Rabu, 12 November 2014
4 Tahun Aku di Kompasiana : Aku Menjadi ‘Besar’ dan Mendapatkan Semuanya!
Rabu, 12 November 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Aku di kantor kompasiana, 24 November 2013
Sebelumnya :
3 Tahun di Kompasiana, Apa yang Aku Dapat? Pertanyaan yang
Bodoh!
4 tahun ( kurang sedikit ), aku
sidah berada di Kompasiana. Sejak 12 November 2010 sampai saat ini, aku (
mungkin ) salah satu Kompasianer senior yang masih terus enulis antara 1 sampai
3 artikel dan di posting di Kompasiana.
Jika ada yang masih menanyakan
aku, apa yang aku dapatkan menjadi ‘member’ 4 tahun di Kompasiana, aku akan
tetap menjawab : Aku mendapatkan
semuanya lewat Kompasiana! Dan dari awal menjadi “Kompasianer of The Year 2011” ini
lah, semuanya beruntun membuat aku menghimpun energy positif untuk membangun
semangat …..
Aku dan Kang Pepih,
setelah penganugerahan “Kompasianer of The Year 2011” di kompasianival 2011 di
FX Plaza
***
Aku tidak mau mengulang cerita
dan sejarah tentang bagaimana aku memulai menulis di Kompasiana. Karena
semuanya sudah ada di link2 di atas artkel ini. Tetapi aku tetap akan berkata
bahwa, aku adalah IPS ( Insan Pasca Stroke ), dengan tubuh 1/2 lumpuh sebelah
kanan, karena otak kiriku pernah terendam darah sebanyak sekitar 20%, yang
mengakibatkan aku dalam keterbatasan seperti ini, sampai sekarang.
Sebagai seorang arsitek lapangan,
aku sekarang tidak mampu banyak bergerak lagi, karena keadaanku. Tetapi
sebenarnya aku tetap ingin terus berkarya. Bagaimana? Berkarya dalam hal apa?
Salah satu cara berarya adalah
dengan M E N U L I S. Karena dengagn pikiranku yang sangat ‘mobile’, aku harus
merangkul semua ide2 serta mimpi2ku dalam banyak tulisan. Dan itu aku lakukan
dengan menulis dan di posting di Kompasiana! Dan mengapa harus di Kompasiana?
Banyak teman2ku bertanya kepadaku. Dikatakannya, Kompasiana sekarang
ditinggalkan oleh penulis kawakannya dan juga ditinggalkan pembacanya, karena
seringnya Kompasiana error.
Tetapi aku mau mengatakan untuk
semuanya, bahwa Kompasiana itu ibarat ‘orang tua’ dan ‘sahabat’ku. Aku lahir
dan dibesarkan di Kompasiana, dan aku mendapatkan semuanya lewat Kompasiana!
Itu yang aku selalu tekankan!
Bermula dari terus menulis
artikel2ku di berbagai genre, aku banyak mendapatkan kesempatan diwawancarai di
berbagai media. Dari puluhan media cetak, belasan radio untuk talk-show, bahkan
sejak Januari 2013 aku adalah sebagai nara sumber tetap pada program acara
khusus untukku “Weekend Spirit”, setiap hari Sabtu jam 16.00 – 17.00 di Radio
Pelita Kasih 96.3 FM. Dan hampir semua televisi nasional menayangkan
wawancaraku tentang kesaksian stroke dan kanker, serta tentang hobi
filateli-ku.
Wawancara di The Jakarta Post dan Wawancara pertama dengan media
majalah Kartini, Desember 2011. Dari sinilah, banyak media yang menghubungiku
dan ingin mewawancaraiku …..
Wawancara pertama denan Majalah Inspirasi, yang membawaku menjadi nara
sumber tunggal pada program “Weekend Spirit” di RPK 96.3 FM sejak Januari 2013.
Wawancara dengan Jawa Post yang di share di semua harian local daerah
seluruh Indonesia
Aku dengan kang Pepih di Kompas TV dan wawancara untuk acara “Solusi”
yang fenomenal, karena masih disiarkan hamper tiap minggu dari tahun 2012 di 3
TV nasional : O’Channel, SCTV dan MNC pada dini hari. Dan sudah membuat banyak
orang bertobat dan menginspari. Puji Tuhan!
Ini juga begitu fenomenal, selama 30 menit aku menjadi took sentral
pada program “Wanita Hebat” di ANTV. Dan bossku pun berbicara disana …..
DAAI TV dan NetTV, mampu menginspirasi filatelis2 Indonesia, bahwa
seorang Christie yang dalam keterbatasan, bisa tetap berkarya, salah satunya di
bidang filateli …..
Bahkan aku sudah membuat 3 bukuku
tentang kesaksianku. Dibantu oleh Valentino, 3 buku2ku menjadikan pelayanan2ku
untuk orang2 yang membutuhkan, menjadi nyata. Karena 100% penghasilanku dari
ke-3 buku2ku ini untuk Tuhan lewat pelayanan2ku …..
Tetapi kesaksian2ku tetap terus
diminta untuk aku membawakannya di Gereja2 atau di komunitas2 yang membutuhkan
motivator dalam mengangkat yang terpuruk …..
Dua dari 3 buku-kku tentang kesaksianku yang dijual di internet …..
Bisa dilihat di www.youtube.com/christievalentino.
Semua program TV dan beberapa program radio ada di koleksi youtube-ku.
Dari menulis di Kompasiana, aku
juga bisa bertemu dengan banyak ‘orang penting’ di negeri ini. Bahkan aku
diundang di acara APEC September 2013 oleh Ibu Linda Gumelar. Dan dari situ aku
bisa berkolaborasi dengan banyak acara dengan Ibu Dewi Motik, bahkan menggelar
Seminar Nasional “ICT fot Disabled”, 2 kali, pada bulan Februari dan Juni 2014
lalu, untuk kepedulian bagi warga disabled Indonesia dalam banyak hal, misalnya
pendidikan dan pekerjaan serta fasilitas2 fisik kota Jakarta.
Aku di Metro TV
Ketika aku mulai menulis tentang
kepedulianku untuk Jakarta sejak tahun 2011 lalu, sejarang terus berlanjut yang
menghasilkan ratusan artikel dalam sebuah ‘fan pages’ di Facebook. Sebuah kolom
khusus untuk men-share tulisan2ku tentang Jakarta
Kota Kita.
Aku tidak tahu,apakah aku GR atau
tidak, tetapi yang jelas jika aku menuliskan tentang sebuah keluhat kecil
tentang Jakarta setelah Bp Jokowi menjadi Gubernur Jakarta, 2 atau 3 minggu
kemudian keluhanku dieksekusi dan diperbaiki. Sepeerti beberapa tulisanku
sebagai berikut :
Perlintasan Rel Kereta
Berhantu? Hiiiii ……
Bahkan tentang Waduk Pluit,
konsep ini sebelum pak Jokowi mengerjakannya, tetapi semuanya sesuai dengan
angan dan mimpi2ku. GR? Masa bodohlah …..
Untuk Kijang Totol, sekitar 2
minggu postingan ini tersebar, kijang2 itu dibawa ke Bogor. Karena aku?
Entahlah. Dan tentang perlintasan rel kereta ini, sekitar 2 minggu setelahnya,
perlintasan itu benar2 diperbaiki! Sayangnya, hanya perlintasan itu saja, tidak
perlintasan2 yang lainnya …..
Artikel2ku tentang kepedulianku
untuk Jakarta menuai banyak HL, dimana namaku semakin melambung. Bukan untuk menyombongkan
diri, tetapi aku hanya mau mengatakan bahwa semuanya ini berkat aku menulis di
Kompasiana. Bahkan ketika aku dihubungi oleh Metro TV untuk wawancara tenang
Sungai2 dan Rumah2 Kumuh di Jakarta, membuat aku semakin semangat untuk terus
berkarya walau tetap dalam keterbatasan …..
Dari artikel2 di Kompasiana,
semakin membuat namaku terus melambung. Sekali lagi, bukan untuk menymbongkan
diri, tetapi lewat kompasiana lah semakin banyak media yang ingin
mewawancaraiku. Ketika tahun 2011 lalu, sebuah surat kabar internasional ‘The
Jakarta Post’ mewawancaraiku di rumah oleh pak Eman Dapa Loka, namaku terkenal
di penjuru dunia lewat link2 surat kabar online dunia. Membanggakan sekali
ketika seorang temanku di Amerika memberikan ucapan selamat karena dia membaca
artikel tentang aku di Dallas Tribune.
Dan sekitar April 2014 ini,
harian Jawa Pos menduplikasi cara itu. Jawa Pos yang bekerjasama dengan banyak
harian local seluruh Indonesia menerbitkan artikel2 tentang aku di hamper semua
harian local tentang hobi filateli ku, sehingga teman2 filateli di luar pulau
sering memberitahukan tentang artikel2 tentang filateli-ku …..
Begitu juga dengan Parajournal,
yang mewawancaraiku dengan sangat menyentuh, untukku. Mba Andina Dwifatma
dengan mas Aulia Latif mewawancara dan memotretku dengan baik dan artikel itu
di ku tambah bersemangat! Dari mana ini? Ujung2nya adalah dari K O M P A S I A
N A !!!
Dan dari menulis di Kompasiana
juga, aku bisa menjadi Juri Nasional sejak 3 tahun ini ( 2012 – 2014 ) untuk
lomba Menulis Surat Remaja dan tahun 2014 sbagai Juri Nasional lomba Pameran
Filateli Nasional.
Juri Nasional lomba menulis remaja 2014 dan Juri Nasional lomba
Filateli Kreatif 2014
Bisa dibaca di Ketika
Menulis Menyembuhkan.
Yang terkahir di tahun 2014
sebelum tutup tahun ini, ketika aku dihubungi oleh Kompas TV untuk sebuah
talk-show dengan Bp Jaya Suprana di MOI, aku dating dan sepertinya membuat Bp
Jaya Suprana menjadikan aku sebagai sahabatnya. Sehingga, kami sring bertemu di
studionya bersama mba Aylawati Sarwono, Direktur MURI. Bercanda, mengobrol
sampai bernyanyi bersama ketika Bp Jaya Suprana berlatih piano.
Dari Kompasiana, aku berkenalan denan tokoh2 sentral Indonesia …..
Salah satunya adalah Bp Jaya Suprana …..
Menghasilkan sebuah Rekor MURI untukku, September 2014 ….. Semuanya
dari Kompasiana!
Sampai pada akhinya, aku di minta
untuk berpameran di Gallery MURI dan tanggal 13 September 2014 lalu,aku
dianugerahi Rekor MURI dengan kategori kolektor Disney terlengkap dan terbanyak
sejak 40 tahun lalu. Puji Tuhan! Semuanya dari mana? Ya dari K O M P A S I A N
A …..
Pameran tantangan Bp Jaya Suprana
tentang Indonesia, diganjar lagi dengan penghargaan Rekor MURI yang ke-2,
tanggal 8 November 2014. Semangatku semakin bertumbuh dan berkembang. Dan Tahun
2015 besok, aku sudah mengirimkan beberapa konsep dan proposal untuk pameran2
tunggal ku selanjutnya, kepada Kementrian Kominfo. Jika Tuhan berkenan, ada 2
mimpi ( sangat ) besarku yang akan terlaksana …..
Penghargaan Rekor MURI ku yang ke-2, November 2014
Rencanaku di akhir tahun depan, buku
ke-4 muncul sebagai trilogy dari perjalananku ke Eropa bersama kedua anak2ku
selama 3 minggu lebih. Bahwa aku, seorang ibu yang cacat ½ tubuh lumpuh, mampu
membawa anak2ku berkeliling Eropa, dengan keadaankku yang sangat terbatas,
dengan Tuhan pastinya terus berada disisiku. Buku ini bukan hanya mengisahkan
tentang perjalanan wisatanya, tetapi lebih kepada penyertaan Tuhan atas kami
bertiga.
Sekali lagi, ketika banyak
sahabat2ku ‘mundur’ dari Kompasiana, dan menulis di ‘sebelah’, aku hanya
tersenyum. Untukku, kesetiaan adalah yang terpenting. Aku setia denga apa yang
menjadi hidupku, menjadikan ak lebih dan terus bersemangat! Dengan menulis
dengan setia di Kompasiana, aku mengumpulkan energi2 positif sebagai dukungan
atas fisik dan hatiku.
Seperti juga dengan kesetiaanku
pada Tuhan-ku. Aku terus tekun mencari Tuhanku, yang akhirnya berbuah manis.
DIA terus setia mengiringiku dan membuat aku mampu menjalankan hidupku ini,
walau tetap dalam keterbatasan …..
Apapun yang terjadi, Kompasiana
tetap akan menjadi bagian dalam hidupku. Aku tidak akan ‘besar’ seperti ini,
jika tidak ada Tuhanku, dan juga jika tidak ada Kompasiana. Dan Kompasianalah
adalah ‘orang tua’ dan sahabatku, curhatku selalu lewat Kompasiana. Walau
sekarang sering error dan pembacaku sangat sedikit, aku tetap akan setia untuk
1 sampai 3 artikel per-hari, untuk terapi otakku dan untuk sebuah penyembuhan
hanya hakiki, yaitu kepercayaan untuk sebuah kesetiaan dalam menjalani
kehidupanku ini …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “ 4 Tahun Aku di Kompasiana : Aku Menjadi ‘Besar’ dan Mendapatkan Semuanya!”
28 Mei 2016 pukul 06.05
Perempuan hebat, semoga saya bisa seperti Anda dalam berkarya
Posting Komentar