 
Aku begitu kesakitan ….
Tuhanku …..
Akan tibakah waktuku ??
Mirror mirror on the wall…..
Bisakah engkau memberikan bayangan masa laluku ?
Bisakah engkau mengembalikan masa laluku ?
Bisakah engkau merubah masa depanku ?
Bisakah engkau mencerminkan keindahan masa ku sekarang ?
Bisakah engkau membuat sesuatu yang indah terhadap bayangan hidupku ?
Cermin hidupku terus bergerak, mencari masa laluku
Tapi dia membisu terhadap masa depanku
Dia hanya diam menghadapi masaku sekarang …..
Aku bercermin pada diriku sendiri
Semua kabur, Tuhan
Semua diselimuti kabut gelap
Aku tidak bisa menembusnya
Semua misteri bagiku
Tidak ada yang menuntunku
Tidak ada yang menggandengku
Aku merasa dilepas begitu saja
Bukan oleh Tuhanku, bukan !
Aku tidak mempunyai pegangan …..
Aku hanya sendiri disini ……
Ahhhh,
Sekarang kesakitanku sudah semakin jauh merambah
Sakit Tuhan……
Dadaku sakit…..
Nafasku sesak dan berat…..
Nyeri di seluruh permukaan leher dan pundakku
Tuhanku……
Dia tetap tidak menjawabku
Dia tetap mendiamkanku
Dia tetap menyimpan marah dan kecewa terhadapku tanpa batas ……
Aku sangat merindukan perhatiannya
Aku sangat merindukan kelembutannya merawatku
Aku sangat mengharapkan pelukannya…..
Aku sangat mencintainya, Tuhan ……
Akankah dia terus mendiamkanku ???
Mirror mirror on the wall…..
Bolehkan aku meminta ?
Bolehkan aku mengharap ?
Maukah engkau menyimpan bayangan masa laluku yang indah ?
Maukah engkau menyimpan hatiku yang damai ?
Aku mau mengingatnya untuk kekuatanku
Untuk mendukungku sekarang….
Aku sangat membutuhkan itu ……
 
Lalu,
Maukah engkau menghapus semua luka dan lara hatiku dimasa lalu ?
Maukah engkau menutupi kekalahanku dimasa sekarang ?
Maukah engkau menyembunyikan kenyataan pahitku di masa depan ?
Aku tidak mau, semua kekelamanku menghambat langkahku ……
Aku menyerah, Tuhan….
Aku menyerah terhadap semua yang akan Engkau timpakan kepadaku
Aku hanya mau diam, pasrah …..
Menunggu tangan Mu menggapaiku
Aku sudah sangat putus asa
Tidak ada yang peduli padaku
Tidak ada yang tulus mencintaiku, kecuali anak anakku
Tidak ada yang mengasihiku, kecuali orang tua dan saudara saudaraku
Aku hanya berharap pada kasih setia Mu, Tuhanku …….

Ahhhhh,
Kesakitanku makin melebar….
Jangan Kau beri aku kejatuhan yang terlalu dalam, Tuhanku ……
Kepada Mu sekarang aku menjerit…..
Dengan segala kesesakan dalam dada…..
Sampaikan salamku untuk kekasih hatiku, Tuhanku…..
Katakan padanya, aku sangat mencintainya…..

Setelah ku membaca, aku termenung cukup lama, mengingat-ingat kembali perjalanan hidup Chyntia  selama ini.  Ternyata dia banyak  menyembunyikan luka yang amat dalam,, atas kegagalannya di masa lalu. Kegagalan menjalin suatu hubungan dengan orang yang dicintainya. Terlintas, dia masih mencintai orang itu, dan ingin kenangan indah bersama dia terpelihara. Namun di sisi lain dia mengharapkan luka yang dia derita segera disembuhkan.

Ya … aku  tau dia butuh bersandar pada seseorang yang dapat membantu dia melupakan cerita lama yang memilukan. Apakah dia membutuhkan aku dari sekian pria yang selama ini menyukainya ? mungkin saja aku dapat dijadikan sebuah pelarian.sementara, “Ahh.. aku kasihan, namun aku tak mau dijadikan pelarian”, hati ku kembali berkata.

Hari itu terpaksana aku meminta izin untuk terlambat ke proyek, karena masih merenungkan apa yang diinginkan dia sebenarnya. “Kalaupun aku menghindar, begitu menderitanya dirinya berusaha melalui masa lalunya. Namun apabila dia kemudian  dapat melupakan semu aitu, apakah aku masih dianggap special ?”, pertanyaan itu semua berkecamuk di dalam hatiku.

Mungkin cara berpikir lelaki berbeda dengan wanita, namun aku tidak salah mempunyai rasa ketakutan dimasa depan.  Sekian jam aku tidak neyentuh sarapan pagi.. hanya menunjukan pandangan kosong ke jendela hotel dimana ku menginap. Selang beberapa saat, aku berpikir, “Mungkin semua dugaan ku salah, yang penting sekarang ini dia memerlukan ku, dan karena aku memang mencintainya, aku tidak perlu takut akan masa depan yang ku pikirkan itu”. Pas pukul 10 Pagi, aku langsung memberanikan diri meneleponya….

.”Pagi Chyntia…” .  ”Pagi Ron”, sambutnya

Tanpa basi-basi Chyntia  langsung  bertanya,

“Sudah kau membacanya, Ron ? Bisakah kamu memahaminya?  Aku berharap kamu  tidak terjebak lagi dalam pikiran sendiri seperti puisiku lalu, kamu harus bisa menjawabnya bukan dengan kata-kata, namun dengan sikap aku sudah dapat mengerti jawaban kamu……. Ron… Ron… are u there…. (saat itu aku memang  tidak mampu berkata-kata).

Sebelum terputus, aku langsung menjawabnya

” Chyn… aku mengerti, ijinkan aku menjawab sekarang bahwa aku juga merindukan mu dan mencintai mu, dan aku akan membuktikannya seperti haran kamu.”  Terdengar suara sendu dan pelan, diapun berkata 

“Thank you Ron, I miss you so much.. cepat kembali ya”…Aku pun membalas ” I love you too Chyntia, makasih. Aku akan segera kembali ke Jakarta dua hari ke depan, sampai jumpa ya Chyn”.

“Saya tunggu ya Ron, aku sangat berharap”, jawabnya lalu menutup ponselnya.

Kali ini hatiku lega sekali, tidak seperti kejadian yang lalu. Paling tidak aku dapat selangkah lebih berani dan tidak terjebak dalam pemikiranku sendiri.


Tags: ,

0 Responses to ““Mirror Mirror on the Wall””

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks