Selasa, 08 Maret 2011
Central Park, New York: ‘Hutan Kota’ dan Bagian dari Paru-Paru Dunia
Selasa, 08 Maret 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Berjalan sendiri di tengah2 ‘hutan kota’
dan merasakan keindahan hutan dan banyak binatang2 hutan, sungguh
membuat aku merasa seperti di negeri dongeng. Aku ‘masuk’ ke Central
Park New York dari arah Fifth Avenue. Dari Fifth Avenue aku sudah
merasakan ’sumpek dan bising’. Dengan kemacetan ala New York, dan
beberapa belajaan di tangan serta membawa kamera, aku ingin
‘berselonjor’ di taman.
Jika aku berjalan2 sendiri di suatu
kota, aku selalu mencari taman untuk hanya duduk2 setelah berjalan jauh.
Central Park NY ini, sebenarnya aku tidak akan berjalan2 khusus, karena
waktuku sedikit. Tetapi, ternyata setelah aku melihat Central Park, aku
ingin sekali berjalan2 memasuki ‘hutan’ …..
Central Park adalah sebuah taman umum yang luas di Manhattan, New York City. Luasnya 3,41 km² dengan bentuk lahan panjang
4 km, lebar 800 m. Setiap tahunnya, taman ini dikunjungi sekitar 25
juta orang, dan sekaligus taman yang paling banyak didatangi orang di
Amerika.
Luar biasa ! Dengan 4 km x 800 m, New York bisa membuat taman yg menjadi ‘paru2 kota’. New
York terkenal dengan kotanya yg padat dengan penduduk yang banyak dan
merupakan kota dengan penduduk yg individual. Tetapi dengan bekerja sama
dengan pemerintah daerah, bisa membuat ruang terbuka hijau yg luas.
Warga di New York, rela berbagi
untuk ruang terbuka hijau, padahal, di sisi2nya, tetap terdapat
bangunan2 tinggi dan berpenduduk padat ( apartemen2 dan hotel2 serta
kantor2 ). Mereka sangat ‘rela’ dan mereka tidak ingin ‘membodohi’ satu
dengan yg lain untuk ‘mencuri2′ lahan untuk dijadikan bangunan …..
Warga New York bahkan rwla berbagi
dengan satwa hutan ( dalam hal ini ‘hutan kota’ ) bahkan Central Park
adalah tempat burung2 migran ‘menginap’ sebelum terbang ke tempat lain
….. Bahagianya kita, jika ada ‘hutan kota’ sebesar ini di Jakarta ….. warga Jakarta menjadi sehat dengan ‘paru2 kota’ sebesar ini dan Jakarta menjadi indah ).
Central Park termasuk salah satu taman
terkenal di dunia, karena taman ini sering dijadikan lokasi film dan
bahan liputan di televisi. Pengelolanya adalah organisasi swasta nirlaba
Central Park Conservancy yang dikontrak oleh pemeintah daerah New York.
Bisa dibayangkan, bila kita dari
jalan Fifth Avenue dengan kendaraan yg padat dan manusia yg terlalu
banyak dan bising, langsung bertemu dengan sebuah taman yg asri …..
Di sisi utara, Central Park berbatasan dengan West 100th Street ( lebih dikenal sebagai Central Park North ), di sisi barat berbatasan dengan Central Park West, di sisi selatan dengan West 59th
Street, dan di sisi timur dengan Fifth Avenue. Jalan di sisi timur
taman tidak pernah disebut sebagai “Central Park East”, melainkan tetap
Fifth Avenue. Di sekeliling taman terdapat bangunan-bangunan mewah dan
merupakan kawasan dengan harga tanah yang tinggi.
Dari jalan inilah aku memasuki
Central Park. Sayang, waktu itu tidak ada ‘kereta kuda’, yang biasanya
banyak terdapat di tempat ini. Dari gedung2 tinggi dan jalan2 yg penuh
kendaraan bermotor, kita bisa langsung masuk ke taman Central Park.
Taman ini dirancang oleh Frederick Law
Olmsted dan Calvert Vaux. Keduanya juga dikenal sebagai perancang
Prospect Garden di Brooklyn. Walaupun terlihat alami, lansekap Central
Park sepenuhnya hasil campur tangan manusia.
Taman ini memang buatan manusia. Sejak 1800-an pohon2 ini sudah dewasa dan benar2 menjadi ‘hutan kota’.
Tetapi lebih dalam lagi, ada tempat2
yg benar2 seperti ‘hutan’. Tidak seperti foto2 diatasnya. Pohon2 lebih
dibiarkan bertumbuh tanpa dipangkas seperti foto2 diatasnya. Tidak
banyak yg datang ke tempat ini, karena biasanya mereka ( termasuk aku )
tidak masuk kesini, kita bisa ‘tersasar’, apalagi taman ini luas sekali
…..
Di dalam taman terdapat danau buatan dan
kolam, jalan setapak, dua arena ice skating, kawasan lindung hewan
liar, lapangan rumput, dan arena bermain untuk anak. Central Park sering
didatangi berbagai burung migrant sehingga menjadi tempat favorit bagi pengamat burung. Juga banyak sekali jenis2 bebek yg tidak terdapat di Indonesia ….
Panjang keseluruhan jalan-jalan di dalam
taman adalah 10 km. Pengunjung ramai berjogging, bersepeda, atau
bersepatu roda, terutama di akhir pekan atau sejak pukul 19.00 setelah
kendaraan bermotor dilarang lewat.
Sebenarnya, taman Central Park tidak
termasuk dalam Rencana Induk untuk pembangunan daerah Manhattan, New
York. Namun, jumlah penduduk New York City menjadi hampir berlipat empat
antara tahun 1821 dan 1855, apalagi sekarang, kota menjadi semakin
sesak, dan penduduk berdatangan ke sedikit ruang terbuka yang ada,
terutama ke kuburan untuk menjauhkan diri dari kebisingan kota.
Sambil menikmati taman Central Park,
kita bisa memandangi gedung2 yg menjulang tinggi. Banyak warga
bersepeda berkeliling taman. Dan lebi banyak lagi yg hanya tidur2an
sambil ber-piknik, sangat memberi inspirasi pada penduduk kota New York.
Aku melihat banyak bajing / tupai
disana. Berjenis2 tupai, dan aku menemukan 2 jenis tupai. Tupai2 itu
tidak takut manusia. Aku membawa sedikit kue dan kacang ( aku biasa
membawa kue dan kacang untuk mengganjal perut sebelum aku menemukan
tempat yg cocok untuk makan ).
Pada tahun 1800-an, kebutuhan ruang
terbuka bagi warga kota benar2 harus dibuat. Penduduk berpengaruh di
kota New York merasakan perlunya taman yang bergaya untuk menikmati
udara segar sambil berkendara, seperti Bois de Boulogne di Paris atau Hyde Park di London.
‘Streetscape’ di Central Park benar2
dipikirkan dan komprehensif sekali. ‘Water feature’ dan lapangan untuk
‘mengekspreskan diri’ ( misalnya : bermusik berpantomim atau bersepeda )
sangat membuat kita betah untuk tinggal lebih lama disini.
‘Jogging track’ ada di seluruh taman
dari ujung barat ke ujung timur, dari ujung utara ke ujung selatan,
walau materialnya beda. Beberapa ‘jogging track’ dibuat aspal, tetapi
lebih banyak ‘conblok’.
Antara tahun 1860 dan 1873, pembangunan taman sudah hampir selesai. Sejumlah 14 ribu meter kubik tanah dibawa dari New Jersey sebagai
pengganti tanah lapisan atas yang kurang sesuai. Ketika pembangunan
secara resmi dinyatakan selesai pada tahun 1873, lebih dari tanah dan
batu yang digali dari taman berjumlah sekitar sepuluh juta gerobak, dan
harus dibuang ke tempat lain. Ketika dibuka, Central Park memiliki
sekitar 4 juta pohon yang mewakili 1500 spesies.
Di bawah pengelolaan pemerintah New,
kemajuan mulai terlihat dalam usaha mengembalikan Central Park sebagai
milik warga kota. Central Park Conservancy membayar pekerja lepas, dan
membentuk tim kecil untuk pemugaran bangunan, memulai proyek-proyek
hortikultura dan menghapus corat-coret.
‘Bench’ yg ada di taman ini seragam.
Dan ‘bench2′ ini banyak sekali, hampir ada di sepanjang ‘jogging
track’. Beberapa ‘bench’ pada sandarannya dihias bunga2.
Dengan 1500 spesies pohon, banyak
terdapat daun2 berwarna, yg tidak ada di negara tropis seperti di
Indonesia. Biasanya daun2 ada yg berwarna kunibg, merah, oranye dan
lainnya. Aky disana mesuk ke musim gugur, jadi sudah banyak daun2 yg
berguguran. Katanya, disana pada musim semi, akan indah sekali …..
Pemugaran Central Park diikuti perubahan
mendasar di bidang manajemen. Setelah dibangun kembali pada pertengahan
1980-an, Central Park sekarang menggunakan sistem zona dengan seorang pengawas untuk setiap zona, dengan pemeliharaan rutin. Konsep “tukang kebun untuk masing-masing zona” begitu sukses sehingga keseluruhan taman sekarang dibagi menjadi 49 zona.
Setiap zona memiliki seorang kepala yang
bertanggung jawab atas pemeliharaan sehari-hari. Tukang kebun yang ada
di masing-masing zona mengawasi pekerjaan relawan. Pada tahun
2007, pemda sudah menghabiskan dana banyak sekali untuk pemugaran dan
pengelolaan taman, sedangkan sekitar 85% dari anggaran tahunan Central
Park berasal dari kas pemda.
Beberapa jembatan dibangun disini,
untuk menyeberangi beberapa sungai kecil atau ‘gorong2′ untuk menampung
air hujan. Jembatan2 ini juga didesain dengan apik dan komprehensif.
Aku berjalan2 di taman Central Park
lebih dari 3 jam. Hari mulai sore dengan mendung menggantung. Bergegas
aku berjalan, mencari taxi dan menuju hotel. Malam ini aku ingin
menonton Broadway, The Cat, semoga aku bisa mendapatkan tiket …..
Tags:
Jalan-Jalan ,
Penghijauan
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Central Park, New York: ‘Hutan Kota’ dan Bagian dari Paru-Paru Dunia”
Posting Komentar