Selasa, 18 November 2014
Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda …..
Selasa, 18 November 2014 by Christie Damayanti
Setelah makan malam yang menyenangkan dan makanan2 yang yummy, kami menuju ke rumah Arie dan Clara, sebentar untuk menyambanginya. Rumah keluarga yang siang tadi kami datangi, adalah rumah untuk bersantai, di tepi Zaan River. Arie dan Clara menempati rumahnya sendiri, dan Maria serta keluarganya pun menempati rumahnya sendiri.
Arie dan Clara menyilahkan kami masuk, untuk sekedar minum teh hangay, karena udara terus mendingin. Hampir jam 10.00 malam, dan matahari mulai turun. Tetapi sinarnya masih menerangi bumi Belanda, terutama di tempat kami ada waktu itu. Seperti sinar matahari jam 5.00 sore. Dan kami masih merasa excited melihatnya, walau tubuh kami mulai letih, terutama Michelle yang siang tadi berenang di sungai.
Arie langsung
memperlihatkan beberapa koleksi prangko dan benda2 filateli nya. Dia memang
filatelis besar Eropa dan temanya sangat rumit untukku. Tentang perjalanan
postal, terutama perjalanan pos Belanda ke Indonesia atau sebaliknya, sejak
jaman kolonial Hindia Belanda. Wow! Sebuah tema sangat besar, dimana aku tidak
akan mampu melakukannya! Dari harga yang harus aku keluarkan, sampai cerita
sejarah yang harus aku riset dan terus menerus aku pelajari. Dan Arie adalah
salah satu pakarnya .....
Salah satu koleksi Arie
*Pantesan saja, Arie lebih tahu banyak tentang sejarah Indonesia ( khususnya jaman Hindia Belanda ), jauh dibanding aku.
Karena sudah malam dan jam 7.00 pagi kami harus berangkat ke bandara untuk terbang menuju Zurich, kami hanya sekitar 30 menit di rumah mereka, setelah aku srmpat melihat2 koleksinya dan ... sungguh, aku benar2 terkagum2 dengan ratusan album Arie. Apalagi dengan prangko2 jaman pemerintah colonial Hindia Belanda di Indonesia, terutama prangko2 yang sungguh amat langka!
Michelle pun sudah tertidur di sofa empuk mereka, ketika kami berpamitan untuk pulang ke hotel kami. Waktu sudah menunjukan sekitar jam 11.30 malam, ketika kami sampai di hotel. Cipika cipiki dengan Arie, dia memeluk kami dan berpesan, akhir tahun 2014 dia akan ke Indonesia lagi untuk bisnisnya dan akan mampir ke rumah kami. Dan hari terakhir ini, di hari ke-5 di Belanda, kami merasakan kebahagiaan yang luar biasa, untuk oleh2 kami menuju ke negara ke-3 lawatan kami di Eropa Barat, Swiss .....
Clara, aku dan Arie, di depan rumah mereka di Castricum, Noord Holland
***
Jam 7.00 pagi, taksi besar sudah menjemput kami untuk menuju bandara. 3 koper besar, 3 koper kecil dan masing2 tas tangan serta kursi roda, kami siapkan di lobby hotel. Dan segera kami berangkat ke bandara.
Pelayanan bandara terhadap disabled seperti aku memang luar biasa! Justru sangat luar biasa, membuat aku menjadi sangat 'terkukung'. Kami dipersilahkan duduk di vip untuk menunggu petugas yang mengantar kami menuji pesawat. Dimana aku sangat ingin survey bandara dan melihat2 toko2 butik di bandara. Padahal juga, waktu boarding masih cukup lama. Sehingga aku sangat geregetan dibuatnya.
Tetapi karena bandara Schipol memang sangat besar, dimana kami harus melewat beberapa pemeriksaan dan aku berada di atas kursi roda serta ada 3 koper cabin yang harus dibawa Dennis ( Michelle mendorong kursi rodaku ), aku harus tahu diri untuk tidak mengikuti kata hatiku tentang survey dan foto2. Jadilah aku berdiam diri saja, sambil mencari sumber wifi untuk sekedar googling atau menyapa teman2 di Facebook, lewat iPad ku yang aku bawa di Jakarta.
Kami sarapan
yang ada disana, terdekat dari ruang vip bandara. Tidak ada apa2, hanya sebuah
bakery. Dan kami memesan beberapa sandwich dan 3 minuman hangat karena udara
pagi masih terlalu dingin. Dan pastilah keju2 kecil yang aku suka, untuk
sekedar snack ringan selama di perjalanan …..
Zurich Airport
Seperti yang aku ceritakan di beberapa minggu lalu
tentang perjalanan kami ini, sebenarnya untuk berkeliling di banyak negara di
Eropa, tidak lah memakai pesawat terbang. Apalagi negara2 Eropa tidak besar dan
berdempetan satu dengan yang lain, sehingga perjalanan wisata dan tugas2ku ke
Eropa beberapa kali tahun2 lalu, aku biasa mengendarai kereta, bus atau taxi.
Dan pesawat adalah pilihan terakhir, dimana alasannya adalah tidak adanya
tenaga porter dimanapun, sehingga kasihan anak2ku yang akan dan harus mengurusi
kopeer2 kami dan aku sendiri hanya duduk nikmat di atas kursi roda …..
Perjalanan ke Eropa ini pun, sepertinya menjadi
perjalanan yang ter’mewah’. Bukan karena aku harus mengeluarkan biaya besar
karena membeli tiket dan hotel2 mewah, tetapi dengan selalu berkendara pesawat,
berarti kami harus membayar jauh lebih mahal!
Tiket Jakarta – Amsterdam – Zurich – Paris – Roma –
Jakarta, aku harus membayar 1.950 US Dollar / per-orang, sementara waktu aku
membeli tiket liburan ini di awal tahun 2014, harga tiket Jakarta – Amsterdam –
Jakarta, sedang promosi, yaitu sekitar 8,5 juta Ruiah saja. Padahal, harga
tiket kereta atau bus, bahkan taxi yang lebih mahal sekalipun, tidak akan
semahal berkendara pesawat.
Ya, aku memang sudah memikirkan semuanya dengan
keterbatasanku ini. Karena dengan aku tidak mampu melakukan seperti seorang
yang normal, aku harus bisa menabung lebih untuk ini. Dan aku sudah menabungnya
sejak 3 tahun lalu untuk perjalanan kali ini, semuanya untuk anak2ku …..
Dan aku sangat menikmatinya. Sebuah perjalanan
dambaanku, hanya bertiga dengan anak2ku. ‘Quality Time’, yang aku dapatkan
bersama dengan anak2ku, sangat luar biasa! Dan Tuhan sudah merancangkannya
untuk kami, sesuai yang juga aku rencanakan, puji Tuhan ….. terima kasih, Tuhan
…..
***
Perjalanan
berkendara pesawat terbang dari Amsterdam ke Zurich hanya memakan waktu sekitar
1 jam saja. Tetapi justru dari hotel di Amsterdam ke bandara Schipol, lalu dari
bandara Zurich ke hotel di Zurich, itu lah yang justru memakan waktu lebih
lama. Dan taxi nya pun khusus dengan 3 koper besar, 3 koper kecil serta kuris
roda, harus memakai taksi besar dan membayar lebih mahal.
Dari bandara
Schipol ke hotel di Amsterdam atau sebaliknya untuk biaya taxi, aku harus
mengeluarkan uang sekitar 60 Euro x 2 ( waktu itu 1 Euro sekitar 16.000 Rupiah,
sehingga aku membayar sekitar 120 Euro = 1.920.000 Rupiah ). Begitu juga dari
bandara Zurich ke hotek X-Tra di Limmastrasse, aku harus membayar sekitar 55
Euro ( Untuk pulang ke bandara, 2x 55 Euro = 110 Euro x 16.000 = 1.760.000
Rupiah).
Hmmmmm ….. jika
harus mengeluarkan uang banyak seperti ini, aku sangat merasa tidak rela,
tetapi kami sudah niat untuk melakukan perjalanan ini. Jadilah, dengan senang
hati aku membuka dompetku untuk membayarnya …..
Hotel X-Tra, dan anak2 di lobby hotel bintang 3 itu …..
Kami menginap di
Hotel X-Tra bintang 3, di jalan Limmastrasse. Lewat travel & biro sahabatku
di Jakarta, aku harus membayar sekitar 100 Euro tanpa sarapan. Sebuah harga
yang bagus untukku. Karena pun hotel hanya untuk tidur dan sehari2 kami selalu
berjalan2 sesuai dengan tujuan wisata kami. Jadi, dengan membayar dimuka
sebanyak 4 hari x 100 Euro.
Jam 2 siang kami
sudah berada di kamar hotel kami dan beristirahat full day. Mempersiapkan perjalanan
kami di Swiss sampai ke puncak Titlis yang mempunyai salju abadi. Dan sksn
menuju sebuah negara salah satu yang terkecil di dunia, Liechtenstein dengan
ibukota Vaduz, serta ingin sekali aku menapaki rumah2 khas Swiss, tempat dimana
( konon ) Heidi dengan kakeknya bertempat tinggal …..
Kami harus
mengistirahatkan tubuh kami ini, untuk sebuah perjalanan baru. Dari 5 hari di
Belanda, sekarang kami akan menjelajahi Swiss selama 4 hari.
Salah satu titik pandangan dari kamar kami di lantai 4,
X-Tra Hotel …..
Selamat datang
di Zurich ……
Sebelumnya di Belanda :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “ Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda …..”
18 Mei 2020 pukul 21.54
Kalau mau kerja di swiss, apa saja yang perlu di siapkan?
Posting Komentar