Kamis, 31 Mei 2012

Kita Tidak Bisa Memaksa Mereka, Karena Jamannya Memang Sudah Berubah …..




By Christie Damayanti

13384384831994430433
articles.timesofindia.indiatimes.com
Sebenarnya, siang ini aku dipanggil sekolah Dennis untuk persiapan ulangan umum. Itu biasa di beberapa sekolah, selain tentang persiapan ulangan umum, juga ajang silaturahmi antara orang tua dan guru, juga membicarakan tentang anak2 dengan masing2 wali kelasnya. Karena aku harus terapi sebelum ke kantor, aku meminta waktu khusus untuk bertemu dengan wali kelas Dennis jam 8 pagi.

Banyak yang harus dibicarakan, bukan hanya berhubungan dengan nilai2 Dennis dan persiapan ulangan umumnya, tetapi wali kelasnya bercerita tentang beberapa pengalamannya sebagai guru, diantaranya ketika dia, sebut saja pak Dion, berkunjung dan mengamati di sebuah lembaga medis dan rehabilitasi, diantaranya rehabilitasi tentang narkoba.

Cerita pak Dion :

Banyak ‘mayat hidup’ disana. Mereka masih muda, bahkan banyak yang masih remaja. Orang tuanya bukan orang2 sembarangan, bahkan beberapa orang tua adalah orang2 pintar bergelar profesor lulusan luar negeri. Tetapi anak2 mereka terjerumus ke lembah kekelaman, dimana bukan hanya 1 kasus ( narkoba ), bahkan beberapa kasus ( narkoba, pelecehan, seks bebas dll ), dan mereka terlihat benar2 seperti mayat hidup. Bukan hanya fisiknya saja, tetapi hati dan jiwanya, ketika pak Dion mendapatkan remaja2 seusia Dennis tertawa2 sendiri di pojok sana, atau ‘menghitung’ dengan kalkulator tetapi tidak tahu menghitung apa, bahkan menjerit2 tanpa sebab yang pasti. ‘Mayat hidup’ itu berubah menjadi sakit jiwa …..

Sebagai seorang guru, juga aku, miris sekali melihatnya, walau aku hanya mendengarnya. Bulu kudukku merinding ketika dengan mata berkaca2 dan suaranya berubah parau, pak Dion menceritakannya.

Ada orang tua yang anaknya berada di rehabilitasi tersebut, membaktikan dirinya sebagai penyuluh, sejak beberapa tahun lalu. Beliau katanya seumur dengan papaku, dengan gelar akademik yang luar biasa, tetapi beliau sangat ‘concern’ dan membaktikan dirinya bagi pemuda dan remaja2 tersebut, karena katanya beliau mencintai mereka …..

Cerita pak Dion berlanjut ketika si bapak itu bekisah dalam pengamatan tentang pemuda2 dan remaja2 itu sampai mereka menjadi seperti ini. Bahwa, ternyata mereka sebenarnya tidak kurang suatu apapun, dengan orang tua yang berkecukupan serta lingkungan yang baik, tetapi mereka merasa ‘tidak diterima’ dengan baik, baik di rumahnya atau di lingkungannya. Mengapa? Aku bertanya …..

Ketika orang tuanya yang berkecukupan dan latar belakangnya sangat abik, dengan gelar2 akademis yang tinggi serta pekerjaan yang mumpuni, pemuda dan remaja2 tersebut di ‘paksa’ oleh orang tuanya untuk menjadi seperti mereka. Sehingga pemuda2 dan remaja2 tersebut melakukan yang orang tuanya suruh, TETAPI justru membuat mereka stres, karena banyak di antara mereka sebenarnya tidak suka atau tidak ingin mejadi seperti orang tuanya! 

Sehingga mereka ‘lari’ kepada lingkungan yang berhubungan baik dengan orang tuanya, dan mereka tetap merasa ‘tidak diterima’. Karena lingkungan ini tetap mengacu bahwa orang tuanya akan ‘tercemar’ jika pemuda dan remaja tersebut tidak menjadi seperti mereka …..

Lalu pemuda dan remaja tersebut lari ke lingkungan yang lain, dan karena mereka berkecukupan, mereka mencari ’sesuatu’ yang membuat mereka ‘lepas’ dan bebas sebebas burung di udara ….. larilah mereka kepada komunitas narkoba atau seks bebas ……

Pemuda dan remaja2 itu akan bergumul dengan latar belakangnya yang baik, tetapi karena orang tuanya ‘memaksa’ mereka untuk HARUS SEPERTI MEREKA, itu membuat mereka justru tidak suka! Bahwa pemuda dan remaja sekarang berbeda dengan waktu dulu yang masih bisa disetir / diatur oleh orang tua mereka. Pemuda dan remaja sekarang, bahkan anak2 sekarang, sudah sangat dewasa dan ‘mandiri’ dengan keinginan mereka, sehingga sseharusnya justr orangtua harus ‘masuk’ kedalam lingkungan mereka untuk mencari, ‘apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan!’

Dengan bersemangat, pak Dion mengungkapkan bahwa kehidupan pemuda dan remaja2 itu sarat dengan beban dan kewajiban. Beban dan kewajiban untuk menjadi seorang yang patut di banggakan oleh ( minimal ) orang tua, bahkan bisa dibanggakan oleh negara. Tetapi, dengan lingkungan yang sekarang ini ( virus internet, virus konsumtif, atau virus2 lainnya ), pemuda dan remaja bahkan anak2 sekalipun, pasti akan ‘tergoda’, sehingga beban mentalpun menyeruak masuk ke alam pikiran dan hati mereka ……

Sekarang, orang tua dituntut untuk mengerti, bahwa beban2 itu ditambah lagi jika ada permasalahan2 keluarga yang lain, seperti keluarga broken home atau kesibukan orang tua yang tidak bisa bertemu dengan anak2 mereka sampai lama, sehingga mereka bertambah beban keluarga.

Jaman memang sudah berubah. Pemuda, remaja dan anak2 sudah tahu, apa yang mereka inginkan. Mereka sudah jauh lebih dewasa ketika kita berumu seperti mereka. Mereka sudah tahu, mau jadi apa mereka di masa depan. Dan itu membuat mereka ‘down’ ketika orang tua mereka memaksa harus menjadi seperti orang tuanya atau lebih dari orang tuanya ……

Aku termenung, aku berpikir ….. ini adalah kesaksian seorang guru yang sangat concern dengan anak didiknya, dan ssebagai orang tuanya, aku harus ‘flashback’ kehidupanku dulu. Bahwa, aku adalah orang tua tunggal yang dalam keterbatasan, dengan permasalahan yang kompleks. Tidak seharusnya, aku membebani Dennis dan Michelle dengan masalah2ku. Dan aku sangat mengerti dengan beban2 yang anak2ku sedang pikul, sebagai remaja dalam keluarga broken home, serta dengan virus2 yang menyebar sekarang ini …..

Pembicaraan kami terus berlanjut sampai aku memang harus ke kantor. Kepedulian pak Dion serta sekolah ini terhadap anak didiknya, patut diacungi jempol, karena tidak semua sekolah, guru, orang tua atau siapapun, yang mau peduli dengan generasi bangsa kita. Ya, memang di sekolah anak2ku memang sering memanggil orang tua murid hanya sekedar sharing seperti ini, tetapi ternyata manfaatnya besar sekali …..

Ketika kita ingin anak2 kita seperti kita, ingatlah bahwa anak2 kita sudah mempunyai  keinginan2 mereka sendiri. Kita harus ‘masuk’ dahulu kedalam alam mereka dan mencari tahu apa yang mereka inginkan dan mereka butuhkan. Dan ketika kita ‘memaksa’ sesuatu karena kita anggap benar, ternyata kita harus juga mengerti dulu, bahwa yang kita anggap baik dan benar, belum tentu baik dan benar bagi anak2 kita, karena jamannya memang sudah berubah …..

Yang jelas, kita harus tetap berdoa untuk anak2 kita, dan yang terbaik PASTI yang Tuhan berikan untuk anak2 kita, SEPANJANG kita terus mematuhi keinginan2 Tuhan bagi kita …..

Tetap berusaha sebaik2nya, anak2ku …… mama akan selalu mendoakan kalian …..
Salamku …..



Tags: ,

0 Responses to “ Kita Tidak Bisa Memaksa Mereka, Karena Jamannya Memang Sudah Berubah …..”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks