Kamis, 31 Januari 2013

Ketika Anak Melihat Seseorang Bergelimang Darah di Internet



By Christie Damayanti

1359614769565806720
leicestershire-fire.gov.uk

Beberapa hari yang lalu, temanku minta aku mendengarkan crahan hatinya, lewat bbm dan bersambung lewat telepon. Salah seorang anaknya, berumur sekitar 7 tahun ( masih duduk di kelas 2 SD ), sangat ketakutan ketika biasnya dia sangat antusias untuk membuka laptop dan internet. Bahkan dia menjerit2 ketakutan waktu ibunya membuka iPad! Sampai si ibu, temanku ini, kewalahan menenangkannya …..

Si ibu, sebuat saja Ailin mengajak sanga anak, sebut saja Bunga, untuk bercerita, ada apa sebenarnya? Biasnya Bunga justru yang meminta membuka inernet, jika sang ibu sedang bekerja di laptopnya, dan selalu meminta iPadnya ketika sang ibu baru saja membelinya. Bunga sering meminja untuk bermain dan berselancar di internet, membuka2 gambar2 yang menarik hatinya ( biasanya gambar2 kartun yang disukainya ) dan Ailin sangat berusaha untuk Bunga lebih mahir mencari apa yang dia suka, baik gambar ataupun game2 Angry Bird, tanpa ( atau belum ) memikirkan bahaya2 yang tersembunyi di baliknya. Dan dengan pengajaran dari sang ibu, Bunga mulai ‘mahir’ untuk berselancar di duniaa maya …..

Aku agak geleng2kan kepalaku, bahwa mengapa anak balita ( Bunga sudah diajarkan pencet-pencet, ketika dia masih santa kecil! Kata Ailin, ketika Bunga masih di dorong di keretanya, dia sudah diberikan iPad, jika Bunga mulai rewel ) sudah diajarkan dan difokuskan untuk bermain di dunia maya? Mendingan Bunga diajak ke kebon binatang atau ke Taman Safari serta berlari2 di Kebon Raya saja, untuk meningkatkan aktifitas geraknya dan menumbuhkan kreatifitasnya serta menumbuhkan cinta lingkungan dan makhuk hidup, ketimbang matanya hanya terpampang di layar iPad atau laptopnya, bukan?

Tapi, sudahlah! Yang jelas Ailin sangat shock ketika Bunga memencet tombol yang salah dan ( kata Bunga dengan menangis tersedu-sedu ) terpampanglah foto2 atau gambar2 seseorang bergelimang darah serta kekerasan di latar belakangnya ….. Dan Bunga berteriak sejadi-jadinya sambil membuang laptop sang ibu sampai hacur berantakan …..

Astaga ….. Jantungku pun berdebar, ketika aku membayangkan Bunga melihat gamra atau foto yang jelas dengan seseorang yang berdarah2 …..

*Aku ingat, ketika aku masih  kelas 3 SD, aku diajak mamaku bertandang ke salon besar. Mamaku sedang di sasak, dan aku hanya duduk di lobby sambil membaca2 majalah. Ketika aku membuka lembaran yang kemudian, mataku terbelalak mlihat foto hitam putih mayat tanpa kepala, sampai aku berteriak dan ketakutan, berlari mendapatkan mamaku dan menyembunyikan kepalaku di dada mamaku ……*

Sungguh, aku sangat mengerti ketika Ailin kebingungan, bagaimana cara Bunga tidak takut lagi. Karena gadget seerta teknologi internet adalah masa depan Bunga dan seua anak dan remaja di dunia …..

***

Ini sedikit kesaksianku sebagai seorang pemerhati Internet Sehat dan Aman. Bahwa Internet Sehat dan Aman ( apalagi untuk anak2 dan remaja ) bukan hanya pornografi atau cyberbullying saja, tetapi juga tentang kekerasan, perjudian ( bayak game online menjadi awal perjudian untuk anak2 dan remaja ), dan sebagainya, seperti di banyak tulisan2ku tentang ini di akhir dari artikel ini. Kita sungguh tidak mampu mengawasi anak2 dan remaja tersebut. Kita hanya mampu untuk menebalkan iman mereka kepada Tuhan, walaupun sekarang kita bisa memanfaatkan program canggih Parenting Control yang sering kami bersama 
IDKita Kompasiana dengung2kan selama ini.

Parenting Control mulai banyak didengungkan, sejak kami benar2 fokus untuk mensosialisasikan ini, untuk mengontrol anak dan remaja kita. Pertama kali, kami mengadakan workshop mengunduh Parenting Control di Gereja Kristen Jawa Eben Haezer, Gereja ku seperti di tulisanku ‘Parenting Control’ : Workshop Perdana IDKita Kompasiana. Setelah itu workshop di SMP Taruna Nusantara di Bekasi dan yang ketiga ketika di Hari Ibu, di depan semua Ibu2 Istri Gubernur se indonesia dan Ibu2 SIKIB tanggal 19 Desember 2012, seperti di tulisanku IDKita Kompasiana dan 2 Kementerian : Persiapan Seminar Hari Ibu Nasional 2012 dan IDKita Remaja Sudah Membuktikannya di Seminar “Peranan Ibu di Era Digital” …..

1359614962326967842
Jemaat GKJ Eben Haezer yang mengikuti Workshop Parenting Control.
1359615051903703065
13596151341811673012

Windows Essetial untuk Parenting Control di laptop, serta ( contoh ) Kapersky di smartphone berbasis Android atau K9 di program2 berbasis Apple

Dalam program Parenting Control ini, banyak sekali konsen2 yang bisa di ‘hapus’ di gadget kita untuk anak2 kita. Pornografi, atau sexuality itu sangat pasti di’hapus’. Adalagi yang berhubungan dengan konten2 dewasa yang sangat tidak baik untuk anak2 dan remaja, misalnya tentang aborsi, alkohol, drugs atau obat2,narkotika, spyware, gambling, kekerasan atau violance, kebencian serta rasisme. Bahkan semisal tentang lifestyle atau ‘intimate apparel’ pun, bisa menjadi sebuah konten yang tidak baik untuk anak2 dan remaja …..

1359615274384356281
Kegiatan IDKita Kompasiana dalam workshop ‘Parenting Control’

Ketika di kegiatan Seminar dan Lokakarya atau Workshop dalam rangkan Hari Ibu Nasional di Hotel Millenium kemarin, IDKita Kompasiana sukses membawakan workshop untuk memasang program Parenting Control dipandu oleh Valentino dan dibantu oleh Duta Insan Remaja IDKita Remaja. Kegiatan inipujn di liput dari bebagari stasiun televisi, diantaranya oleh Kompas TV yang benar2 mengikuti kegiatan ini sampai selesai.Bisa disaksikan di akir artikel ini ….

1359615403563259132
13596155001835530229
Bersama dengan Bapak Ashwin Sasongko, yang menyambut baik buku pertama IDKita Kompasiana, untuk memerangi ‘internet yang tidak sehat’ untuk anak2 dan remaja …..

Dengan ibu Regina Karma ( istri Gubernur ) Papua, berdiskusi tentang kemungkinan2 IDKita kompasiana untuk ke Papua tentang program Internet Sehat dan Aman ini …..

13596156611197379545

Peserta workshop Parenting Control, ibu2 pejabat di Peringatan Hari Ibu Nasinal 2012, dibantu oeh Duta Insan Remaja IDKita Remaya

Bahwa konsep IDKita Kompasiana kedepan, adalah bersama dengan pemerintah ( IDKita Kompasiana sudah beerkolaborasi dengan 3 Kementrian : Kemen Kominfo, Kemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Kemen Pendidikan dan Kebudayaan ), duduk dalam Rapat Kerja untuk mendesain ketentuan2 baru tentang teknologi internet yang berhubungan dengan perlindungan anak, dimana antara lain jika vendor2 seluruh dunia mau mengambil kesempatan dengan pasar Indonesia dengan berjualan gadget, tetapi semua gadget yang mau masuk ke Indonesia HARUS sudah mempunyai program PARENTING CONTROL, dan jika kita membeli gadget unuk anak2 dan remaja kita, bisa langsung diaktifkan, tanpa mengunduhnya terlebih dahulu ……

Kekerasan adalah ssebuah kegiatan yang sama sekali tidak baik untuk anak2 dan remaja. Konten2 game online pun ternyata ‘bersahabat’ dengan kekerasan, sehingga jika kita mau jujur, anak2 dan remaja yang terfokus dalamdunia game online, sebagian besar dari mereka aan terbawa suasana dengan saling memaki dan unsur kekerasan mulai mereka lakukan.

Ketika ( khususnya ) hati anak2 sudah dirusak dengan sebuah kekerasan, hidup mereka akan menjadi tidak nyaman. Hati mereka yang masih lembut tidak mampu untuk tegar dan akan memberkas sampai dewasa. Dan ketika orang tua mereka tidak tanggap terhadap hal tersebut, mereka kemungkinan akan bermasalah sesuai dengan umur mereka dan mereka bisa menjurus pada kegiatan itu, menjadi orang2 yang bermasalah. Baik menjadi ketakutan atau sebaliknya, hidup dalam kekerasan ……

Artikel sebelumnya tentang dunia internet :
















Relakah Remaja Kita Sebagai ‘Pencuri Akun’ Masa Depan Dunia Maya?



























13596157591014029969

Tags: ,

0 Responses to “Ketika Anak Melihat Seseorang Bergelimang Darah di Internet”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks