Sabtu, 22 Januari 2011
My Honey, si Penangkap Tikus yang Takut Kucing
Sabtu, 22 Januari 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Aku adalah pencinta binatang. Sejak
kecil, peliharaanku banyak sekali. Pernah punya anjing ada 16 ekor
terdiri dari banyak ‘trah’, kucing beberapa ekor ( kucing tidak tinggal
di rumah karea kucing memang binatang liar, tetapi mereka selalu datang
untuk bermanja manja ), burung ( parkit, cucak rawa, merpati dan burung
puyuh ), kelinci, tikus putih, kura kura dan ikan.
Dulu, jika aku dijalan dan melihat
anjing atau kucing jalanan ( apalagi yg sakit ), aku selalu
menghampirinya dan kalau tidak ada yg punya, aku selalu bawa, merawatnya
kemudian aku sumbangkan ke temanku yg memang mempunyai pekarangan besar
dan benar2 profesional untuk merawat .
Salah satu anjingku, aku rawat sejak
umur 2 bulan ( dibelikan papaku sebagai hadiah ulang tahunku ) adalah
anjing ‘trah’ Collie, asli ( ada ’stambum’ ) dengan nama ( mempunyai
akte lahir, lho ! ) Honey, betina. Orang tuanya bernama Tendy Boy. Dan akte lahirnya, dikatakan : Honey of Tendy Boy …..
Di telingannya, di ‘cap’ nomor berwarna biru. Buat aku, aku tidak
peduli anjing ‘asli’ ( hihihi ….. memang ada anjing ‘palsu ?’ ), anjing
‘trah’ atau anjing ‘kampung’ ….. buat aku, aku hanyalah seorang ( dulu )
gadis kecil pencinta binatang …..
Si Honey tumbuh menjadi seekor anjing
yang cantik dan ….. tangguh untuk menagkap tikus ….. Dengan moncongnya
yg panjang, dan badannya yg besar, dia dapat berlari mengejar sekelompok
tikus ( curut, tikus kecil yg selalu ada di dalam rumah ). Apabila
tikus2 itu masuk ke bawah kursi sofa, dengan gampang Honey memasukkan
moncongnya ke bawah sofa dan ‘mengambilnya’, menggigitnya dan
mengeluarkannya ke dekatku ….. dan Honey tidak membunuhnya, tetapi
melumpuhkannya ! Setelah itu, biasanya Honey berdiri dengan 4 kakinya
didepanku, mengibas2kan ekornya untuk minta dimanja …..
Meskipun anjing, besar aktif, Honey
adalah seekor anjing yg baik elegan dan anggun. Setia dan kasih sayang,
berinteraksi secara alami responsif terhadap manusia. Ditandai
karakteristik termasuk bulu yang indah dari berbagai kasar dan bersandar
kepala bertumbuh dengan cantiknya. Mantel / bulu2nya bisa kasar atau
halus dan empat warna yang diterima adalah warna hitam dan putih,
tri-warna, kebiru2an dan putih.
Asal tepat dari anjing ‘trah’ Collie
tidak pasti, tetapi mereka telah ada selama berabad-abad sebagai
menggiring anjing dari Skotlandia dan Inggris. Mereka terutama digunakan
sebagai anjing orang yg menggiring ternak ke pasar, membimbing sapi dan
domba ke pasar. Popularitas sejati berkembang biak muncul selama tahun
1860-an ketika Ratu Victoria mengunjungi Dataran Tinggi Skotlandia dan
jatuh cinta dengan berkembang biak - dari titik pada anjing jenis Collie
yg sangat cantik dan sangat modis.
Kembali ke Honey, adalah anjing Collie
yg benar2 cantik ! Dia memang berbadan besar, tetapi nyalinya agak kecil
….. Dia memang penangkap tikus ‘ter-populer’ ( sebelum Honey ada, susah
sekali menangkap tikus, bila diracun bau bangkainya kemana2 ), dia
rajin ‘merawat diri’ ( maksudnya, dia hanya diam bila aku mandikan,
hanya tidur bila bulu2nya aku ‘hair dryer’ dan hanya melihat bila
kuku2nya aku potong ), sementara anjing2ku yg lain selalu berlari2 untuk
menyembunyikan diri bila waktu mandi telah tiba …. ( mereka aku
mandikan 1 minggu / kali bergantian ).
Suatu saat pertama kali aku mengajaknya
keluar ( dia masih sangat muda, bulu2ya belum berkembang selebat dan
secantik yg sebenarnya ), aku berjalan2 dengan Honey keliling kompleks.
Honey aku ikat dangan tali panjang dan aku berlari2 di sisinya. Jika dia
melihat tikus, waaahhhh ….. aku kelabakkan untuk menjaganya karena dia
menarik aku kuat sekali untuk dia mengejar tikus2 itu ….. Tiba2 dia
melihat kucing kecil ….. Mungkin dia berpikir : ” Wah, ada anak ‘tikus’
besar nihhh … aku kejar ahhhh …”
Honey berlari mengejar anak kucing kecil
itu, sementara aku terpontang-panting mengikutinya ….. Begitu mungkin
anak kucing itu merasa ‘terperangkap’ tidak ada tempat untuk
bersembunyi, anak kucing itu berlari memanjat pohon. Tapi memang si anak
kucing itu masih kecil, mungkin belum berani memanjat pohon terlalu
tinggi …. Dan Honey ‘menubruknya’, moncongnya sejengkal dibawah anak
kucing itu ….. wahhhh, aku membayangkan, anak kucing itu pasti benar2
ketakutan !!!
Beberapa detik berdekatanan seperti itu,
tiba2 tanpa berpikir panjang, si anak kucing itu me’melengkungkan’
badannya dan ‘mendirikan’ bulu2nya !! Dan dia mendesis2 dengan
memamerkan gigi2nya yg masih kecil ….. Honey tersentak ! Mungkin dia
berpikir : “Wah, koq ada sih tikus yg mengerikan seperti ini ??” ….Dan
tiba2 pula, Honey ‘berteriak’ : “Kaing … kaing … kaing …” ….. Aku sampai
terpesona …..
Honey belari menjauhi pohon dan di
‘bersembunyi’ di belakangku. Takut2 dia menatap pohon itu tempat si anak
kucing masih me’melengkungkan’ tubuhnya, dan dia lagi-lagi berbunyi
karena anak kucing itu masih mendesis2 ….. Lalu, pecahlah tawaku ….. “Ha
ha ha ha ha ….” ASTAGA ….. seekor anjing berbadan besar, jago menangkap
tikus, tetapi takut dengn seekor anak kucing kecil …..
Setelah itu, Honey benar2 takut kucing.
Trauma. Kucing2 kecil saja, dia takut, apalagi kucing dewasa. Kalau
berjalan2 dan melihat kucing, dia langsung menyembunyikan dirinya di
belakangku. Aku sering menggoda dia. Peliharaan kucingku, aku coba untuk
supaya Honey tidak takut lagi. Kucing2ku memang tidak takut anjing,
karena mereka sdh tahu, banyak anjing di rumahku. Kucing2ku dengan
santainya melenggang diantara anjing2ku, tetapi ….. si Honey benar2
ketakutan …..
Pernah pada suatu waktu, si Kitty (
salah satu kucing ‘kampung’ku berbulu 3 warna, yg ter-manja ) melenggang
santai mendekatiku, sementara Honey sedang bermanja2 merebahkan
kepalanya di pangkuanku dan aku mengusap2kan tanganku ke Honey. Honey
belum sadar ada si Kitty, karena dia memejamkan matanya, mungkin
melayang2 pikirannya …. ( siapa yg tidak senang, majikannya memanjakan ?
). Tiba2 matanya terbuka, melotot. Aku merasakan badannya kejang …. Dan
….. dia terlonjak kaget !! Aku juga kaget, karena tidak mengira setakut
itu dengan si Kitty. Si Kitty tetap melenggang santai, sampai dia
‘mendaratkan’ kepalanya di pangkuanku juga, minta dimanja …..
Honey kalang kabut, karena kita lagi
berada di taman, dimana tidak ada tempat ‘bersembunyi’ ….. dia mencoba
bersembunyi diantara teman2 anjingnya yg lain, tetapi anjing2 itu tidak
mau, sealu bergerak, sehingga tetap saja kepala Honey tidak tertutup …..
Hihihihihi ….. lucuuuuuu ….. Dan si Kitty akhirnya merebut tempat Honey
bermanja2 denganku ….
Ini sedikit kisahku tentang
anjingku. Banyak cerita lucu lainnya. Binatang itu adalah sahabat
sejati untuk manusia ….. Mereka adalah sahabat2 setia …..
Salam dariku …..
Tags:
hobi ,
sahabat
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “My Honey, si Penangkap Tikus yang Takut Kucing”
Posting Komentar