Senin, 15 Juli 2013

Dua Kali Titik Balik Hidupku, Menjadi 360 Derajat



By Christie Damayanti


13738763101566107420
dailylifeportaits.wordpress.com

Aku mengalami 2 titik balik dalam hidupku. Pertama kali, ketika aku bercerai tahun 2007 dan terakhir Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit sejak tahun 2010.

Seperti yang sudah sering aku tuliskan di Kompasiana ini, tahun 2007 kemarin aku bercerai. Aku memang selalu bekerja sejak lulus kuliah tahun 1992 sampai sekarang, sekitar 20 tahun lebih, dikurangi 4 tahun tidak bekerja ketika Michelle anakku yang kecil bermasalah dengan kesehatannya. Walaupun aku bekerja, sejak tahun 1992 sampai 2007, aku hanya bekerja untuk eksistensi diriku saja, sebagai arsitek dan memenuhi tanggung jawab ku saja, untuk pelayanan bagi Tuhan. Aku bbekerja sebagai arsitek dan sebagai dosen.

Tetapi sejak tahun 2007, aku tidak hanya bekerja sebagai arsitek dalam kapasitasku untuk pelayanan dan eksistensi diriku saja, tetapi aku mengalami titik balik dalam menjalankan tanggung jawab dalam memenuhi hidupku dan anak2ku, ketika mamtan suamiku tidak memenuhi kewajibannya untuk membiayai hidup anak2ku.

Aku bekerja dengan sangat keras, bahkan semakin keras demi sebuah kelayakkan hidup, karena anak2ku mulai tumbuh dewasa serta kebutuhan keluargaku yang semakin tinggi. Dai jam 6.00 pagi aku berangkat untuk ke kampus memenuhi pekerjaanku sebagai seorang dosen sampai jam 9.00, lalu langsung e kantor sampai tengah malam bahkan tidak pulang jika proyekku harus selesai dan deadline terbagi2 tiap periodik sekali.

Sampai ketika sebuah mega proyek dimana aku bekerja selesai dan tanggal 12 Desember 2009 adalah Grand Opening, setelah itu aku langsung cuti bsar 5 minggu untuk beristihat dan bersenang2 dengan keluarga besarku. Sampai aku terserang stroke, dengan kelumpuhan ½ tubuh seblah kanan, sampai sekarang ……

***

Pasti semua Kompasianer sudah mengetahui perjalanan hidupku, sebagai seorang stroke survivor. Pasti juga sebagian besar Kompaianer  sdah tahu bagaimana hidupku sebelum aku mengalami stroke. Aku tidak akan membahas itu. Tetapi aku hanya sedikit membahas tentang nilai2 ‘titik balik’ kehidupanku yang benar2 drastis. 

Dari seorang Christie yang lugu, yang tidak berteman dan hanya memfokuskan hidupku dari dulu sebagai pelajar, mahasiswa, sebagai seorang anak yang sangat patuh kepada orang tua, dan fokus hidupku adalah untuk anak2 dan keluarga, setelah menikah. Dengan bekerja hanya sebagai eksistensi diri tanpa mempunyai kehidupan pribadi dengan teman2ku. Sangat bergantung kepada suami ( bukan secara materi, tetapi secara kenyamanan ).

Sampai menjadi seorang Christie setelah bercerai, menjadi Christie yang ‘melalap bagai singa lapar’, mencari kelayakkan hidup bagi anak2ku. Yang berubah dari Christie yang penurut, introvert serta lemah lembut, menjadi seorang Christie yang gahar, keras, kasar ( menurut banyak orang ) serta reaktif, seperti seekor induk yang menjaga anak2nya, seperti itulah aku! Tidak peduli dengan diri sendiri, terfokus dengan pekerjaan, selain untuk menghilangkan ketidaknyamanan bercerai serta kesedihan, juga aku sangat berusaha untuk terus bekerja demi sebuah hidup layak untuk anak2ku.

Itu titik balikku yang pertama, 180 derajat. Seorang Christie yang sama sekali berbeda dari yang pertama menjadi Christie yang gahar dan keras …..

Lalu, dari 180 derajat Christie yang gahar dan keras, Tuhan membalikkan lagi 180 derajat lagi, menjadi Christie yang berfokus untuk Tuhan,setelah terserang stroke tahun 2010. Ya, sekarang aku bukan lagi sebagai Christie yang gahar dan keras serta kasar sebagai arsitek lapangan, tetapi Christie yang sekarang lebih kepada seseorang  Christie yang tetap teguh memegang keinginan untuk terus mencukupkan kebutuhan hidup anak2ku, tetapi tidak terfokus untuk bekerja keras. Christie yang sekarang, terfokus untuk tetap bekerja keras, tetapi sangat percaya dan mengandalkan pimpinan Tuhan saja, tanpa peduli bahwa aku memang hanya seorng cacat fisik karena stroke …..

Titik balik ku yang kedua ini, menandakan sebuah ‘materai’ Tuhan sudah dijatuhkan atasku, bahwa kepercayaanku serta pengandalan hidupku sekarang ini benar2 bertumbu pada Tuhan. Walau aku dalam keterbatasan secara fisik, tetapi Tuhan memampukan aku untuk tetap berkarya, bahkan berpelayanan bagi nama Tuhan. Berpelayanan disini lebih kepada bekerja untuk Tuhan. Bahwa ternyata Tuhan menginginkan aku melayani Tuhan lewat sesama manusia yang membutuhkan.

Semua aku mulai dengan sahabat2 baruku seperti aku, insan pasca stroke, apalagi yang mengalami depresi, tanpa percaya pada Tuhan bahwa walau kami cacat, Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita semua. Tetapi lama kelamaan, aku meluaskan konsep bekerja pelayananku lewat orang2 disabled, bukan hanya insan pasca stroke. 

Seperti komunitas kami IDCC ( Indonesia Disabled Care Community ) yang terus mengumandangkan konsep2 kerja berpelayanan untuk saling membantu dalam kehidupan masing2 dari kami.

Ditambah lagi, Tuhan memampuan aku tetap melayani Tuhan lewat komunitas IDKita kompasiana yang melayani anak2, remaja dan orang tua dalam peduli ‘Internet Sehat dan Aman’ supaya masa depan generasi2 muda Indonesia lebih terarah, bukan hanya menjadi bangsa yang besar ( tetapi tidak berkualitas karena virus2 internet yang tidak sehat ), tetapi berusaha menciptakan sebuh bangsa yang besar dan berkualitas dengan generasi2 muda yang peduli dengan masa depannya, salah satunya dengan sebuah dunia digital yang menjadi masa depan dunia …..

***

Hidupku sudah berbalik 180 derajat, dan kembali lagi 180 derajat. Sudah 360 derajat, berarti aku sudah berdiri lagi ke arah yang pertama, dengan perubahan2 yang sangat drastis. Jika aku meneropong masa laluku, tidak ada yang harus disesalkan, walau jika banyak orang berkata,

“Mendingan Christie yang duu, yang gahar dan keras, yang normal taanpa cacat! Enakkan Christie yang dulu, yang leah lembut dan mengandalkan suami dalam lingkaran kenyamanan yang aman. Atau lebih baik Christie yang sukses dalam kegarangan seekor singa sebagai identitas yang jelas. Dari pada Christie yang sekarang yang cacat dan dalam keterbatasan ….. “

Heh? Sebagian orang mengatakan demikkian? Ah, tidak salah?

Dengan segala kujuran dalam hatiku, aku menyatakan hal ini, bahwa walau sekarang aku mengalami cacat tubuh karena stroke dan hidupku dalam keterbatasan, tetapi aku sangat berterima kasih pada Tuhan untuk kelayakkan hidupku! Karena aku sudah pernah membuat kesalahan besar dengan mengabaikan printah2 Tuhan untuk selalu mengandalkan Tuhan saja, bukan mengandalkan diriku sendiri. 

Kesombonganku membawaku kembali ke dunia nyata dan kesombonganku menjadikan titik balik kesadaran akan Tuhan yang sangat mengasihiku, bahwa hidupku adalah sebagai pelayan2 Tuhan, untuk melayani orang yang membutuhkanku, walau hanya bisa berarya, menulis, berpikir serta berdoa saja …..

360 derajat hidupku, aku sudah kembali dari pada yang Tuhan ciptakan tentang aku, dengan menjadi seseorang yang berbeda. Dan Tuhan justru memampukan aku menjadi motivator bagi banyak orang, bagi orang2 yang berbeban berat, termasuk beban sakit dan berbagai beban permasalahan hidup, sementara akupun juga berbeban sakit ……

Dan Tuhan membuat aku mampu melakukan semuanya …….

Terima kasih Tuhan! Titik  balik hidupku 2 kali adalah motivasiku untuk lebih melihat masa depanku, dan aku akan terus dan selalu membagikannya lewat kesaksian2ku ……


Tags:

0 Responses to “Dua Kali Titik Balik Hidupku, Menjadi 360 Derajat”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks