Rabu, 02 Januari 2013
Cerita ‘Rumah Natal’ Khas Amerika nan Cantik!
Rabu, 02 Januari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
Catatan Harian ,
urban
Inget film Natal anak2 “Home Alone?”
Cerita Natal bersetting sebuah rumah besar di Amerika pada Natal,
benar2 membuat aku ‘kesengsem’ luar biasa! Lihat saja, dengan pikiranku
tentang ‘White Christmas’ ( lihat tulisanku I am Dreaming of a White Christmas,
pasti selalu berhubungan dengan hiasan2 Natal seperti itu, sehinga
ketika terakhir aku ke Amerika tahun 2010 sebelum aku sakit, aku meminta
adikku untuk mengantarku ke daerah yang rumah2nya menghiasi
pekarangannya sebagai ‘dunia Natal’ dalam suka cita Natal …..
Aku lupa daerah ini ( maklum, sudah 3
tahun ), tetapi yang jelas tidak jauh dari tempat adikku yang tinggal di
kota Irving, Dallas, mungmin sekitar 1 jam dari kota tersebut. Setelah
makan malam, menjelang Natal ( tanggal 23 Desember 2009 ) kami diantar
ke daerah itu, dan …… mataku terus melotot melihat semua rumah terang
benderang …..
Mengapa terang benderang, padahal sudah
jam 10 malam? Ya, tak lain karena semmua rumah menyalakan lampu bisa
sampai ribuan watt, hanya untuk menghias rumah mereka dengan hiasan2
Natal dengan boneka2 Natal, pernak pernik Natal, bahkan dengan aliran
air serta semuanya ( kata adikku ) akan berlangsung selama bulan
Desember danlampu2 tersebut dinyalakan setelah hari gelap dan sampai
menjelang pagi hari …..
Sayang, waktu itu di Dallas belum turun
salju ( salju turun setelah Natal ), sehingga warna putihpun belum
bermunculan, walau suhu disana sudah dibawah 1 derajad Celcius.
Kata adikku, tidak semua rumah menghias
dengan hiasan2 Natal, KECUALI di beberapa tempat, salah satunya yang
aku kunjungi waktu itu. Daerah2 tersebut memang berkoordinasi masing2
si pemilik rumah untuk menghias sebagus2nya untuk memenangkan trophy
komunitas itu. Ditambah, daerah2 tersebut akan terkenal di seantero
Amerika. Mereka sangat bersemangat untuk menghias rumah mereka. Walau
menurutku, esensi Natal itu sendiri tidak sebagai hanya hiasan saja …..
Menghias rumah dalam rangkan menyambut
Natal, dimana2 dimulai bulan Desember. Seperti di rumahku, Pohon Natal
selalu mulai dipasang dan dihias pada bulan Desember, sampai paling
tidak pertengahan bulan Januari atau akhir Januari tahun selanjutnya.
Begitu juga di Amerika, hiasan2 itu tetap ada walau Natal dan Tahun Baru
sudah tertinggal 1 bulan dibelakang …..
Rumah Natal berkonsep Santa Klause.
Pemenang lomba menghias rumah dengan
pernak pernik Natal, biasanya justru sebelum Natal, dan mereka akan
gembar-gembor untuk berteriak bahwa, “Mari, mari …. Natal sudah dekat ….. datanglah ke daerah kami, rumah kami merupakan pemenang lomba menghias rumah Natal” …..
Dan promosi ini akan membuat banyak warga Amerika berbondong2 datang
kesana sambil menyaksikan serta bercengkerama dan bergembira bersama
dengan keluarga …..
Kami rombongan keluarga besar 2 mobil
setelah makan malam, menuju kesana. Ternyata, banyak sekali mobil2
kesana, sehingga antri. Konsep perumahan di daerah itu, adalah ‘loop’,
sehingga kita harus benar2 mengikuti arus dari mulai masuk sampai
keluar, tidak akan ada belokan2 yang menjadikan ‘tersesat’. Dan semua
rumah mempunyai konsepnya sendiri2.
Ada yang berkonsep Santa Klause dengan
Santa2 kecil yang membagi2kan hadiahnya. Ada juga cerita tentang Orang
Majus dari Timur yang mengikuti bintang yang berpendar untuk sampai ke
kandang domba tempat Yesus dilahirkan. Ada juga cerita tentang Malaikat2
Surga yang berbaris meniup terompet, yang mengabarkan Yesus telah lahir
di Bethlehem …..
Rumah Natal berkonsep Orang Majus
dari Timur dengan bintar berpendar serta Malaikat Surga yang meniup
terompet. Bukan boneka tetapi kawat2 yang dikelilingi oleh lampu2
berwarna kuning yang melambangkan kehangatan …..
Yang banyak adalah cerita si manusia
salju, karena Desember adalah identik dengan musim salju di Amerika, dan
manusia salju sangat digemari oleh anak2, remaja maupun orang2 dewasa.
Si manusia salju dengan cerita binatang2 yang berada di kereta dan dikendarai oleh Santa Klause.
Pernak pernik Natal Amerika pun sangat
digemari oleh si empunya rumah. Seperti caraoussel dengan anak2 yang
bermain naik kuda2an, atau ‘barn’ ( rumah untuk jerami atau kandang kuda
) yang dihias oleh pohon Natal. Beberapa rumah berhias mempunyai
musiknya. Seperti di rumah dengan konsep Malaikat Surga ada musiknya
dari loudspeaker besar dengan beberapa lagu Rohani yang memuji Tuan :
Joy to the World, Hark the Herald Angel’s Sing atau Halleluyah.
Atau ada rumah yang bermusik, cerita
tentang Natal, sehingga banyak yang berdiri disana sambil mendengarkan
musik dan cerita Natal tersebut. Karena suasana semakin larut malam, dan
suhu udara di bawah 1 derajad Celcius, warga lebih memilih tetap berada
di mobil, tetapi kaca jendelanya terbuka untuk mendengarkan lagu2
rohani Natal dan cerita2 Natal, termasuk kedua mobil adikku, rombongan
keluargaku.
Setiap rumah dihias banyak boneka serta
lampu2 beraneka warna, walau sebagian besar lampunya berwarna kuning
yang melambnagjan ‘kehangatan’ ( warm ). Ratusan lampu dengan mungkin 1
rumah sampai ratusan watt bahkan aku pastikan ada yang sampai ribuan
watt.
Daerah itu tidaklah besar. Tetapi dengan
antrian mobil2 yang ingin melihat ‘pameran rumah hias’ serta bukan
hanya sekedar rumah hias saja tetapi melihat dan meresapi makna Natal
yang terkandung didalamnya, membuat waktu seakan bergulir dengan cepat.
Sekitar 2 jam kami berkeliling dan mungkin ada ratusan rumah berhias
asesoris Natal. Dari yang paling sederhana sampai yang sangat rumit dan
pasti membuang banyak biaya dengan pernak pernih hiasan Natal.
Yang aku sangat ‘heran’ adalah TIDAK
ADA ORANG YANG INGIN MENCURI HIASAN2 NATAL TERSEBUT, TIDAK ADA ORANG
YANG MENGAMBIL KEUNTUNGAN DENGAN MEMINDAHKAN ALIRAN LISTRIK ATAU TIDAK
ADA ORANG YANG INGIN HANYA SEKEDAR MENGGANGGU ….. semuanya bersatu padu dalam memuji nama Tuhan lewat perayaan Natal …..
Bersyukur, aku sempat melihat tentang
ini, salah satu mimipiku yang bisa terwujud. Ketika mimpi menjadi
kenyataan, aku akan terus bermimpi, dan ketika itu juga aku terus memuji
nama Tuhan bahwa hanya karena DIA lah, mimpiku selalu terkabulkan …..
Salamku …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Cerita ‘Rumah Natal’ Khas Amerika nan Cantik!”
Posting Komentar