Selasa, 28 Januari 2014

“Akibat Banjir, Jalanan Jakarta Seperti di Hutan, ya” Jelek sekali…



By Christie Damayanti


1390901136110231646
www.portalkbr.com

Seperti yang kita tahu bahwa aspal adalah lapisan teratas dari struktur sebuah jalan ( jika memang ingin di lapisi aspal ). Aspal memang sangat nyaman bagi pengendara kendaraan dan mempunyai tinggat cost tersendiri, sehingga aspal merupakan salah satu material yangdiminati oleh kota2 dibandingkan dengan beton.
————————————————————————————————————————————–

Selintas mengenai aspal ( copas dari artikelku :  Kualitas Jalan Layang Casablanca? ‘Au Ah Gelap’…. ):
Sekilas ‘cerita’ tentang penutup jalan yaitu ASPAL :

Disebut Lapisan Permukaan ( Surface Course ), merupakan lapisan yang ersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Fungsinya adalah :

1.       Menahan langung beban roda kendaraan
2.       Menahan gesekan akibat rem kendaraan
3.       Mencegah air hujan yang jatuh diatasnya dan  tidak meresap ke lapisan dibawahnya
4.       Menyebar beban ke lapisan dibawahnya

Kelebihan aspal adalah :

1.       Jalan lebih MULUS, HALUS DAN TIDAK BERGELOMBANG serta nyaman untuk berkendara. Tetapi bagaimana dengan kenyataannya? Aspal hanya sekedar SEREMONI sebuah jalan baru ( jalan layang Casablanca ) kebanggaan Jakarta!

2.       Berwarna hitam adalah untuk mempengaruhi psikoogis pengendara untuk merasa teduh dan nyaman

3. Aspal memang lebih murah dari pada jalan beton. Tetapi jika jalan layang Casablanca ( yang adalah sudah merupakan ‘jalan beton’ ) dan melapisinya lagi dengan aspal, apakah itu menjadi sebuah PEMBOROSAN?

Ok lah jika aspal dibutuhkan untuk sebuah kenyamanan, secara jalan ini merupakan salah satu kebanggan Jakarta. Tetapi jika aspal ini menjadi permasalahan besar? Buat apa? Itu benar2 PEMBOROSAN!

4.       Proses perawatannya memang lebih mudah dibanding dengan  beton. Hanya area yang rusak saja yang diperbaiki / ditambal

Kekurangan jalan aspal :

1. Memang tidak tahan terhadap genangan air. Sehingga saluran DRAINASE HARUS BAIK untuk proses pengeringan yang cepat

2.       Jika struktur atau lapisan dibawah aspal itu buruk, sebaiknya harus diperbaiki dulu sebelum mengaspalan kembali
—————————————————————————————————————————

Jelas terlihat bahwa kekurangan atau negatifnya aspal adalah TIDAK TAHAN TERHADAP GENANGAN AIR. Sehingga jika mau aspal tetap baik, saluran DRAINAGE HARUS BAIK juga, sehingga proses pengeringan aspal tersebut akan menjadi lebih cepat.

Pada kenyataannya, saluran drainage di Jakarta sangatlah buruk, sehingga permukaan jalan2 di Jakarta yang tertutup aspal, ketika terjadi genangan air, akan menjadi ‘grunjalan, berlobang2 , bergelombang dan tidak rata.

Sebenarnya, tahukan tentang keadaan saluran drainage di Jakarta? Bisa disimak :

1.       Seperti yang dilakukan Jokowi ketika sedang masuk kedalam sebuah gorong2. Terpikir adalah sebuah gorong2 besar untuk jalan besar Jakarta. Tetapi ternyata hanya setinggi puluhan cm dengan keadaan yang tidak sesuai dengan yang dibyangkan.

Aku mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar, ukuran gorong2 di Jakarta ukurannya kemungkinan besar tidak sesuai dengan yang seharusnya ( untuk menghemat biaya? ). Besar sebuah gorong2 harus diperhitungkan dengan baik oleh ahli2 air. Pararel dengan ( kemungkinan2 ) Jakarta pasti banjir setiap turun hujan.

2.       Drainage2 lingkungan, lebih banyak ‘ditutupi’ oleh sampah, daun2 kering atau bahkan tertutup oleh beton, tanpa tahu dibawahnya apakah saluran2 air itu bebas sampah atau tidak?

Drainage lingkungan perkampungan Jakarta, lebih parah lagi. Pemukiman kumuh lebih tidak bisa diandalkan untuk menjaga lingkungannya ( bukan berarti aku melecehkan mereka, tetapi untuk warga Jakarta yang ( katanya ) ‘highclass’ saja, masih sembarangan membuang sampah!

3.       Di lingkungan perkantoran, pertokoan / ruko atau jalan2 lingkungan, saluran drainage justru DI TUTUP dengan beton atau apapun, untuk apa? Untuk ‘ruang’ memarkir kendaraannya atau untuk berjualan! Padahal saluran drainage sangat baik DIBIARKAN TERBUKA untuk melihat tidak ada sampah yang bisa menghambat air.

4.       Dan yang paling ekstrim adalah, saluran drainage di Jakarta MENJADI TEMPAT SAMPAH! Ini aku alami ketika aku tinggal di rumahku dulu di Pulo Gebang. Daerah itu sangat bagus, berseberangan dengan Kantor Walikota Jakarta Timur, dengan kualitas terbaik. Tidak ada sungai dan drainagenya baik.

Tetapi lingkungan dibelakangannya adalah perkampungan ‘Madura’, yang kita tahu bahwa mata pencaharian mereka sebagai bisnis pengumpul material2 bekas dan diperbaharui untuk dijual lagi. Dan mereka membuang ’sampah material bekas’ nya langsung ke dalam saluran drainage besar ( gorong2 ), menjadi sebuah tempat yang nyaman untuk tinggal! Sehingga tahun 2007, banjir mengepung Pulo Gebang …..

Karena memang tidak pernah banjir, kami semua beramai2 ke Kantor Walikota Jakarta Timur, untuk mencari sebab2 banjir. Dan terbukalah semuanya, bahwa gorong2 besar disana ( yang jika tidak hujan memang kering dan tertutup rumput alami ) di’bangun’ menjadi ‘tempat tinggal’ mereka! Sehingga, aku mengalir ketempat2 yang memang bisa dialiri, sehingga Pulo Gebang tergenang banjir tinggi ( sekitar pertengahan paha ku ) ……


5. Jika kita memperhatikan jalanan yang dilalui oleh mobil kita, coba lihat. Tiap bukaan saluran di bawah pedestrian, sering tertimbun sampah dan daun2 kering. Dan tidak setiap hari dibersihkan. Akhirnya, sampah2 kering tersebut menjadi ‘kerak’ dan agak susah untuk di bersihkan. Dan petugas kebersihan malas untuk mengeroknya serta sedimen2 sampah kering tersebut akan menumpuk sampai saluran air hanya sekedar ‘SIMBOL PERKOTAAN’ saja …..

Kembali lagi tentang saluran drainage yang merusak aspal. Mungkin banyak orang mengira bahwa kekuatan jalan Jakarta buruk sekali. Pasti ada ang ‘korup’. Biasa! Itu issue2 umum tentang keadaan Jakarta yang memang sudah seperti benang kusut. Sehingga semakin memperburuk citra pemda DKI. Padahal yang sebenar2nya memang ada ( setidaknya ) 2 alasan, mengapa aspal jalanan Jakarta terlihat sangat rapuh dan sering rusak :

1.       Karena memang kualitas aspal nya tidak sesuai denan standrd yang kita inginkan. Dengan beragam alasan, yang tidak tahu mana yang bisa mempertanggung-jawabkan

2.       Karena saluran drainase Jakarta sangatlah buruk, sehingga mempercepat aspal rusak. Dengan hujan sebentar saja, sudah ada genangan2 air di banyak titik, apalagi hujan besar yang sampai mengaibatkan banjir bahkan banjir badang, seperti tahun2 belakangan ini

Jika keadaan ini tidak diperbaiki ( maksudnya, warga kota harus terus beljar tentang kepedulian lingkungan ), sudah banjir Jakarta terus menerus setiap saat hujan datang ( bukan siklus periodik saja, tetapi SETIAP SAAT ), ditambah dengan rusaknya permukaan jalan Jakarta ( aspal ) akibat banjir. Ditambah lagi dengan beribu akibat pasca banjir.

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Jakarta ooooo Jakarta ……

Tags:

0 Responses to ““Akibat Banjir, Jalanan Jakarta Seperti di Hutan, ya” Jelek sekali…”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks