Rabu, 29 Mei 2013
Ah, Ternyata Keterbatasanku Mulai Membuat Orang Lain ‘Terhalang’
Rabu, 29 Mei 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Ah, ternyata ‘keterabatasan’ku mulai
membuat orang lain ‘terhalang’ masa depannya. Judul itu ternyata memang
benar, sebenar2nya …..
Aku memang terluka. Aku memang hanya
seorang perempuan yang dalam keterbatasan ( cacat? ) yang sekarang tidak
mampu berbuat apa2 secara fisik. Benar, pemikiranku dan hatiku memang
masih jauh kedepan, untuk keluargaku, anak2ku dan banyak orang. Tetapi
dengan keterbatasan fisikku, aku harus ditemani oleh orang lain! Pun
hanya untuk sekedar berjalan, aku harus me nggandeng orang lain karena
kaki kananku yang lumpuh …..
Benar kata papa sebelum beliau menghadap
Tuhan kita. Papa pernah berkata, bahwa aku harus mandiri, benar2
mandiri. Mulai dari bangun tidur, kehidupan privacy dan toiletteries ku,
makanku atau menyiapkan kegiatanku, aku harus bisa sendiri ( ah,
seperti anak kecil ya, yang belajar untuk ‘hidup’ ). Lalu aku harus bisa
mempersiapkan masa depanku, SENDIRI, karena aku mempunyai 2 orang anak dan aku hanya sebagai single parent, kata mendiang papa …..
Tetapi bagaimana? Aku sangat berusaha
untuk mandiri. Dengan 1 tanganku ( sebelah kiri ) dan 1 kakiku ( juga
sebelah kiri ), aku sangat berusaha melakukannya sendiri. Sungguh! Aku
tidak main2 dengan itu. Karena itu hidupku! Karena itu masa depanku!
Karena aku sangat sadar, siapa yang bisa membantu aku untuk sekecil2nya
dalam hidupku? Aku sendiri! Bukan keluargaku, bukan anak2ku, bukan
papaku! Aku sendiri yang bisa dan harus bisa! Dibantu doa dan aku yakin
bahwa Yesus akan setia mendampingiku …..
Lebih dari 3 tahun aku belajar mandiri
dan 3 bulan lalu papa dipanggil Tuhan. Aku terpuruk. Tidak ada lagi yang
selalu bisa menemaniku. Sampai akhirnya aku sangat sadar bahwa kata2
papa benar adanya untuk aku bisa mandiri …..
Tetapi apa mau dikata? Kelumpuhan dan kecacatanku secara fisik sangat nyata! Ketika
aku berada di rumah, aku sudah mampu mandiri, walau beberapa kegiatan
privasiku harus dibantu oleh orang lain. Seperti memakai dan melepas
baju kaos atau memakai bra. Juga mambawa jinjingan atau tas apapun
karena jika aku membawa jinjingan sekecil apapun ( kecuali yang bisa aku
masukkan ke dalam kantong baju atau celana ), kesetimbangan tubuhku
akan bermasalah. Tubuhku akan goyah dan bisa saja terjatuh. Dan walau
aku hanya memegang handphoneku di tangan kiriku, akupun tidak bisa
menggandeng orang lain yang menuntunku berjalan. Alhasil, aku benar2
harus ‘free’ dengan bawaanku, dan menggandengorang lain untuk berjalan
…..
Ketika lama kelamaan semuanya menjadi
biasa dengan keadaanku. Tetapi seorang sahabat mulai dengan pemikiran2
tentang keterbatasan fisikku. Dan kata2nya membuat aku terluka, seakan2
pelayananku tidak maksimal. Tidak apa2. Inilah aku, seorang perempuan
insan pasca stroke dengan kelumpuhan 1/2 tubuh sebelah kanan. Aku tetap
akan melayani. Aku akan tetap berpikir jauh ke depan untuk keluargaku
dan banyak orang. Mungkin aku hanya bisa menulis di kursiku. Mungkin aku
hanya bisa mengetik di Blackberry ku, mungkin tulisan2ku tetap bisa
membuat banyak orang terinspirasi. Tetapi aku tidak bisa berbuat banyak
dengan keadaan fisikku.
Terima kasih untuk sahabat yang sudah
meluangkan waktunya untukmembantuku. Apalagi ketika kalian benar2
menemaniku dari bangun pagi, mengurus privasiku, membawakan barang2ku
sampai tidur malam waktu di Yogyakarta. Terima kasih mba Vema dan mba
Dewi. Kalian tahu kan, betapa susahnya aku untuk mandi? Untuk memakai
dan membuka kaos? Bahkan sekedar untuk mengambil makanan pada saat makan
pagi? Bayangkan hidupku seperti itu. Tapi itulah kenyataan di hadapanku
…… Terima kasih kalian sudah membantuku …..
Hatiku sungguh terluka ketika ada yang
mengungkit2 keadaanku. Ya, aku memang cacat, tetapi aku juga mempunyai
harga diri. Jika kegiatanku yang membuat banyak orang merasa terhalang
dengan kecacatanku, maafkan aku ya. Walau kegiatan inipun merupakan
kegiatan untuk melayani ( masa’ aku melayani tapi harus dilayani karena
cacatku? ) Dan aku tidak mengambil keuntungan apapun dari kegiatan ini
dan aku tidak minta ‘uang lelah’ ( justru aku tetap bisa mempersembahkan
untuk Tuhan ). Keuntunganku hanya mendapatkan pengalaman untuk
pelayanan2 berikutnya. Aku hanya ingin melayani dan berbagi …..
Ya, aku memang harus tahu diri. Ketika
sebagai insan pasca stroke yang lumpuh ½ tubuh, tidak seharusnyalah aku
ikut2an dengan orang2 lain yangnormal dan luar biasa untuk berkegitan.
Aku pantasnya hanya bisa duduk di kursiku di kantor, merasakan
‘kenyamanan’ dengan ‘kemewahan’. Aku tidak sepantasnya ikut2an meminta
‘jatah’ untuk berkegiatan. Biarlah orang2 normal yang luar biasa lah
yang lebih berbobot untuk melayani. Aku mungkin aku hanya bisa melayani
lewat tulisan2 saja, lewat kata2 mutiara saja. Ya, mungkin itulah aku,
untuk itulah aku ada sekarang, membuat tulisan2 yang menginspirasi
banyak orang, bukan berkegiatan secara fisik …..
So? Jika ada sahabat yang ingin aku
datang di sebuah kegiatan, aku sangat ingin, apalagi kegiatan berbagi
dan melayani. Aku tidak pernah dan tidak akan meminta ‘uang lelah’.
Tetapi aku membutuhkan seseorang untuk menemaniku, setidaknya untuk aku
gandeng dan untuk membawakan tasku. Jika tidak bisa, mohon maaf untuk
aku tidak bisa datang, walau aku sangat ingin datang ……
Benar kata papa, hanya Tuhan Yesus yang
selalu bisa menemani dan menolongku. Aku tidak bisa berharap dari orang
lain. Berserah dan bersyukur, tetap merupakan kunci imanku. Luka hatiku,
aku yakin akan sembuh dengan sendirinya dan Yesus akan memancarkan
sinar wajah NYA untuk aku dapat berpegang dan berjalan …..
Terima kasih, sahabat.
Tuhan Yesus akan mengambil alih hidupku untuk aku persembahkan kepada NYA lewat pelayanan2ku ……
Salam dan doaku untuk semua sahabat …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Ah, Ternyata Keterbatasanku Mulai Membuat Orang Lain ‘Terhalang’”
Posting Komentar