Selasa, 25 Januari 2011
Gadis Jepang itu Memberiku Uang di Champs Ellysse
Selasa, 25 Januari 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
The Avenue des Champs Ellysse adalah salah satu yg wajib dikunjungi
kalau ke Paris. Suatu tempat yg benar2 menawarkan kemewahan dan
ke’eksklusif’an. Tidak hanya bagi orang2 yg kaya, tapi juga bagi orang2
’separuh backpackers’ seperti aku.
The Avenue des Champs Ellysse, Paris
Adalah sebuah prestisius jalan di Paris , Perancis . Merupakan salah
satu jalan paling terkenal di dunia, dan dengan sewa setinggi € 1,1 juta
( USD1.5 juta ) per tahun per 1.100 kaki persegi (92,9 meter persegi)
ruang, paling mahal kedua dari real estate di Eropa.
The Avenue des Champs Ellysse dikenal di Perancis sebagai La plus belle avenue du monde
(”jalan yang paling indah di dunia”). Kedatangan toko rantai global
dalam beberapa tahun terakhir telah merubah karakter dan sangat
mencolok.
Jalan ini akan berlangsung selama 2 kilometer ( 1,25 mil ) melalui
arrondissement ke-8 di Paris barat laut, dari Place de la Concorde di
timur, dengan Obelisk Luxor, ke Place Charles de Gaulle ( sebelumnya
Place de l ‘ Etoile ) di barat, dan lokasi Arc de Triomphe .
Salah satu tujuan wisata utama di Paris, bagian bawah Champs Ellysse
dibatasi oleh tanaman hijau dan bangunan seperti Theatre Marigny dan
Grand Palais. Istana Ellysee sedikit ke utara, namun tidak pada jalan
itu sendiri. Lebih ke barat, jalan yang dipagari dengan bioskop, kafe
dan restoran ( terutama Fouquet’s ), dan khusus toko-toko mewah. Champs
Ellysse berakhir di Arc de Triomphe , yang dibangun oleh Napoleon
Bonaparte untuk menghormati kemenangannya.
Desain
ulang terbaru dari bergengsi jalan dilakukan pada tahun 1994 oleh
Bernard Huet. Jalur sisi dikonversikan menjadi zona pejalan kaki, tempat
parkir bawah tanah diciptakan dan pohon baru ditanam. Mobil sekarang
hanya menempati setengah lebar jalan besar ini.
Aku berjalan menyusuri kemana kakiku melangkah. Banyak sekali pejalan
kaki, walau hari masih pagi. Hotelku dekat, hanya dibelakang jalan ini,
sebuah hotel kecil dan tidak mahal. Sebenarnya bukan hotel, tetap hanya
sebuah losmen. Walau demikian, desain tempat itu sangat artistic dan
pelayanannya bagus, dengan beberapa orang2 tua ( kakek2 dan nenek2 )
yang sepertinya selalu menganggap kalau ‘orang2 muda’ seperti aku ini
adalah cucunya ….. Sayang, aku tidak bisa berbahasa Perancis, dan mereka
tidak bisa berbahasa Inggris ( bisa sih, tetapi sedikit sekali ).
Setelah makan pagi di hotel itu, aku mulai berjalan, menyusuru jalan
Champs Ellysse. Menyenangkan sekali, di awal musim semi, tidak terlalu
dingin tetapi sangat sejuk. Aku hanya menggunakan kaos titp dengan
sweeter sedang dan terakhir membawa jaket kulit motif ular, untuk
berjaga2 kalau dingin ( dan sepertinya aku selalu memakainya, bukan
karena dingin, tetapi ‘mengurangi bawaan’ maklum, aku hanya sendiri
tanpa teman dan foto2ku ini selalu aku minta tolong kepada orang2 di
jalan ….. ).
Di awal musim semi ini, tidak ada salju dan udara tidak begitu
dingin. Pohon2 mulai meranggas kembali, dan bunga2 mulai bersemi lagi,
mulai indah …..
Obyekku adalah bukan belanja, tetapi ‘belanja mata’, atau dengan kata
lain adalah ‘hunting’ arsitektur. Toko2, jalan2, pepohonan dan
streetscape di jalan itu tidak luput dari perhatianku. Bangunan2nya
jelas arsitektur Perancis. Pohon2 mulai meranggas kembali dan bunga2
mulai bersemi lagi. Banyak bunga2, menambah keindahan dan ke’romantis’an
Paris …..
Beberapa
‘ruko’ mulai berbenah, maksudnya, bangunannya memang tetap bangunan lama
Perancis tetpai banyak di ‘pulas’ dengan arsitektur modern. Menurut
aku, terlalu sayang. Bahkan ada bangunan yg benar2 arsitektur modern.
Streetscape jalan ini
tidak banyak. Selain bangku2 biasa, ada juga tiang lampu ala Perancis
dan tempat sampah. Kafe2 selalu mengeluarkan meja dan kursi2 untuk bisa
makan dan minum di pinggitan jalan ini. Trotoarnya besar sekali. Jalan
Champs Ellysse lebarnya kira kira 70 meter, dengan masing2 trotoar kanan
kiri kira kira 10 meter. Suatu trotoar yg besar, sehingga memang bisa
dipakai untuk ‘berdagang’ makanan dan minuman.
Aku ingin mencoba salah
satu tempat itu. Aku duduk di café, memesan jus buah dan cheese cake dan
aku mau duduk di luar ! Aku menikmati pagi dan sore hari di jalan ini,
hanya merenung dan hunting arsitektur. Wahhh ….. memang luar biasa.
Sensasinya itu yg membuat aku seperti kaum jetset Paris, padahal, uangku
hanya untuk ‘belanja mata’ ….. hihihi … ahay …..
Jalanan di jalan itu
menggunakan conblok dengan konsep desain ‘kipas’. Konsep ini membuat
roda mobil tidak terlalu cepat seperti di aspal dan yg menyetir bisa
merasakan sensasi tentang ‘bagaimana kita berjalan dengan melihat2
sehingga sering tidak melihat mobil yg melewatinya’. Dengan kata lain,
konsep conblok ini bisa membuat jalan tidak licin dan menjadi alat untuk
‘mengerem’…..
Aku melewati butik
‘kesukaanku’ Louis Vuitton ( maksudku, LV memang kesukaanku tetapi
hanya melihat2 di internet atau di toko2 saja ).
Aku memang hanya melihat2
saja, tetapi aku tetap ingat anak2ku. Begitu aku melihat butik Disney
kesukaan anak2ku, aku mampir dan membelikan bebeapa barang yg aku tahu,
itu barang2 kecintaan mereka …..
Butik Disney kesukaan
anak2ku, biasanya aku menemukan ini di Amrika, tetapi karena ada
Disneyland Paris, pasti ada butik Disney disini …..
Ada
yg aneh waktu aku disini. Aku memang orang asia. Disini ternyata banyak
yg bilang, orang Asia adalah orang2 yg gemar berbelanja. Beberapa kali
gadis2 Jepang menegurku, katanya : “ Mam, bisakan membantuku?” Lalu aku
bertanya “ Ada apa?” Mereka meminta aku membawa uang mereka dan membeli
barang2 Louis Vuitton. Setelah itu, mereka meminta barang2nya setelah
aku selesai. Aku heran, buat apa ?
Mula2nya aku takut,
“Jangan2 aku mau dirsmpok nih …” Tetapi setelah beberapa kali gadis2
Jepang yg lain memintaku seperti itu, aku mulau bertanya2. Mengapa?
Ternyata, mereka memang bangsa kaya, mungkin terkaya ( biasanya memang
wisatawan Jepang selalu membeli barang2 mewah di / ke seluruh dunia )
dan tenyata mereka dikenaksn ‘tax khusus’ untuk membeli Louis Vuitton (
masa sihh?! )! Wah, aku ingtau sekali. Lalu aku membantu seorang gadis
Jepang membeli 1 buah tas dan 1 dompet LV seharga kalau dirupiahkan
sekitar 37 juta, astaga!! Duh, seumur2 aku tidak akan mau beli barang2
itu, lebih baik uang nya untuk jalan2 saja!
Setelah selesai, aku
memberikan barang2 itu dan gadis Jepang itupun pergi setelah
‘menitipkan’ uang untukku ….. lumayan, aku bisa membelikan oleh2 untuk
anak2ku …. Suatu kenyataan yg membuat mataku terbuka bahwa, banyak
terjadi yang tidak ‘biasa’ dan bisa menjadi kenangan …..
Dari jam 7 pagi sampai
jam 7 malam adalah waktu yg cukup lama. Menjelang jam 7 malam, aku
sampai di Arc de Triumph, suatu titik kemenangan bagi bangsa Perancis.
Aku duduk di kursi, berfoto dan merenung lagi sampai malam. Lampu2 mulai
menyala, tetapi sayang sekali, baterai kamera digitalku habis. Dan aku
juga capai sekali. Begitu taxi melewatiku, aku memanggil untuk membawaku
pulang ke hotelku. Besok aku harus bejala lagi, memenuhi surveyku …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Gadis Jepang itu Memberiku Uang di Champs Ellysse ”
Posting Komentar