Senin, 04 Maret 2013

Kita Tidak Pernah Tahu, Akan Bertemu dengan Siapa dalam Hidup Kita



By Christie Damayanti

13623874161466745774
Dokumen Pribadi

Setelah dari Ragunan bareng Kampretos ( lihat tulisanku tentang Beginilah Dunia ‘Mareka’, Seharusnya… ), kami, aku dan Valentino, langsung menuju Plaza Indonesia ke sebuah cafe langganan kami, untuk bertemu dengan teman baruku yang baru datang dari Negeri Belanda, Arie Zonjee, sekitar jam 4-an. Aku belum mengenal dia. 

Sebenarnya, Arie, seorang ayah dan opa di Belanda berumur 62 tahun, adalah teman sepupuku yang memang mitra pekerjaan darinya. Tetapi ketika Arie bercerita tentang hobinya yaitu mengumpulkan prangko, sepupuku mengenalkannya kepadaku. Jadi, sore itu kami janjian untuk bertemu disana …..

Baru bertemu dan masing2 mengenalkan diri, Arie langsung ingin bertanya2 tentang kegiatan hobi kami. Dimana sebenarnya, dia sangat gusar ketika dia menceritakan tentang prangko2 yang generasi sekarang, mereka sama sekali tidak berkeinginan untuk mengumpulkannya. Sebenarnya, sama saja dengan Indonesia, dan cerita tentang ini, berlanjut dengan cerita tentang masing2 koleksi kami.

Arie Zonjee mengumpulkan prangko sejak jaman SD sampai sekarang. Begitu juga aku. Bedanya adalah, aku sempat tidak aktif setelah lulus SMA sampai sesaat setelah aku sakit, dimana justru sakitku membuka lembaran baru lagi untuk mulai mengurusi hobiku yang tertuda puluhan tahun. Arie mengokleksi postal, bukan hanya prangko, tetapi khusus jaman Hindia Belanda, di Indonesia. 

Tetapi aku justru lebih memilih mengkoleksi prangko2 dan benda2 filateli baru, terutama bertema fauna.

Dari awal ngobrol tentang masing2 koleksi, berlanjut dengan aku mengajak dia datang ke rumahku untuk meneruskan cerita kami masing2. Sorot mataku mulai kagum dengan kefasihan dia berceria tentang negaraku, bukan negaranya. Dan kekagumanku pun berlanjut terus, setelah kami sudah berkumpul di rumahku dan orang tuaku ikut mendengarkan cerita2nya  …..

Hubungan antara koleksi prangko Arie dengan hobinya yang lain adalah dia sedang menulis dan ingin menerbitakn buku tentang sejarah Belanda yang berhubungan dengan pemerintahannya di indonesia. Dan dia benar2 mencari surat2 dari dan ke Indonesia - Belanda. Dia bercerita, betpa mengasikannya jika dia mengamati perjalanan sebuah surat lama, dengan nama dan alamat lengkapnya, pengirimnya, prangkonya, tanggalnya, via air mail atau via ship, dan sebagainya. 

Menurutnya, perjalanan sebuah surat merupakan ‘berita di balik cerita’. Surat tersebut mampu ‘bercerita’ sampai puluhan tahun, bahkan ratusan tahun kemudian. Dan dia justru ingin menerbitkan sebuh buku, dengan ‘cerita’ lewat surat2 seperti itu …..

1362387535273320482
1362387581332836378

Wowowowww ….. Sungguh, mataku bersinar2 ketika dia bisa dan sangat mampu bercerita tentang sejarah semua koleksi postal dan prangko-ku yang aku tunjukkan. Misalnya, tentang cerita prangko jaman Hindia Belanda koleksiku. 

Dia dengan lancar bercerita, yang sungguh, aku baru mendengarnya! Tentang arti secara detai, bagian2 dari prangko tersebut. Tentang sejarah dari masing2 prangko2 tersebut, atau bagaimana dia mendapatkan semua prangko2 jaman itu secara lengkap, sampai dia mengikuti kejuaraan dan pameran prangko dunia di Paris Perancis, tahun lalu!

1362387624582969592
1362387680399829977

Semua koleksiku tentang Indonesia aku pamerkan, dan dia memang beerhenti mengkoleksinya setelah tahun 60-an. Dibawah tahun itu, semua prangko Indonesia dan jaman Hindia Belanda dipunyainya, walau cerita tentang sejarah Indonesia sampai sekarang di bidang filateli, dia sangat mengerti dan mampu menceritakan kepada kami, dan tiba2 aku menjadi mau karena seorang warga negara Belanda sangat tahu persis tentang sejarah Indonesia hingga sekaranng, dan aku hanya terbengong2 mendengarnya ……

Berjam-jam aku mendengarkan cerita tentang sejarah Indonesia dan Belanda, berjam-jam pula aku terus terkagum2. Kupikir, dia hanya tahu tentang sejarah Indonesia Belanda saja, dari dulu sampai sekarang. Tetapi aku salah …..

Ketika aku memamerkan koleksi tentang Lady Diana yang kemungkinan aku akan ikut-sertakan pada pameran selanjutnya, ternyata dia pun sangat fasih menerangkan semua kegiatan Lady Diana dari kecil sampai meninggalnya, dan aku tetap terkalahkan ….. 

Bahwasanya, walau dia tidak mengumpulkan benda2 filateli tentang Lady Diana, pun dia tetapi sangat fasih dan hafal dengan kegiatan keluarga kerajaan Inggris tersebut …… Astagaaaa ……

Kemudian ketika aku memamerkan tentang koleksiku ‘Autograph’ ( lihat tulisanku tentang Bermula dari Sahabat Pena, Aku ‘Berteman’ dengan Para Pembesar Banyak Negara dan Autography: ‘Harta Karun’ dari Sebuah Hobi yang Bisa Mendatangkan Materi ), pun dia tetap sangat fasih bercerita tentang ‘perjalanan’ surat2 tersebut. Tentang ‘hasil buruanku’, dia memang terlihat kagum, tetapi justru aku lebih kagum ketika dia berbicara tentang detail perjalanan surta2 tersebut, sampai detail2nya, seperti arti dan lambang cap-cap pos atau jenis2 prangko yang dipakai dari masing2 surat dari negara2 yang berbeda …… luar biasa!

‘Bintang’ diskusi malam itu benar2 memukau! Mamaku memberikan beberapa buku ber-prangko tentang Soekarno dan dia suka cita menerimanya. Aku memberikan buku-ku ‘Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit’ dengan Sampul Peringatan dan prangko pribadiku untuknya. Dan dia bertambah suka cita, karena walau buku-ku ber-Bahasa Indonesia, dia ternyata mempunyai menantu orang Indonesia, yang mereka mempunyai rumah di Menado. Dan dia ingin tahu tentang kesaksianku karena stroke …..

136238774647553694
1362387834360281197
Aku menandatani buku-ku untuk Arie …..

Kami makan malam bersama dengan suasana keakraban. Kedua orang tuaku, aku, kedua anak ABG ku, Valentino dan Arie Zonjee sendiri. Sambil makan, sambil bercerita, tentu dalam Bahasa Inggris. Dia ternyata tidak malu2 dan mau mencoba semua makanan Indonesia yang kami sediakan, padahal dia baru 2x ke Indonesia. 

Pun yang pertama hanya di Bali dan dihotel beberapa tahun lalu, dan sekarang ke Jakarta untuk selanjutnya ke Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, kemudian kembali lagi ke Jakarta untuk langsung pulang ke Negera Belanda. Dan perjalanan ini, adalah untuk melengkapi data2 serta ‘perjalanan surat jaman Hindia Belanda’, untuk bukunya …..

1362387921474807264
Tamu2 istimewa  kami semalam, yang luar biasa!

Mamaku memamerkan lukisan2 beliau di studio kami, dan Arie sangat antusias dengan lukisan2 mamaku, apalagi ketika mamaku menunjukkan lukisan2 prangko-nya, yang sempat beberapa kali dipamerkan bersama2 dengan ku, salah satunya di pameran internasional di JCC tahun 2012 serta di Bandung, juga tahun 2012 ( lihat tulisanku Menjelang ‘World Stamps Championship 2012′ : Koleksiku dalam Filateli Kreatif dan ‘Hari Pos Sedunia’, 9 Oktober 2012 : Peranan ICT dalam Perfilatelian ).

1362387980334793594
13623880311753081006
1362388088911593542
136238819054422397

Jam 10 malam, Valentino menelpon taksi dan akan mengantarkan Arie ke hotelnya di Jakarta Kota, sebelum Valentino pulang ke rumahnya sendiri. Dan pertemuan semalam adalah sebuah pertemuan antara 2 negara dalam persahabatan. Bahwa prangko dan benda2 filateli mampu menembus alam dan waktu serta ’social border’ dari 2 negara yang berlainan latar belakang, serta 1 negara pernah menjajah negara lain, dan sekarang saing menghormati …..

Dan ketika aku bercerita dengannya bahwa kemungkinan besar kami akan berwisata ke daratan Eropa Barat termasuk ke Negeri Belanda, serta merta Arie menerima dan mengajak kami bisa bersenang2 isana. Dan kemungkinan besar juga, Arie akan mem-fasilitasi aku untuk berbicara kepada anak2 dan remaja di Amsterdam untuk mulai menanamkan kecintaan pada salah satu warisan budaya masing2 bangsa, yaitu prangko …..

*Mimpiku bertambah lagi, terus - terus dan terus …..*

Waawww ….. keren sekali! Ketika aku menunjukkan kegiatanku tentang hobi ku ini di Kompasiana dan di Youtube ( pameran2 seerta wawancaraku di radio serta di TV tentang filateli ), dan Arie sangat tertarik dengannya, seketika juga dia menawarkan sebuah presentasi, yang bisa aku lakukan di Amsterdam! 

Dan jika itu terjadi, aku akan bisa membawa nama Indonesia disana, lewat sebuah hobi klasik dan aku akan melakukan yang terbaikuntuk anak2 dan remaja disana, sebaik yang aku sudah mulai lakukan di sini lewat pelayananku dengan sering menilus dan berpameran serta kegiatan2 ku yang lain untuk filateli indonesia …..

“You never know whome will you meet in your life”, itu kata sepupuku ketika malamnya aku ber-bbm dengannya. 

Dan aku menambhakan, “Jika kita mau membuka diri, seseorang akan memberikan kita kesempatan lebih baik dalam hidup kita”. 

Dan sebelum itu, sama sekali aku tidak menyangka bahwa ada sebuah tawaran yang sangat membanggakan jika memang aku mampu ‘berbicara’ di Amsterdam, walau aku masih dalam keterbatasan. Dan sekarang pintu pun lebih lebar terbuka, dan Tuhan ada di depanku dengan Tiang Awan NYA …..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar