Selasa, 28 Januari 2014

Kualitas Jalan Layang Casablanca? ‘Au Ah Gelap’….



By Christie Damayanti

13908914411474749198

Sebelumnya :




“Memang cuma jalanan yang rusak akibat terendam hujan???”

Ternyata, ga tuh! Jalanan ( baru lagi ) di jembatan layang Casablanca, yang notebene tidak terendam hujan, ternyata sekarang ( belum 1 bulan lho! ) banyak lubang2 yang semakin besar dan aspal2 yang tergerus roda2 kendaraan. Hehehe ……

Semalam, aku fokus memperhatikan ‘pasca banjir’. Dari kantor, yang biasanya aku fokus ke iPad di mobil sementara tidak peduli dengan kemacetan atau apapun yang ada disekitarku, kemarin aku benar2 fokus di sekelilingku. Jalanan2 yang masih kotor karena sampah banjir, jalanan dan aspal2 yang rusak karena banjir, pengungsi2 yang masih banyak, dan sebagainya.

Biasanya, aku tidak peduli, supirku mau lewat mana dari kantor ke rumah. Pokoknya sampai, begitu konsep pikirku. Jadi, tidak peduli. Mau lewat tol atau non-tol. Mau lewat arteri sebelah tol atau lewat Tanah Abang, atau lewat Menteng, terserah saja, kecuali ada permintaan dariku senfiri untuk melewati jalanan tertentu.

Kemarin aku memang minta supirku untuk melewati Tanah Abang, langsung ke jalan layang Casablanca, Lapangan Roos sampai Tebet. Aku memang ingin tahu keadaan jalan layang Casablanca yang aku tuliskan beberapa kali di Kompasiana ( lihat LINK di atas artikel ini ). Baru naik kesana dari depan Hotel Le Meredien, sekitar 100 meter mobilku seperti berjalan di sawah! Grunjal2, dan lubang besar2 serta aspal tinggal ‘tulang’ nya saja! Astagaaaaa ……

“Jelek amat jalannya, ya bu? Gimana sih yang buat?”

139089147854182249

Coba perhatikan foto diatas :

Permukaan jalan tidak rata, tidak ’smooth’, bergelombang dan beberapa titik  berlobang2 kecil, 
yang sekarang semakin besar …..

( Foto diambil sesaat sebelum pembukaan / 30 Desember 2013 : www.megapolitan.kompas.com )

Itu kata supirku. Khas warga awam. Aku sih tidak bisa tersenyum, karena berjalan diatas mobil seperti di sawah seperti ini membuat kepalaku berputar. Maklum, otakku kan sudah cacat yang tidak bisa menerima keadaan fisik seperti ini. Supirku sudah mengerti, dan dia berjalan dengan sangat perlahan supaya tidak terlalu ‘grunjalan’ yang membuat kepalaku berputar …..

Sayang, aku tidak sempat memotretnya secara detail ( karena juga sudah gelap, sekitar jam 20.00 ) karena kepalaku yang memang berputar, tetapi aku benar2 melihatnya. Dari awal sekitar di atas jalan Sudirman, sampai hampir turun dekat Mall Kota Kasablanka. Memang tidak seluruhnya, aspal yang tinggal ‘tulang / beton’ nya dan lubang2 yang menganga, siap mencaplo korban …..

Tetapi, SANGAT TIDAK MASUK AKAL, sebuah jembatan kebanggaan kota Jakarta, yang sebenarnya bisa menjadi media melihat2 keindahan kota dan skyline pencakar langit, tetapi tidak dibarengi dengan kualitas pekerjaan yang semestinya ( lihat tulisanku Baru Diresmikan : “Jalan Baru koq Grunjalan, ya?” )…..

Sekilas ‘cerita’ tentang penutup jalan yaitu ASPAL :

Disebut Lapisan Permukaan ( Surface Course ), merupakan lapisan yang ersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Fungsinya adalah :

1.       Menahan langung beban roda kendaraan
2.       Menahan gesekan akibat rem kendaraan
3.       Mencegah air hujan yang jatuh diatasnya dan  tidak meresap ke lapisan dibawahnya
4.       Menyebar beban ke lapisan dibawahnya

Kelebihan aspal adalah :

1.       Jalan lebih MULUS, HALUS DAN TIDAK BERGELOMBANG serta nyaman untuk berkendara. Tetapi bagaimana dengan kenyataannya? Aspal hanya sekedar SEREMONI sebuah jalan baru ( jalan layang Casablanca ) kebanggaan Jakarta!

2.       Berwarna hitam adalah untuk mempengaruhi psikoogis pengendara untuk merasa teduh dan nyaman

3. Aspal memang lebih murah dari pada jalan beton. Tetapi jika jalan layang Casablanca ( yang adalah sudah merupakan ‘jalan beton’ ) dan melapisinya lagi dengan aspal, apakah itu menjadi sebuah PEMBOROSAN?

Ok lah jika aspal dibutuhkan untuk sebuah kenyamanan, secara jalan ini merupakan salah satu kebanggan Jakarta. Tetapi jika aspal ini menjadi permasalahan besar? Buat apa? Itu benar2 PEMBOROSAN!

4.       Proses perawatannya memang lebih mudah dibanding dengan  beton. Hanya area yang rusak saja yang diperbaiki / ditambal

Kekurangan jalan aspal :

1. Memang tidak tahan terhadap genangan air. Sehingga saluran DRAINASE HARUS BAIK untuk proses pengeringan yang cepat

2.       Jika struktur atau lapisan dibawah aspal itu buruk, sebaiknya harus diperbaiki dulu sebelum mengaspalan kembali

Jika jalan ini ( selintas hanya permukaannya saja, tetapi bisa saja kualitas dibawahnya juga buruk ) sejak pertama kali sudah bermutu buruk, sebenarnya salah siapa?

Untuk orang2 yang awan dalam masalah ini, mungkin hanya bisa menuding kontraktornya saja ( yang notebene kontraktor jalan raya adalah penuh dengan insinyur sipil ). Tetapi tidak hanya kontraktornya saja. 

Hirarkinya adalah dari :

1.       Pemilik proyek
2.       Menunjuk perencana jalan ( baik dari segi struktur dan konstruksi dandari segi biaya / QS )

Mendesain jalan dengan struktur dan konstruksi yang baik, aman dan optimal serta biaya atau cost yang sesuai ( semuanya BUKAN TERMURAH, tetapi OPTIMAL )

3.       Menunjuk kontraktor berkualitas A ( untuk jalan kebanggaan Jakarta )
4.       Menunjuk CM atau pengawas, yang idependen untuk mengawasi kontraktor dan melapporkan kepada pemilik proyek

Ini adalah konsep standard. Dibawahnya sendiri ada para supervisor dan pelaksana harian dimasing2 hirarki, untuk melaksanakan pembangunan jalan tersebut, SESUAI DENGAN GAMBAR DAN SPESIFIKASI MATERIAL yang sudah disepakati dengan semua hirarki. Pemilik proek adalah si pengambil keputusan.

Permasalahan mulai terjadi, ketika biaya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sehingga banyak proyek akan menurunkan biaya dengan cara beragam :

1.       Material di cari yang ’setara’ dengan mutu dan kualitas yang sama. Tetapi apakah mutu dan kualitas akan sama jika harga sangat jauh berbeda? Coba pikiran!

2.       Pelaksana harian dan supervisor dicari dengan kualitas dibawah yang tidak sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan masyarakat

Selain itu jga, banyak oknum2 yang mengambil keuntungan untuk pribadi dengan ‘menukar’ material yang ’seakan2 sama’ dengan material yang berbeda. Sehingga dengan material yang berbeda, seringkali tidak bisa ‘klik’ dengan material yang sharusnya, sehingga akan berakibat salah satu komponen material tersebut bermasalah.

Dalam melaksakana pekerjaan ini pun, kuncinya adalah GAMBAR yang sudah disetujui oleh semuanya. Tetapi sering terjadi bahwa gambar tersebut ‘menghilang’ dan diganti oleh gambar2 ‘aspal’.

Apakah ada yang pernah membayangkan, bahwa untuk membuat jalan klas perkotaan ini harus ditunjang dengan ratusan gambar selebar A0 dan sangat susah untuk dibawa2? Jika kehilangan 1 lembar saja, akan berakbibat fatal. Dan jika 1 lembar saja yang ‘diganti’ ( misalnya diganti dengan desain atau material berbeda ) sering kali si pengawas sendiri ‘blank’ dengan SDM yang terbatas serta terlalu disibukan dengan deadline …..

Jadi? Tidak gampang untuk menelisik sebuah kesalahan seperti kesalahan jalan layang Casablanca ini. Tetapi pada akhirnya, SEMUANYA menjadi bertanggung jawab, karena masing2 mempunyai ‘kesalahan yang sama’.

1.       Terlalu fokus dengan deadline ( pembukaan ), sehingga apapun bisa dilakukannya untuk sebuah kebanggaan dan kepongahan

2.       Kurangnya SDM yang benar2 berkualitas dan yang terpenting kurangnya SDM yang ‘bekerja dengan hati’ demi semuanya

3.       Oknum2 yang hanya ingin memperkaya dirinya sendiri

4.       Dan sebagainya

Dari pada saling tuding, menurutku marilah kita memperbaiki mutu dan kualitas jalan tersebut, sehingga jalan layang Casablanca tersebut benar2 menjadi salah satu kebanggaan kota Jakarta ……

Tags: ,

0 Responses to “Kualitas Jalan Layang Casablanca? ‘Au Ah Gelap’….”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks