Jumat, 12 November 2010
Hormati Pejalan Kaki di Jakarta
Jumat, 12 November 2010 by Christie Damayanti
Sekali sekali jalan jalan di Jakarta yuuukkkk ….
Pernah tidak jalan2 di Jakarta, benar2 jalan2 bukan karena cuma cari
taxi atau nunggu bis, tapi benar2 jalan2 menikmati Jakarta ? Saya
pernah, sering malah … karena saya senang jalan2 sambil hunting foto ….
Apakah pernah lihat dan perhatikan jalan2 di Jakarta ? Mari kita jalan
dari Monas ke Blok M. Lewat Jl. Thamrin ke Bunderan HI, terus melalui
Jl. Sudirman, Semanggi sampai Bunderan Senayan. Lalu lewat Jl.
Sisingamangaraja sampai Blok M. Kalau memang malas, pakai mobil aja tapi
tetap perhtikan yaaa ….
Dari Monas ke Patung Arjuna Wiwaha, ‘badan’ jalan/pedestrian lumayan
cukup besar walau masih kurang besar :). Badan jalan hanya cukup untuk 2
or 3 orang saja. Dan penghijauannya/pot2/marka jalan/dll tidak
komprehensif.
Pasti banyak yg pernah jalan2 ke luar negri kan ? Ga usah jauh2 deh.
Singapore. Negara kecil tp para pejalan kaki (bukan hanya turis, tp
penduduk) nyaman sekali. Ini beberapa foto, bukan di daerah turis, tp di
suburb.
Ini adalah daerah Bras Basa, Singapore. Badan jalan benar2 buat pejalan
kaki. Sedangkan pohon2/marka jalan di tempat khusus. Adalagi di daerah
Seranggon, daerah pemukiman penduduk, bukan dareh turis.
Coba lihat, nyaman kan? Dan sekarang bandingkan dgn yg ini :
Badan jalan ini sama sekali tidak nyaman dan sempit. Juga
streetscape/furniture jalan tidak di desain dgn baik. Coba perhatikan,
berapa orang yg bisa melewati jalan ini? Padahal ini di depan pertokoan
besar di jalan protokol. Hmmm …..
Setelah jalan ke arah Jl. Sudirman dari Bunderan HI, fasilitas pejalan
kaki tidak lebih baik, walaupun bisa dikatakan lumayan. Ingat tidak di
(sekarang Gedung Sampuna) hook depan Dharmala ? Waktu itu ada area
terbuka dengan air mancur dan steetscape yg cantik ? Waktu itu, saya
senang, dan berharap bhwa tambah banyak daerah spt itu lagi.
Tapi itu cuma sebentar. Setelah itu, sekarang dipagar. Saya mengerti,
karena daerah yg dahulu saa berharap untuk pejalan kaki kita dan untuk
fasilitas pegawai di daerah itu, ternyata daerah itu rawan kejahatan dan
banyak pedagang kaki lima. Sebenarnya, pedagang kaki lima bisa saja
tetapi tetap diatur seperti di luar negri. Sering kita nonton film, para
eksekutif pakai dasi, duduk di taman, beli hotdog sambil baca koran dan
makan siang ! bayangkan di Jakarta spt itu dan keadaan yg disesuaikan.
Indah kan ?
Berjalan lagi sampai Semanggi menuju Bunderan Senayan. Suasananya tidak
jauh berbeda. Badan jalan untuk pedestrian tetap kecil, pohon2 dan marka
jalan tidak komprehensif dan beberapa tempat pejalan kaki harus ‘turun’
sehingga bisa tertabrak motor/mobil, karena pejalan kaki terlalu padat.
Selain itu, pohon2 tidak di desain dgn baik. Ini ada sekidit gambaran,
di Surabaya ternyata landscaper bekerja dengan baik sekali. Coba
perhatikan :
Surabaya sekarang indah, semua tempat dijadikan taman walau pejalan kaki belum mendapat tempat yang layak.
Ada lagi yg ini :
Walau di Surabaya sdh bagus, tetapi apa salahnya dibuat lebih bagus
lagi, seperti jalan2/pohon2 tipikal di hampir semua area di Singapore
(foto diatas di daerah Padang).
Memang, daerah protokol dari Monas sampai Blok M, bisa dikatakan cukup
bagus walau pejalan kaki tetap belum mendapat tempat yg layak. Kota
Jakarta memang sudah indah, tetapi detailnya masih belum di desain dgn
baik, yaitu pedestriannya, penghijauannya sampai streetscapenya.
Gedung2nya sdh baik, walau tidak/belum ‘menyatu’ dengan kota. Dibutuhkan
sense yg tinggi untuk ‘menyatukan’ semua pernak pernik kota.
Ini jalan2 di daerah protokol. Bagaimana di daerah permukiman ?
Sepertinya kita masih harus berjuang untuk mendapatkan tempat yg layak
bagi pejalan kaki di Jakarta.
Maka dari itu, kita yang bukan siapa2, mungkin bisa membuat sumbang
saran berupa apapun untuk memulai menghormati para pejalan kaki. Saya,
sebagai arsitek, sudah sejak semula mencoba selalu mendesain jalur
pedestrian yang nyaman. Walau memang sulit, karena seperti saya yang
bekerja pada suatu perusahaan, mereka tentu lebih memikirkan segi
“saleable” dibandingkan kenyamanan / estetika.
Tags:
sosbud
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Hormati Pejalan Kaki di Jakarta”
Posting Komentar