Jumat, 13 April 2012

‘Mama Gaul’ Sebagai Sahabat Remaja





By Christie Damayanti
1334306534639164082
inkingrey.com

Hehehe, mungkin anak2ku agak lebay, ketika sebelum aku sakit, mereka mengatakan aku adalah ‘mama gaul’ bagi mereka. Tetapi yang aku inginkan adalah, selain aku memang suka ‘haha hihi’ atau berteman dengan siapapun, aku ingin ‘masuk’ di dunia anak2ku, bukan sebagai orang tua yang ditakuti, tetapi sebagai sahabat dimana mereka bisa curhat segala macam denganku …..

Lebay ga? Ga peduli aaahhh, kan kecintaanku pada anak2ku menjadikan aku seperti ini …..

Aku di besarkan di keluarga yang sangat disiplin serta takut akan Tuhan. Eyang kakungku dari papa adalah Pendeta di Yogyakarta ( lihat tulisanku Sedikit Sisa Kenangan Tentang Eyang Probo ….. Aah, Aku Sangat Merindukannya ). Dan orang tuaku mendidik aku dan adik2ku dengan semi militer, sehingga aku hidup dengan tidak mempunyi orang tua sebagai ’sahabat’, walaupun aku dan adik2ku bisa menjalaninya sampai sekarang serta kami menjadi berterima kasih sekali kepada orang tuaku untuk hasil didikannya …..

Tetapi itu dulu, jaman tahun 1970-an awal sampai 1995-an , sebelum aku menikah. Dan jaman sekarang, sepertinya aku tidak bisa melakukan seperti orang tuaku mendidik aku. Anak2 jaman sekarang memang lain, seperti yang aku banyk tuliskan tentang itu ( lihat tulisanku  ‘Generasi Gadget’ : Sanggupkah Kita Mengikutinya ? ).Jadi, sepertinya aku harus ‘mengikuti’ mereka, juga berusaha untuk ‘mengawasi’ mereka …..

Ketika anak2ku masih kecil ( umur2 SD ), aku ful time mengawasiku tanpa aku ikut ‘gaul’ dengan mereka. Aku adalah ibu bekerja, dan anak2ku sewaktu SD, aku titipkan di rumah orang tuaku ketika pulang sekolah ( sekolahnya dekat sekali dengan rumah orng tuaku ), dan pulang kerja aku menjemput mereka untuk pulang kerumah. Mereka tidak bandel dan nurut dengan orang tuaku. Syukurlah …..

Tetapi begitu mereka beranjak remaja ( ABG ), aku benar2 pusing tujuh keliling, karena mereka lebih ‘pintar’ dari aku dan orang tuaku! Ya, mereka bisa membuat kami kelabakan ketika kami ‘menyita’ gadgetnya dan mereka membuka internet di warnet, sebelah tempat les nya. Dan bila demikian, aku akan kehilangan mereka kalau mereka terjerumus ke dalam dunia anak2 ABG galau!

Yang aku pikirkan adalah, aku harus ‘masuk’ kedalam hidup anak2ku untuk menemukan sesuatu, apa yang hendak merekalakukan, dan apa yang mereka cari dalam hidup remaja mereka! Dan setelah aku cerai tahu 2007 dan aku tinggal di rumah orang tuaku lagi, aku benar2 memantabkan hidupku hanya untuk keda anakku saja! Bahwa, hidupku terfokus untuk hidup anak2ku, sehingga aku mati2an mencari ’slah’ untuk hidp di dunia remaja, sebagai sahabat anak2ku …..

Ketika aku mendaftar di FB, anak2ku mengangap aku mulai ‘gaul’. Mereka juga mengajarkan aku banyak hal, dan aku sepertinya ‘diterima’ sebagai sahabat mereka. Di saat2 aku tidak terlalu sibuk, aku selalu menyempatkan diri untuk bercanda dengan mereka, main sepeda di taman, main vigorboad atau main otopet. Lalu jalan2 di mall dan makan bersama. Tidurpun, kami selalu bertiga. Rumah orang tuanku lumayan besar, dan kamarku sewaktu aku belum menikah, memang besar, sehingga kami bisa melakukan apapun ( nonton, musik, bekerja ), sambil bercanda atau bermain.

Sedikit demi sedikit, mereka mulai percaya dengan aku, untuk dijadikan ‘kegalauan’nya jika mereka menghadapi masalah. Memang tidak gampang, karena itu sudah bertahun2 aku jalankan. Pernah di suatu waktu, Dennis anakku yang besar, sanghat tertutup. ‘Pertemanan’ku di FB, di delete olehnya. Aku kebingungan. Mengapa? Sehingga aku minta tolong Valentino untuk tetap mengecek keberadaannya. Ya, Dennis waktu itu sedang dilanda asmara, dan aku sempat menasehatinya untuk jangan terlalu focus. Sehingga sepertinya Dennis tidak suka dan ‘pertemanan’ku dengannya di FB, di delete ….

Tetapi itu hanya beberapa saat. Selebihnya, mereka adalah anak2ku yng baik ……

Ketika aku sebagai orang tua, diminta menghadiri rapat orang tua murid, anak2ku dengan bangga memperkenalkan aku sebagai mamanya. Mereka tidak malu dengan aku yang sendiri, tanpa papanya, padahal, hampir semua temannya datang dengan kedua orang tuanya. Aku, yang memang selalu berdandan ‘ala’ preman proyek ( hehehe ), celana jins, ( paling tidak ) hem rapi serta sepatu pantofel atau sepatu kets hitam pria, dan asesoris ‘ala’ gaul, membuat kami selalu diperhatikan, secara orang tua yang lain berdandan ‘ala’ orang tua, tetapi aku tidak seperti orang tua. Tetapi, aku cuek saja! Pyn anak2ku tidak malu dengan keberadaanku, sehingga aku tetap penuh percaya diri, sebagai orang tua tunggal yang ‘gaul’ ……

13343066441525096015
13343066991293780976

Aku dan anak2ku di Ragunan, main sepeda ….. Aku harus ‘berdandan’ ala mereka, dan tetap ‘masuk’ di dunia mereka. Jangan hanya duduk saja, tetapi bermainlah bersama mereka …..

Setelah aku sakit, aku memag tdak seperti dulu lagi secara aku masih susah untuk bergerak. Tidak bisa menyetir dengan anak2ku lagi, tidak bisa naik sepeda dengan mereka, tidak juga bisa berjalan2 ditaman. Tetapi, mereka tetap dengan bangganya mengatakan bahwa aku adalah ‘mama gaul’. Ketika kami sedang berjalan2 di mall, dan mereka bertemu dengan teman2nya, aku bisa ‘masuk’ ke tengah2 mereka. Aku bercerita tentang FB, aku bercerita tentang hobi mereka, dan mereka justru meminta ‘pertemanan’ denga aku di FB ….. wahhh ….. dan mereka juga aktif melihat kegiatanku di FB serta memberikan komentar2 khas remaja …..

13343068941561232697
1334306950777934966

Aku dan anak2ku di Taman Menteng ….. main otopet dan vigorboard dengan mereka …..

13343071871221857648
1334307268863508987

Walau aku sakit dan cacat, aku tetap berdandan ‘ala’ preman proyek. Aku juga tetap ‘bergaul’ ala remaja, dengan cerita2 khas mereka. Dulu, jika kami bertiga jalan2 ku mall, aku bisa memeluk  tangan Dennis, dan justru suatu saat ada temanku yang tidak tahu bahwa Dennis adalah anakku, sehingga aku di’gosip’kan sebagai ’simpanan brondong’ …… astagaaaaa ……

Lain lagi ketika sekarang aku di kursi roda ( setelah sakit, aku selalu di kursi roda kalau berjalan2 di mall, karena aku belum bisa berjalan terlalu jauh dan terlalu lama ). Mereka bergantian mendorong kursi rodaku, tanpa malu, bercanda selama berjalan2, bahkan banyak orang di sekeliling kami selalu tertarik dengan kebersamaan kami ….. mereka sering meledekku, tetapi aku selalu tertawa sampai ngakak, sehingga orang lain memperhatikan kami …..

Jadi, mengapa kita tidak mau ‘masuk’ dalam hidup remaja, dan menjadi ’sahabat’ mereka, jika dengan begitu, kebersamaan kita dengan anak2 kita menjadi luar biasa?

*Dennis, Michelle, mama sayang sekali kepada kalian, dan mama ingin menjadikan kalian sebagai anak2 bangsa yang tangguh dan takut akan Tuhan* …..

Salamku …..



Tags: ,

0 Responses to “‘Mama Gaul’ Sebagai Sahabat Remaja”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks