Home
» Penghijauan
» Ada ‘Villa Kebun’ di Jakarta, Konsep Rumah Sakit Taman, Persembahan untuk Jakarta
Kamis, 20 Januari 2011
Ada ‘Villa Kebun’ di Jakarta, Konsep Rumah Sakit Taman, Persembahan untuk Jakarta
Kamis, 20 Januari 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Hujan rintik2 menambah
suasana ‘villa’ di rumah sakit itu. Bila sinar matahari bersinar, sudah
seperti di Puncak, apalagi bila mendung dan gerimis. Indah dan nyaman
sekali …..
Inilah
salah satu rumah sakit di Jakarta. Sejak aku lulus kuliah, aku langsung
direkrut untuk menjadi tanaga social rumah sakit ini, untuk membantu
mendesain dan merenovasi sebagai arsitek, karena rumah sakit ini memang
sudah tua.
Rumah
Sakit PGI Cikini adalah salah satu Rumah Sakit Swasta tertua di
Indonesia, yang berdiri pada tahun 1898 dan tahun ini berusia 113 tahun.
Rumah
Sakit PGI Cikini bertempat di bekas kediaman maestro pelukis Indonesia:
Raden Saleh, yang kemudian menjadi pusat layanan kesehatan Stichting
Medische Voorziening Kooningen Emma Zuikenhuis Tjikini. Terletak di
pusat kota Jakarta, namun tetap mempertahankan suasana taman yang jarang
ditemui di kota Jakarta.
Pada 12 Januari 1898 sebagai RS Ratu Emma, didirikan
oleh Ny. Adriana Josina de Graaf-Kooman, istri misionaris Belanda,
dengan tujuan untuk merawat orang-orang sakit dari berbagai golongan
masyarakat tanpa memandang kedudukan dan untuk semua suku, bangsa, dan
agama.
Biaya
pendirian rumah sakit diperoleh dari Ratu Emma, digunakan untuk membeli
bekas rumah pelukis kenamaan Raden Saleh, di Menteng . Rumah Sakit Ratu
Emma berubah nama menjadi Rumah Sakit Tjikini pada 1 Agustus 1913.
Ini
dulu rumah Raden Saleh, di depannya ( sekarang menjadi bagian belakang )
adalah taman yg dbuat unit rawat inap. Dibelakangnya ( sekarang malah
bagian depan ) adalah unit rawat jalan ( praktek2 dokter ).
Tahun 1957, pengelolaannya, diserahkan
kepada DGI ( Dewan Gereja-gereja di Indonesia ) dan nama Yayasan RS DGI
Tjikini disempurnakan menjadi Yayasan Kesehatan PGI Cikini.
Arsitektur dan lingkungannya :
Adalah
gaya Neo Gothic Perancis. Gaya ini hanya di pakai di tempat tinggal
Raden Saleh. Taman nya terletak di belakangnya, sangat luas. Dan dari
dulu memakai konsep taman ; terdapat pohon2 besar dan sudah
ratusan tahun, juga pohon2 baru yg benar2 dirawat untuk kesejahteraan
warga / pasien rumah sakit. RS ini memang tidak membuat gedung tinggi,
tetapi ‘villa2’ untuk pasien rawat inap.
Unit
stroke yang menawan. Unit ini memang baru, tetapi arsitektrnya
‘disamakan’ dengan arsitektur unit2 yg lama. Disisi kirinya, terdapat
‘ruang terapi’ berkaca dan bisa melihat keluar. Disini banyak burung
bersarang. Apalagi tiap pagi, pekerja memang member makan burung2 itu
…..
Unit
K, merupakan unit lama. Tetap menawan dengan banyak pohon riangnya.
Penjenguk biasanya duduk2 di taman2 ini, beberapa sudut diberi kursi
taman.
Unit
G, adalah unit lama, area Ginekolog dan Obstresi / persainan.
Arsitekturnya tidak dirubah, tetapi di ‘pugar’ untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan pasien.
Banyak
pohon2 tua yang benar2 dirawat keberadaanya. Pohon Beringin salan
satunya, menjadi ‘icon’ rumah sakit ini. Pohon2 itu bertempat di taman /
kebun untuk ‘penyembuhan’ pasien. Biasanya, pasien yg bisa berjalan /
memakai kursi roda, mereka berjalan2 setiap pagi dan sore setelah mandi.
Itu yg unit rawat jalan bukan yg vip. Di daerah vip, rumah sakit ini
benar2 memanjakan pasien2nya.
Beberapa jenis pepohonan yg ada di rumah sakit ini. Menambah kenyamanan dan menjadi ‘fresh’ setelah keluar dari rumah sakit ini.
Salah
satu VIP Anggrek, merupakan bangunan baru, menjadikan rumah sakit ini
banyak dicari karena kenyamanannya dengan konsep tamannya.
Ditengah2 taman dan kebun besarnya ( yg utama ) terdapat akea ‘rekreasi’, berupa water feature dengan
konsep kolan dan air mancur. Berada di tengah2 kebun, banyak penjenguk
‘mampir’ disini untuk sedikit ‘melepas lelah’ sehabis menjenguk atau
baru datang. Makluk, rumah sakit ini memang luas sekali, sehingga para
penjenguk menjadi capai, apa lagi mobil2 memang dilarang masuk.
Konsep
ini memang terus dipertahankan untuk kenyamanan pasien dan untuk
membuat pasien dan penjengun maupun pohon2 tidak ter-polusikan.
Di beberapa sudut, didesain khusus beberapa ‘gazebo’
untuk tempat duduk2 penjenguk. Desainnya sederhana, tetapi tetap
memiliki kesan tersendiri. Bila malam tiba, banyak penjenguk yg
dibolehkan menemani pasien, mereka bisa duduk2 di ‘gazebo’ ini sambil menikmati alam seperti di Puncak. ….. Mengasyikkan sekali …..
‘Gazebo’ di area unit stroke dan area di unit Ginekolog dan Obstresi.
Dan
bila tidak terlalu panas, banyak penjenguk duduk2 di kursi2 taman.
Kursi ini sengaja di tempatkan agak jarang, untuk menghindari
bertumpuknya penjenguk yg mengakibatkan pasien merasa tidak nyaman.
Rumah
sakit tertua di Jakarta ini, menjadi bentuk ‘persembahan untuk
Jakarta’. Disamping menjadi “rumah sakit” yg melayani banyak pasien
seluruh Indonesia ( banyak bekerja sama dengan pemerintah daerah2 di
luar Jakarta , terutama melayani dari Indonesia Timur),
tetapi rumah sakit ini bisa menjadi ‘paru-paru Jakarta’. Pepohonan2
ini, membebaskan racun2 dari kendaraan bermotor ( karbondoksida CO2
menjadi oksigen O2 ) dan member kenyamanan banyak orang / warga Jakarta.
Konsepnya memang : “Rumah Sakit Taman ; Melayani dengan Sentuhan Kasih “
Siapa tidak tahan melihat kenyamanan area seperti ini ? Bakhan, burung2 pun ikut bersenandung ………….
Tags: Jakarta , Penghijauan
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Ada ‘Villa Kebun’ di Jakarta, Konsep Rumah Sakit Taman, Persembahan untuk Jakarta”
Posting Komentar