Selasa, 07 Januari 2014

Baru Diresmikan, Jalan Baru Koq ‘Grunjalan’, Ya?



By Christie Damayanti

13890687161687507105
metro.news.viva.co.id

Beberapa hari setelah jalan layang non-tol dari Karet ke Casablanca dibuka….

Aku baru merasakannya sekitar tanggal 4 Januari 2014 hari Sabtu, ketika bolak-balik kami dari rumah di Tebet ke Hotel Le Meredien, tempat adikku menginap untuk sebuah pekerjaan, beberapa hari.

Namanya juga sesuatu yang baru. Seperti biasa, aku sangat excited. Sesuatu yang baru itu bisa menyimpan ‘misteri’. Baik misteri yang baik dan luar biasa, ataupun misteri yang buruk dan mengerikan! Dan itulah yang terjadi, ketika mobilku pertama kali ‘naik’ ke jalan layang itu dari arah Tebet di depan TPU Menteng Pulo.

Namanya saja jalan baru. Masih ‘gamang’ dan seharusnyalah bersih dan nyaman untuk dilalui. Seperti jika di proyek-proyekku ketika baru dibuka, semuanya rapi, mengkilat serta nyaman dan bau wangi-wanginya. Lantainya bersih dan mengkilap. Suasananya masih ‘gamang’, belum banyak toko yang buka. Manajemen akan menservice kita lebih baik, untuk menancapkan konsep ramah, dan seharusnya akan selalu begitu di waktu-waktu yang akan datang.

Begitu juga yang seharusnya terjadi di sebuah jalan baru, yang baru dibuka. Surprise yang aku harapkan adalah surprise yang luar biasa! Kerapihan, kenyamanan bahkan ‘kecantikan’ dari sebuah jalan baru membayang di benakku. Paling ga, aspal hitam yang belum terpakai, membuat mata memandang lebih nyaman. Atau railing pagar jalan yang masih mulus, membayang di pelupuk mataku.
 
Tapi apa yang terjadi?

Begitu roda mobilku meluncur naik ke jalan layang tersebut, langsung aku tahu bahwa pekerjaan ini sama sekali tidak cukup memuaskan!

1.        Aspal yang ada, memang, masih hitam seperti belum dipakai, dan seperti yang seharusnya. Tetapi yang sangat disayangkan adalah workmanship-nya tidak sesuai dengan standard. Pengawasannya sama sekali tidak baik, dan sepertinya pekerja-pekera tersebut hanya sekedarnya dan seenaknya saja mengaspal jalan tersebut. 

Bahkan aku sangat yakin, bahwa lapisan-lapisan jalan di bawah aspal tersebut, juga tidak sesuai dengan spesifikasinya. Dengan jalan yang sepertinya mulus itu, ternyata TIDAK MULUS. Bukan bergelombang, tetapi bergeronjal-geronjalan!

13890687891355625710
1389068830471340941

(dari Arah Tebet) Siapa bilang jalan aspal ini mulus? Sebagian besar, ‘grunjalan’ bahkan ada 1 titik arah ke Karet, gronjalannya cukup berat. Duh, sayang sekali….

1389068991291619179
13890691343573325
(dari Arah Karet)
 
Hehe, aku tidak tahu namanya, tetapi jalan aspal tersebut seperti batu-batuan, di beberapa bahkan di banyak (hampir semua) tempat!

“Koq gini ya? Pengawasannya payah banget!”

Tanya adikku yang sedang bertugas di Jakarta, dari Amerika. Aku hanya tersenyum, “Itulah Indonesia.”
Lalu, bagaimana dengan jalan baru itu, selepas sorotan publik setelah dibuka awat tahun ini? Yakinkah jalan itu masih ’sebagus’ ini 1 tahun kemudian? Atau hanya beberapa bulan bahkan beberapa minggu saja?

2.       ‘Pelayanannya’ pun tidak sesuai dengan yang aku harapkan. Di beberapa titik, workmanship-nya benar-benar mengecewakan, itu yang kasat mata!

a. Cat-cat putih belepotan di aspal. Menandakan pekerja tidak peduli atau sangat terburu-buru.
b. Pemasangan railing pagar masif, tidak rapih, banyak yang ‘maju-mundur’. Bahkan catnya juga asal-asalan.

13890693211749313107

Banyak cat putih yang belum dipersihkan. Seharusnya, sebelum diresmikan dibersihkan terlebih dahulu, bukan?

Konsep sebuah pagar masif, adalah KERAPIAN, seperti konsep bangunan minimalis. Dengan tanpa detail, justru workmanship-nya yang difokuskan. 

Karena kita tidak bisa melihat ke mana-mana sehingga fokus kita berada tepat di railing masif itu. Jika railing itu berlubang-lubang, mata kita masih melihat ‘apa yang ada di baliknya’ sehingga fokus kita tidak tertumpu pada railing berlubang atau berjeruji.

Selebihnya, ketika kita melaju dengan kecepatan yang cukup baik, kita seakan-akan berada di Hongkong atau SenZhen, di daerah permukiman. Jalan layang di tengah-tengah gedung tinggi atau apartemen. Dengan jarak bebas hanya sekitar 10 meter (?). Mengingatkan bahwa ke depannya Jakarta akan memasuki kota yang tingkat kepadatannya seperti Hongkong atau negara-negara lainnya, dan perkantoran serta unit apartemen-apartemennya seperti ‘kandang burung’ kecil sekali.

Bagaimana dengan jalan biasanya di bawahnya?

Setelah ini aku belum melaju di bawahnya. Tapi aku sangat yakin bahwa jalan di bawahnya tetap saja macet! Dengan 3 mall besar (Ambasador, Kuningan City, dan Ciputra World) dan 1 ITC, itu akan menjadi titik sentral kemacetan. Apalagi banyak perkantoran di sekitarnya.

Bolak balik Tebet - Le Meredien membuat aku mengamati dengan jelas, ternyata ada lagi yang bukan dengan kasat mata, penamatan tentang jalan layang non-tol yang baru dibuka tersebut. Next, aku akan tuliskan, setelah hasil pengamatanku ini.

Yang jelas, bahwa sebuah jalan layang baru yang baru dibuka sepanjang jalan Dr. Satrio dan Casablanca ini, dalam keseluruhannya kurang sesuai dengan sebuah konsep dan desain perkotaan, secara kualitas kota metropolitas setingkat Jakarta. Dengan kualitas kontraktor dan pengawasan untuk angunan-angunan sekelas kota (apalagi ) Metropolitan Jakarta, sepertinya harus tetap sangat dipertimbangkan. Sangat lain jika kita mencari kontraktor untuk kota-kota pendukungnya. Karena Jakarta adalah ibu kota negara dan Jakarta pun sudah ‘dilirik’ oleh investor-investor dari banyak negara untuk menanamkan uangnya di sini.

Walau pada kenyataannya, kepuasan nyata di sebagian warga Jakarta, semuanya tetap harus mempertahankan kualitasnya. Karena dalam 40 tahun lebih kehidupanku dan 20 tahun lebih dalam bekerja sebagai arsitek, aku melihat bahwa Indonesia sudah ‘mampu’ untuk membangun sekelas dengan negara-negara besar, tetapi yang disayangkan adalah pengawasannya. Baik sejak awal dalam pengawasan pembangunannya, apalagi maintenance atau pemeliharaannya. Sehingga, dalam banyak kesempatan, masyarakat berkata bahwa,

“Kita ini sudah mampu membangun sekelas kota dunia, tetapi kita kurang dalam pengawasan dan TIDAK BISA memeliharanya”.

Jika dari awal pengawasannya sudah buruk, bagaimana dengan kelanjutannya dan bagaimana juga dengan pemeliharaannya?

Selanjutnya :

Jalan Layang Casablanca [Akan] Hanya Memindahkan Kemacetan …..

Tags: ,

0 Responses to “Baru Diresmikan, Jalan Baru Koq ‘Grunjalan’, Ya?”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks