Kamis, 12 April 2012
Ketika Stroke Mengakibatkan ‘Cacat’
Kamis, 12 April 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebenarnya, cacat apa saja yang bisa terjadi karena terserang stroke, seperti aku? Seperti di tulisan2ku sebelumnya, bahwa stroke memang sangat mengerikan. Meski stroke adalah ‘penyakit otak’ ( yang diserang adalah otak dan pembuluh darah otak ), tetapi dapat mempengaruhi seluruh anggota tubuh, karena otak adalah pusat syaraf tubuh kita.
Beberapa cacat yang merupakan ‘hasil’ dari stroke, adalah kelumpuhan ( lihat tulisanku Buatku, ‘Kesemutan Kronis’-ku Identik dengan Kelumpuhanku ), defisit kognitif ( kerangka berpikir lumpuh atau berkurang, lihat tulisanku Bagaimana Aku Mengatasi ‘Kesulitan Berpikir (Kognitif)’ Sebagai Penderita Pasca Stroke? ), afasia ( lihat tulisanku Gangguan Kontrol Bahasa (’Afasia’): Salah Satu Akibat dari Stroke ), masalah emosional ( lihat tulisanku Mengatasi Masalah Emosional Bagi ‘Pasca Stroke’, Seperti Aku ) masalah kegiatan sehari2 serta tubuh terasa selalu nyeri, termasuk kesetimbangan dan vestibuler ( lihat tulisanku‘Kesetimbangan’ku Membuat Aku Serasa Berada di Atas Kapal dalam Badai, Setiap Saat ….. ), serta depresi ( lihat tulisanku Jika ‘Depresi’ Mengikuti Penderita Pasca Stroke ).
Kelumpuhan :
Adalah sebuah cacat umum yang dihasilkan dari terserang stroke. Biasanya, kelumpuhan dari 1 sisi tubuh, seperti aku, kelumpuhan di sisi kanan tubuhku ( hemiplegia ). Cacat akibat stroke-ku adalah benar2 cacat separuh tubuhku, tetapi tidak melemahkan fungsi panca indraku ( Puji Tuhan ). Ada penderita stroke, hanya melemahkan wajah sehingga mulutnya ‘merot’, atau hanya tangan dan kakinya yang lumpuh, tidak seluruh badan.
Seseorang yang menderita stroke bagian otak kirinya ( seperti aku ), akan menampilkan sisi kanan kelumpuhannya, atau sebaliknya, sehingga orang tersebut ( aku ) memiliki masalah dengan yang paling sederhana dari kegiatan sehari2, seperti berjalan, berpakaian, makan atau menggunakan toilet. Beberapa kasus, juga mengalami kesulitan makan dan menelan ( seperti aku juga ), disebut disfagia.
Defisit kognitif :
Stroke dapat menyebabkan masalah dengan pikiran, kesadaran, perhatian, pembelajaran, penilaian serta ingatan ( memori ). Jika penderita stroke mengalami masalah kognitif yang parah, dikatakan memiliki ‘apraxia’ atau ‘kelalaian’, dalam konteks bahwa si penderita tidak tahu tentng apa yang terjadi dalam tubuhnya, tetapi dia sama sekali tidak menyadarinya, sehingga si penderita sering merasa bingung karena lingkungannya yang tahu tentang ‘kelalaiannya’, tetapi karena si penderita otaknya memang sudah cacat, tetap saja dia tidak menyadarinya ( apakah seperti ini, aku? ).
Mental si penderita menjadi sangat labil untuk bisa mengikuti ‘arus’ hidup orang2 yang sehat. Mereka membutuhkan dukungan dari lingkungannya.
Kesulitan berbahasa ( afasia ) :
Si penderita sering mengalami kesulitan untuk mengerti dan memahami bentuk bahasa, termasuk bahasa menulis. Dan masalah bahasa, biasanya di derita oleh penderita stroke kaena otak kirinya mengalami kerusakan pada area ‘Broca’, bagian otak nomor 45 dari ‘Brodmann Area’ ( lihat tulisanku ‘Brodmann Area’: Mengapa Panderita Stroke dan Metode Terapinya Bisa Berlainan? ).
Masalah emosional :
Masalah yang paling banyak terdapat pada penderita stroke adalah masalah emosional, mulai dari stress sampai dengan depresi. Mereka mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosi mereka ( termasuk aku ) atau juga untuk mengekspresikan emosi, tidak tepat dalam situasi tertentu. Dan salah satu cacat umum yang terjadi pada penderita stroke adalah depresi.
Bagi penderita stroke, depresi mungkin lebih dari satu kesedihsn umum yang terjadi, sehingga masalah ini dapat menghampat pemulihat dan rehabilitasi, serta juga bisa menyebabkan si penderita bunuh diri. Penderita stroke yang mengalami depresi, bisa di pulihkan, bukan hanya karena rehabilitasi serta dukungan seluruh keluarga yang mencintainya, juga bisa dengan diobati dengan obt andidepresan, walau untuk obat2an lebih baik dihindarkan saja …..
Tubuh nyeri :
Untukku, nyeri ditubuhkan karena stroke, hanya kesetimbangan ( vestibuler ) ku saja, sehingga aku selalu ‘melayang’ dan tetap seperti berada di atas kapal dalam badai, walau hanya duduk biasa di kursiku ….. seperti ‘dakocan’ ….. Juga tentang mati rasa atau kesemutan, yang selalu ada di tubuh kananku. Kesemutanku sbenarnya tidak sakit, tetapi mempengaruhi sensorik tubuhku, sehingga memang aku sering tidak nyaman ….
Memang, beberapa kasus penderita stroke, mereka mengalami mati rasa yang sangat mengganggu, atau sensasi ‘aneh’ setelah stroke. Sensasi ini mungkin disebabkan oleh banyak factor, termasuk kerusakan pada daerah sensorik pada otak, persendian kaku ( makanya, harus sering difasilitasi dengan dirangsang dan di terapi ) atau anggota tubuh yang lain, anggota tubuh yang cacat.
Dari referensi yang aku baca dan dari hasil jawaban tentang ‘nyeri tubuh’ akibat stroke dari buku serta terapistku, mengatakan bahwa ada sebuah tipe yang jarang dari rasa sakit akibat stroke, dimana pusat nyeri itu bersifat memusat dari otak, atau disebut ’sindrom nyeri sentral’, dan berada di otak pertengahan si penderita ( thalamus ). Rasa sakit itu adalah campurandari sensasi, termasuk rasa panas dan dingin, terbakar, kesemutan, mati rasa, nyeri yang tajam dan menusuk, lebih2 pada tangan dan kaki. Biasanya, ketika si penderita berada di suhu dingin.
Syukurlah, ak tidak berada di bagian ’sakit dan nyeri tubuh’, tetapi aku memang mengalami kesemutan yang berat, dari mulai awal2 stroke sampai sekarang, sehingga aku harus tetap bertumpu jika berjalan karena kesemutan yang berat dan membuat tubuhku limbung …..
Cacat karena stroke memang bukan hanya cacat fisik, seperti kelumpuhan, tetapi justru cacat psikis dan cacat otaklah yang lebih membuat si penderita down dan depresi, seakan2 mereka tidak bia berguna lagi. Cacat fisik, seperti mereka yang cacat fisik bukan karena stroke, sering masih membuat mereka lebih bisa mengerti, tetapi tentang cacat psikis, memang agak susah untuk bisa dimengerti, bukan hanya orang2 di sekelilingku, tetapi juga aku, sebagai penderita pasca stroke …..
Cacat karena stroke, kadang2 merupakan awal dari kehidupan sebagai penderita pasca stroke, seperti aku. Dengan cacat ini, aku dituntut untuk bisa beradaptasi bagi kehidupan selanjutnya. Jika aku tidak bisa beradaptasi, maka aku akan ‘kalah’ dalam ‘kompetisi’ kehidupan. Sebaliknya, jika aku bisa beradaptasi dengan cacat-ku, aku akan berhasil untuk terus menuju masa dengan, sekalipun cacat-ku tetap membayangiku …..
Tetap semangat! Aku saja, yang memang ‘cacat’ karena stroke ( walau hanya sementara ) tetap bersemangat menjalani kehidupan ini, mengapa yang lain tidak bisa ???
Salamku …..
*just ordinary disabled woman because of stroke*
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Ketika Stroke Mengakibatkan ‘Cacat’”
Posting Komentar